70 Adegan Prarekonstruksi Kasus Mahasiswa Uki, Ada Momen Korban Mau Dipukul

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Polres Metro Jakarta Timur telah menggelar prarekonstruksi kasus tewasnya mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), Kenzha Walewangko (22). Total ada 70 segmen nan diperagakan oleh saksi.

"Bapak Ibu sudah memandang sendiri prarekonstruksi nan dilakukan sebanyak 50 (adegan). Kalau penomorannya 50, tapi ada A, B, C. Jadi, jika kami tadi hitung lebih dari 50, sekitar 70-an segmen nan mengenai dengan kasus ini," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly di area kampus UKI, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (26/3/2025).

Dalam salah satu adegan, ada momen saksi berinisial T hendak memukul korban. Akan tetapi, perihal ini dihalangi oleh satpam

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang dia mau pukul, tapi dihalangi oleh satpam pada saat itu dan dia peragakan seperti tadi," kata Nicolas.

Nicolas mengatakan segmen prarekonstruksi tersebut sudah sesuai dengan keterangan saksi pada saat di-BAP.

"Waktu dia keterangan di depan penyelidik seperti itu. Sama, dia memperagakan dengan keterangan ke kita sama. Tidak ada bedanya itu, dia punya keterangan itu," katanya.

Meski demikian, lanjutnya, pihaknya belum bisa memastikan apakah korban tewas dikeroyok.

"Itu nan belum ada membikin kepercayaan kita penyelidik. Belum ada sampai saat ini," imbuhnya.


Tunggu Hasil Autopsi

Nicolas menegaskan pihaknya transparan dan tidak menutup-nutupi kasus tersebut. Ia menekankan pihaknya saat ini tetap mengumpulkan info dan kebenaran untuk membikin terang perkara tersebut.

"Saya sampaikan, kita polisi tidak berbincang tentang asumsi. Kita berbincang dengan info dan kebenaran nan kita kumpulkan," katanya.

Nicolas saat ini pihaknya baru menerima secara lisan hasil laboratorium forensik (labfor). Hasil labfor tersebut kemudian diserahkan ke bagian autopsi nan bakal menentukan penyebab kematian korban.

"Autopsi itu sekali lagi untuk menentukan penyebab kematian. Agak lama dalam soal ini, kenapa? Karena pemeriksaan laboratorium prinsipnya nan lama," kata dia.

Pemeriksaan labfor tersebut mencakup antara lain, pemeriksaan digital forensik mengenai CCTV, pemeriksaan jaringan dan hispatologi, DNA, dan toksikologi.

"Itu nan menyebabkan hasilnya agak lama. Bukan kita tidak alias mengulur-ulur waktu dalam pengungkapan kasus ini, tapi proses scientific crime investigation itulah nan kita pegang teguh. Jadi jangan kita, ada-ada pun jika mahasiswa mau unjuk rasa ke kita, kita terima," tuturnya.

(mea/mea)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini