Ace Hasan Bicara Peningkatan Kualitas Sdm Kunci Indonesia Emas

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Tubagus Ace Hasan Syadzily mengatakan pentingnya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Hal itu dibutuhkan agar bisa mewujudkan Indonesia Emas di 2045.

Hal itu diungkapkan olehnya ketika membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II Mathla'ul Anwar dan Rakernas Muslimat Mathla'ul Anwar di Kota Bandar Lampung, Sabtu (21/12/2024). Hadir Ketua Umum Pengurus Besar Mathla'ul Anwar KH Embay Mulya Syarief dan jajaran, Penjabat (Pj) Gubernur Lampung Samsudin nan diwakili Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Hukum Ganjar Kationo, ulama, cendekiawan, dan pemimpin organisasi Mathla'ul Anwar.

"Bagi saya sangat heran, jika ada penduduk Mathla'ul Anwar mempertanyakan tentang sistem pemerintahan NKRI kita. Masih mempunyai keraguan terhadap nation state nan semestinya kita jaga bersama. Bahkan apa nan dilakukan Mathla'ul Anwar pasti sejalan dengan cita-cita kebangsaan," kata Ace dalam keterangan tertulis, Minggu (22/12/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan Mathla'ul Anwar merupakan bagian dari perjalanan hidup. Sebab, Mathla'ul Anwar mempunyai sejarah krusial bukan saja di Banten tapi seluruh Indonesia. Mathla'ul Anwar merupakan organisasi Islam tertua di Indonesia. Maka, artinya pendiri Indonesia, salah satunya adalah dari Mathla'ul Anwar.

"Karena itu, tanggung jawab sejarah bagi seluruh penduduk Mathla'ul Anwar untuk menjadikan Indonesia negara kuat. Karena kelahiran Indonesia juga lantaran kontribusi para ustadz nan tergabung dalam Mathla'ul Anwar," jelasnya.

Dia mengatakan cita-cita kebangsaan Indonesia termaktub dalam pembukaan UUD 45 ialah melindungi segenap rakyat Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dan ikut terlibat dalam perdamaian dunia.

"Saya kira, itu juga menjadi cita-cita nan dibangun oleh Mathla'ul Anwar," ujar Kang Ace.

Menurutnya, sangat relevan jika Rakernas II Mathla'ul Anwar mengusung tema 'Sinergi Mathla'ul Anwar dengan Pemerintah dalam Mewujudkan Asta Cita Menuju Indonesia Emas 2045'. Serta Program Asta Cita sejalan dengan 9 prinsip Mathla'ul Anwar.

Keselarasan ini menjadi fondasi kuat dalam membangun bangsa. Oleh lantaran itu, tanggungjawab seluruh komponen bangsa mendukung program Asta Cita alias delapan cita-cita nan mau dibangun Presiden Prabowo Subianto.

"Secara garis besar, ada empat nan mau dibangun oleh Presiden Prabowo. Pertama, Indonesia sebagai bangsa kudu mandiri. Membangun kemandirian bangsa, terutama dalam dua hal, yaitu, di bagian pangan dan energi," tuturnya.

Dia mengatakan bangsa Indonesia dianugerahi oleh Allah SWT dengan kekayaan alam luar biasa. Dalam sejarah perjalanan bangsa, Indonesia selalu menjadi tempat persinggahan bagi masyarakat dunia. Sebab di negeri ini terdapat beragam sumber daya alam nan tidak dimiliki negara lain.

"Tentu ini merupakan satu kelebihan, kemewahan nan dimiliki bangsa kita. Tapi di sisi lain, kekayaan sumber daya alam bisa menimbulkan bentrok dan dibuat bentrok oleh pihak-pihak berkepentingan terhadap negara kita," sebut Ace nan juga Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar dan Ketua DPD Partai Golkar Jabar tersebut.

Dia mengatakan, ketika bangsa Eropa menemukan teknologi pelayaran, maka mereka datang ke Maluku dan Banten. Sebab di Indonesia terdapat beragam sumber daya alam nan bisa dimanfaatkan untuk survive mereka. Sampai hari ini, Indonesia menjadi negara nan mempunyai sumber daya alam luar biasa.

"Apakah potensi sumber daya alam ini sudah dimanfaatkan secara maksimal untuk kesejahteraan rakyat? Tentu jawabannya dikembali ke kita sendiri. Nyatanya sampai hari ini, beragam kebutuhan dasar kita, row material kita banyak diekspor dan ketika kembali ke negara kita telah berubah menjadi komoditas nan berbobot tinggi. Kita kudu membelinya dengan nilai mahal," ungkapnya.

Peran dan kontribusi Mathla'ul Anwar, tutur dia, diharapkan terus mendorong upaya peningkatan SDM. Konsistensi Mathla'ul Anwar untuk terus bergerak di bumi pendidikan dan dakwah, sesuatu nan positif bagi upaya Indonesia terus memantapkan nilai-nilai kebangsaan.

"Saya berambisi Lemhannas RI dan Mathla'ul Anwar terus bersinergi. Lemhannas RI mempunyai tiga fungsi. Setiap tahun Lemhannas mencetak calon-calon jenderal TNI-Polri. Pejabat dan tokoh masyarakat sipil termasuk dari Mathla'ul Anwar juga bisa mengikuti pendidikan di Lemhannas," tuturnya.

Fungsi kedua, Lemhannas menjadi think tank presiden. Lemhannas memberikan masukan bagi presiden mengenai arah kebijakan nan bakal diambil pemerintah. Karena itu, di Mathla'ul Anwar banyak mempunyai intelektual nan kelak bakal dimintai masukan konstruktif bagi kebijakan pemerintah.

"Ketiga, tugas Lemhannas RI adalah memantapkan nilai-nilai kebangsaan. Terus terang saja, pasca reformasi, pendidikan karakter, Pancasila, dan konstitusi, tidak seperti era Orde Baru, seperti P4. Terlepas dari kekurangannya, tetapi ada standar dalam proses pendidikan kebangsaan. Kalau sekarang, tidak ada," tutupnya.

(akd/ega)