ARTICLE AD BOX
Jakarta, librosfullgratis.com-Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto serius menyikapi Demam Babi Afrika (African Swine Fever/ASF) sekarang melanda beberapa wilayah di Indonesia. Meskipun virus tidak menular kepada manusia.
Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat M. Panggabean menjelaskan, persoalan ini dikhawatirkan memukul peternak cukup signifikan lantaran tingkat kematian babi nan terinfeksi mencapai 100 persen.
"Salah satunya kami telah meningkatkan koordinasi dengan beragam pihak, termasuk TNI-Polri, untuk memperketat pengawasan di perbatasan dan jalur transportasi," jelas Sahat dalam siaran pers, Jumat (20/12/2024)
Papua menjadi salah satu wilayah dengan lonjakan kasus ASF. Virus dikatakan Sahat diduga masuk melalui daging babi nan dibawa oleh penumpang alias melewati jalur pengedaran ilegal. Kasus pertama di Papua tersebut terdeteksi pada Januari 2021, dengan dugaan awal virus dibawa oleh pekerja nan kembali dari liburan akhir tahun.
"Selain itu, kondisi geografis Papua nan berbatasan langsung dengan Papua Nugini memperumit pengawasan, terutama di jalur-jalur tidak resmi," ujar Sahat.
Pemerintah saat ini telah menyusun rencana tindakan lintas kementerian dan lembaga untuk menanggulangi ASF. Kementerian Pertanian misalnya nan mengambil langkah-langkah strategis seperti, mengendalikan penyebaran ASF melalui surveilans dan penemuan dini, mempercepat penelitian dan pengembangan vaksin, serta menyediakan serum konvalesen untuk meningkatkan keimunan ternak.
Kemudian Barantin nan juga melakukan upaya, diantaranya menjamin kesehatan komoditas di pelabuhan, bandara, dan Pos Lintas Batas Negara (PLBN). Kemudian mengawasi mutu pangan dan pakan, melakukan disinfeksi di instalasi karantina hewan. Dan aktif mengedukasi masyarakat dan stakeholder mengenai penanganan ASF.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) nan terus mengawasi perangkat angkut di pelabuhan rakyat, pelabuhan utama, dan bandara. Selain itu juga gencar menyosialisasikan standar pengangkutan kepada operator perangkat angkut. Kementerian Sosial (Kemensos) juga mengambil dua langkah strategis ialah re-stocking populasi babi untuk membantu peternak dan kemudian mengedukasi masyarakat terdampak.
TNI/Polri juga konsentrasi mengawasi jalur-jalur perbatasan resmi maupun terlarangan disamping mendukung operasi penegakan norma di wilayah terdampak. Terakhir adalah Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Tekonologi nan telah melakukan riset untuk menemukan vaksin ASF sebagai solusi jangka panjang.
Sahat menghimbau kepada peternak agar segera melaporkan kasus ternak nan sakit ke pihak berwenang. Ternak nan terinfeksi kudu dimusnahkan secara aman, seperti melalui pembakaran alias penguburan, guna menghindari penyebaran lebih luas.
"Kami juga meminta masyarakat untuk tidak membawa produk daging babi ke wilayah Papua, baik melalui jalur udara maupun laut," ujar Sahat.
Ia mengingatkan agar peternak tidak menjual babi nan sakit demi mencegah penularan di pasar tradisional. Sahat pun optimistis bahwa dengan koordinasi nan kuat, Papua dan wilayah terdampak lainnya dapat mengatasi pandemi ASF sebagaimana nan telah dicapai Bali.
"Kami siap memfasilitasi kunjungan dan training bagi peternak serta pemerintah wilayah untuk menerapkan langkah-langkah biosekuriti nan efektif," ungkapnya.
(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini: