ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Pemimpin baru Suriah, Ahmed al-Sharaa, menggelar pertemuan dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki, Haka Fidan. Dalam pertemuan itu, Fidan mendorong bumi internasional mencabut sejumlah hukuman terhadap Suriah.
Pertemuan digelar di Damaskus, Suriah, pada Minggu (22/12) waktu setempat. Ahmed al-Sharaa mengatakan pemerintahan barunya bakal membikin kebijakan perihal penggunaan senjata di Suriah.
"Kami sama sekali tidak bakal membiarkan adanya senjata di negara ini di luar kendali negara, baik dari faksi revolusioner alias faksi nan ada di wilayah SDF," kata al-Sharaa dilansir AFP, Senin (23/12/2024). SDF merujuk pada Pasukan Demokratik Suriah (SDF) nan dipimpin Kurdi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahmed al-Sharaa juga menyinggung soal kehidupan sosial di Suriah di bawah kepemimpinannya. Sharaa memastikan bakal memberikan perlindungan kepada semua kalangan, termasuk golongan minoritas di Suriah.
"Kami berupaya melindungi sekte dan minoritas dari segala serangan nan terjadi di antara mereka dan dari tokoh eksternal nan mencoba mengeksploitasi situasi untuk menyebabkan perselisihan sectarian," katanya.
Dia menambahkan, Suriah merupakan negara untuk semua golongan. "Suriah adalah negara untuk semua dan kita bisa hidup berdampingan bersama," tambahnya.
Sementara itu, Menlu Turki Haka Fidan mendorong bumi internasional mendukung pemerintahan baru Suriah. Dia mendesak hukuman kepada Suriah dicabut usai rezim Bashar al-Assad berakhir.
"Komunitas internasional perlu melakukan mobilisasi untuk membantu Suriah bangkit kembali dan agar para pengungsi dapat kembali," tutur Fidan.
(ygs/ygs)