Taufik Hidayat mengakui bahwa hasil bulutangkis Indonesia di Olimpiade 2024 tidak mencapai potensi maksimal. Namun, hal tersebut tidak berarti bahwa Indonesia tidak memiliki peluang untuk memperbaiki performa di ajang Olimpiade selanjutnya. Menurut Taufik, Olimpiade memiliki dinamika persaingan yang berbeda dengan turnamen bulutangkis dunia lainnya.
“Saya setuju bahwa pertandingan biasa dan Olimpiade memiliki perbedaan yang signifikan. Sebagai contoh, Djokovic baru saja meraih medali emas setelah beberapa kali berpartisipasi dalam Olimpiade,” ujar Taufik dalam konferensi pers di Pelatnas PBSI.
Taufik sendiri pernah merasakan kesulitan dalam meraih medali emas, meskipun pada saat itu ia merupakan andalan Indonesia dengan catatan prestasi yang gemilang sebelum tampil di Olimpiade Sydney 2000.
“Saat itu saya masih berusia 19 tahun, berada di peringkat satu dunia, dan banyak yang mengharapkan saya untuk meraih medali emas. Namun, saya harus mengakui bahwa saya kalah di babak perempat final dari atlet China, Ji Xinpeng, yang sebelumnya pernah saya kalahkan di Piala Thomas. Memang tidak mudah berkompetisi di Olimpiade,” ungkapnya.
Taufik menegaskan pentingnya persiapan yang matang sebelum bertanding di Olimpiade. Meskipun semua aspek seperti pelatihan dan nutrisi telah dipersiapkan dengan baik, namun faktor kunci tetap berada di tangan para pemain di lapangan.
“Kami selalu menekankan bahwa segala persiapan telah dilakukan dengan matang di luar lapangan. Namun, di lapangan kita hanya bisa mendukung dan berdoa. Tidaklah mudah, namun kami tetap optimis dengan kemampuan atlet-atlet Indonesia,” tambahnya.
Taufik juga mengakui bahwa terkadang ia merasa kesal ketika ditanya mengenai generasi tunggal putra yang belum mampu menyamai prestasinya meraih medali emas Olimpiade.
“Walaupun terkadang saya merasa sedikit kesal, namun hal ini menjadi pengalaman berharga bagi saya dalam menangani atlet-atlet masa depan, terutama di nomor tunggal putra,” ucap Taufik.
Taufik menekankan pentingnya kerjasama antara pihak manajemen, pelatih, media, dan masyarakat dalam mendukung perkembangan bulutangkis Indonesia ke depan. Ia yakin bahwa olahraga bukanlah hal yang instan, namun membutuhkan waktu dan kerja keras untuk mencapai hasil yang diinginkan.
“Kita perlu membuat rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang untuk mencapai tujuan besar di Olimpiade 2028. Saya yakin dengan dukungan semua pihak, kita dapat meraih hasil yang lebih baik di masa depan,” jelas Taufik.
Taufik menegaskan bahwa kekalahan merupakan tantangan bagi Indonesia untuk bangkit dan menjadi lebih kuat di Olimpiade Los Angeles 2028. Dengan semangat yang baru dan dukungan yang solid, Taufik yakin bahwa Indonesia dapat meraih hasil gemilang di masa depan.