Cuaca Besok Rabu 26 Maret 2025: Langit Jakarta Diprediksi Berawan Sepanjang Hari

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

librosfullgratis.com, Jakarta - Cuaca pagi Jakarta diprediksi seluruh langitnya akan berawan pada Rabu 26 Maret 2025. Demikianlah prakiraan cuaca besok.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca di nyaris seluruh wilayah Jakarta pada siang hari diprediksi bakal berawan.

Kemudian pada malam harinya cuaca wilayah Jakarta seluruhnya diprediksi bakal tetap berawan.

Sementara untuk wilayah penyangga Jakarta, ialah Bekasi, Depok dan Kota Bogor bakal berawan, pada siang hari Bekasi dan Depok bakal berawan sedangkan kota bogor diprediksi bakal turun hujan dengan intensitas ringan. Ketiga wilayah penyangga ini diprediksi bakal berawan hingga malam.

Begitu juga cuaca pagi di wilayah Kota Tangerang, Banten diperkirakan bakal turun hujan dengan integritas ringan, sementara pada siang bakal berawan dan malam diprediksi bakal turun hujan dengan intensitas.

Berikut info prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya nan dikutip librosfullgratis.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Berawan  Berawan  Berawan
 Jakarta Pusat   Berawan  Berawan  Berawan
 Jakarta Selatan   Berawan  Berawan  Berawan
 Jakarta Timur   Berawan  Berawan  Berawan
 Jakarta Utara   Berawan  Berawan  Berawan
 Kepulauan Seribu   Berawan  Berawan  Berawan 
 Bekasi   Berawan  Berawan   Berawan
 Depok   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Kota Bogor   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Tangerang  Hujan Ringan  Berawan  Hujan Ringan

Simak info dalam Fokus Pagi jenis (22/3) dengan pilihan topik-topik sebagai berikut, Cuaca Ekstrem Renggut Nyawa, Banjir Melanda Manado, Bus Jemaah Umrah Kecelakaan, Enam Tewas, Pasar Jumaah di Purwakarta Terbakar.

Promosi 1

Ingatkan Bahaya Cuaca Ekstrem, BMKG Minta Peringatan Dini Harus Direspons Cepat

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan pentingnya peringatan awal cuaca ekstrem dalam upaya mitigasi musibah di Indonesia. BMKG mencatat bahwa sejak 1 Januari hingga 17 Maret 2025, telah terjadi 1.891 kejadian cuaca ekstrem di beragam wilayah Tanah Air.

Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa BMKG bekerja 24 jam nonstop dalam memantau kondisi atmosfer, laut, dan daratan menggunakan peralatan canggih seperti radar cuaca, satelit, dan stasiun pengamatan.

“BMKG secara terus menerus memantau kondisi atmosfer laut dan daratan menggunakan beragam peralatan canggih seperti radar cuaca, satelit, dan stasiun pengamatan,” ujar Dwikorita dalam peringatan Hari Meteorologi Dunia (HMD) ke-75 di Jakarta, Sabtu 22 Maret 2025.

Dalam HMD tahun ini nan bertema Closing The Early Warning Gap Together, Dwikorita menekankan bahwa peringatan awal kudu direspons sigap oleh semua pihak, termasuk pemerintah daerah, BNPB, Badan SAR, media, TNI-Polri, dan masyarakat. Keterlambatan dalam merespons dapat meningkatkan akibat musibah nan lebih besar.

“Jika alur komunikasi ini berjalan, kami meyakini info peringatan awal cuaca ekstremmaupun musibah lainnya bakal dapat kita mitigasi bersama. Harapannya hanya satu ialah keselematan masyarakat Indonesia. Jangan sampai ada lagi masyarakat nan terdampak dan kudu kehilangan perihal nan berharga,” katanya.

Cuaca Ekstrem dan Dampaknya

BMKG mencatat bahwa selama periode tersebut, Indonesia mengalami 1.182 kejadian hujan lebat, 400 kejadian angin kencang, 55 kejadian petir, 43 kejadian puting beliung, dan 11 kejadian hujan es. Dampaknya meliputi banjir (721 kejadian).

Selain itu, tanah longsor (374 kejadian), pohon tumbang (371 kejadian), gedung rusak (553 kejadian), serta gangguan transportasi (567 kejadian). Sebanyak 115 orang menjadi korban jiwa alias mengalami luka-luka, sementara ribuan lainnya terdampak.

Pada awal Maret 2025, wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Banten (Jabodetabek) dilanda banjir akibat curah hujan tinggi. Data BNPB mencatat lebih dari 37 ribu kepala family terdampak akibat musibah ini.

Menurut BMKG, dinamika atmosfer dan kemunculan bibit siklon di dekat Indonesia menjadi penyebab utama meningkatnya potensi cuaca ekstrem. Oleh lantaran itu, masyarakat dan pemerintah wilayah diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan.