As Cabut Imbalan 10 Juta Usd Terkait Penangkapan Penguasa Baru Suriah

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Pemerintah Amerika Serikat (AS) membikin kebijakan anyar mengenai pemimpin baru Suriah, Ahmed al-Sharaa, usai sukses menggulingkan rezim Bashar al-Assad. AS memutuskan mencabut hadiah $10 juta nan pernah dijanjikan bagi nan bisa menangkap Ahmed al-Sharaa.

Ahmed al-Sharaa diketahui merupakan pemimpin dari golongan Hayat Tahrir al-Sham (HTS). Di tahun 2018 AS telah menetapkan organisasi ini sebagai golongan teroris usai berkawan dengan Al-Qaeda.

"Berdasarkan obrolan kami, saya mengatakan kepadanya bahwa kami tidak bakal mengejar tawaran penghargaan Rewards for Justice nan telah bertindak selama beberapa tahun," kata Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Timur Tengah, Barbara Leaf, kepada wartawan, dilansir Al Jazeera, Minggu (22/12/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya juga mengkomunikasikan pentingnya inklusi dan konsultasi luas selama masa transisi ini," katanya.

Keputusan itu diambil usai delegasi AS berjamu ke Suriah untuk berjumpa dengan rezim baru pada Jumat (20/12) waktu setempat. Leaf mengatakan AS mencabut hadiah bingkisan bagi penangkapan al-Sharaa setelah menerima pesan positif dan mendapatkan kepastian golongan HTS tidak bakal menimbulkan ancaman.

"Kami sepenuhnya mendukung proses politik nan dipimpin dan dimiliki oleh Suriah nan menghasilkan pemerintahan inklusif dan representatif nan menghormati hak-hak semua penduduk Suriah, termasuk perempuan, dan organisasi etnis dan kepercayaan nan beragam di Suriah," kata Leaf.

Sementara itu, pada hari Kamis (19/12), AS mengakui bahwa mereka mempunyai sekitar 2.000 tentara di Suriah. Jumlah itu lebih dari dua kali lipat perkiraan sebelumnya.

AS mulai mengirimkan pasukan ke negara tersebut pada tahun 2014 dengan tujuan mengalahkan ISIS. Pasukan AS tetap berada di Suriah setelah kekalahan teritorial golongan tersebut pada tahun 2017.

Pada hari Jumat (20/12), militer AS mengatakan pihaknya melakukan serangan udara nan menewaskan pemimpin ISIS Abu Yusif, juga dikenal sebagai Mahmud, di provinsi Deir ez-Zor, Suriah timur.

"Serangan itu terjadi di wilayah nan sebelumnya dikuasai oleh pemerintah Suriah dan pasukan Rusia," kata Komando Pusat militer AS (CENTCOM) nan berbasis di Timur Tengah.

"Seperti nan dinyatakan sebelumnya, Amerika Serikat - nan bekerja sama dengan sekutu dan mitra di area - tidak bakal membiarkan ISIS mengambil untung dari situasi saat ini di Suriah dan melakukan rekonstruksi," kata komandan CENTCOM Erik Kurilla dalam sebuah pernyataan.

"ISIS mempunyai niat untuk keluar dari tahanan lebih dari 8.000 personil ISIS nan saat ini ditahan di akomodasi di Suriah. Kami bakal secara garang menargetkan para pemimpin dan pemasok ini, termasuk mereka nan mencoba melakukan operasi di luar Suriah."

Di tengah pekan ini Pentagon menyatakan bahwa AS tidak berencana menarik pasukannya dari Suriah dalam waktu dekat. AS memandang bahwa ISIS tetap menjadi ancaman di negara tersebut.

(ygs/aik)