ARTICLE AD BOX
Jakarta, librosfullgratis.com - Efek gempa megathrust disebut sudah dirasakan oleh para pelaku wisata. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) lantas memberikan saran bagi para pelaku wisata untuk menghadapi ini.
Namun, beluk diketahui pasti kapan terjadinya megathrust. BMKG sudah menyatakan pula bahwa gempat itu tidak dapat ditebak alias diprediksi kapan dan seberapa besar gempanya. Tetapi, kita dapat bersiaga melalui mitigasi bencana.
"Saya mau membagi upaya-upaya mitigasi ini. nan pertama, gimana menyiapkan assessment. Ini artinya adalah area wisata dan para pengelola, dalam perihal ini hotel, ataupun pengelola wisata lainnya itu bisa memahami potensi ancaman nan bisa saja melanda wilayahnya," kata Suci Dewi Anugerah, kepala Bidang Mitigasi Tsunami Samudra Hindia dan Pacific, BMKG dalam The Weekly Brief With Sandi Uno, dikutip Sabtu (21/12/2024).
Setelah mengetahui megathrust dan akibat bahayanya, dia mengatakan masyarakat juga kudu bisa mengidentifikasi gimana tindakan evakuasi.
"Berapa kira-kira perkiraan jumlah visitor nan bakal datang hingga gimana rencana evakuasinya. Dan lanjut ke aspek gimana membangun kesiap-siagaan. Hotel-hotel coba dicek lagi apakah rambu-rambu evakuasi, jalur pemindahan sudah disiapkan dengan baik?" pungkas Suci.
Ia mengingatkan hotel untuk lebih memperjelas papan petunjuk pemindahan serta jalur evakuasi. Para pemilik upaya hotel juga perlu mengetahui gimana kerja dari pintu darurat mereka, dan menyiapkan sirine evakuasi.
"Mitigasi selanjutnya adalah menyiapkan info kesiapsiagaan. Dibuat materi-materi edukasi, misalnya dibuat poster-poster lampau tempelkan pada papan info hotel," kata Suci.
Ia menyorot tetap banyak hotel nan sering menjadi tempat pertemuan, tidak memberikan safety briefing kepada para pengunjungnya. Padahal, safety briefing merupakan prosedur standar dalam keselamatan evakuasi.
"Hotel nan berada di wilayah rawan gempa bumi dan tsunami ini kudu melakukan safety briefing sebelum pertemuan, sehingga tamu memahami andaikan dalam kondisi darurat mereka tahu kudu melakukan apa. Juga upayakan pegawai hotel terlatih dan sering mengikuti sosialisasi dan simulasi rutin," tegas Suci.
Ia juga kembali menegaskan bahwa gempa megathrust bukanlah sekadar isu, melainkan kebenaran dan memang sudah pernah terjadi di Indonesia.
"Tidak hanya berasas kajian, tetapi faktanya memang itu pernah terjadi. Jangan lupa tsunami Aceh 2004 nan kekuatannya lebih dari 9 magnitudo, jangan lupa juga tsunami Mentawai nan kekuatannya 7,9 tetapi membangkitkan tsunami nan sangat besar. Tsunami Pangandaran 2006 ataupun tsunami Nias di 2005 itu adalah gempa tsunami nan dibangkitkan oleh gempa bumi di wilayah megathrust. Jadi ini semua adalah kebenaran nan tidak bisa kita elakkan," imbuh Suci.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Waspada Cuaca Ekstrem di Akhir Tahun 2024!
Next Article Video: Waspada Gempa Megathrust Picu Tsunami Ancam Jawa