Diam-diam Putin Bicara Dengan Pemberontak Suriah, Minta Ini

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, librosfullgratis.com - Pemerintah Rusia telah membuka jalur komunikasi dengan golongan pemberontak Suriah, Hayat Tahrir Al Syam (HTS), nan baru menggulingkan presiden negara itu, Bashar Al Assad. Hal ini disampaikan sejumlah sumber kepada Economist, Rabu (18/12/2024).

Dalam keterangannya, sumber tersebut menyatakan HTS bersikap pragmatis tentang hubungan masa depan Suriah dengan Rusia. HTS juga disebutkan mungkin bakal mengizinkan Rusia untuk mempertahankan sebagian alias semua pangkalannya di negara itu.

HTS juga kemungkinan bakal menghormati perjanjian sewa Rusia di pelabuhan Tartus, sekitar 80 km selatan Khmeimim. Itu berfaedah Rusia telah mempertahankan akses ke satu-satunya akomodasi angkatan laut laut dalamnya di Mediterania.

Mengenai nasib Assad, nan pernah didukung Moskow dan saat ini sedang lari ke Negeri Beruang Putih, HTS disebutkan tidak menginginkan agar mantan orang nomor satu itu diekstradisi kembali ke Suriah.

"Tidak ada garis merah: ini berasas kepentingan, bukan ideologi," kata sumber tersebut.

Rusia, di bawah Vladimir Putin, melakukan intervensi dalam perang kerabat Suriah pada tahun 2015, untuk mendukung Assad pada saat rezimnya tampaknya bakal jatuh. Sebagai imbalannya, Putin dianugerahi sejumlah pangkalan militer utama.

Dua nan paling krusial adalah pangkalan T4 di gurun Homs dan pangkalan udara Khmeimim. nan lebih krusial lagi, pada tahun 2017, Rusia menandatangani sewa selama 49 tahun untuk pelabuhan Tartus, tempat mereka telah lama hadir, sejak tahun 1970-an.

Selama dasawarsa terakhir, angkatan udara Putin telah menghancurkan daerah-daerah nan dikuasai pemberontak setiap hari, menewaskan ribuan penduduk Suriah dan membikin Assad tetap berkuasa. Ketika Assad melarikan diri dari Suriah, Moskow adalah satu-satunya tempat nan menawarkannya perlindungan.

Dalam seminggu sejak rezim tersebut jatuh, pesawat angkut Rusia terus menerbangkan mantan pejabat rezim, termasuk mantan menteri, serta personil family Assad dan Makhlouf (kerabat Assad nan membantu membiayai mantan diktator tersebut dan menjalankan negara) dengan penghasilan nan mahal.

Rusia mengatakan bakal memberikan Suriah support kemanusiaan sebagai hadiah atas akses berkepanjangan ke pelabuhan di Tartus dan pangkalan udara Khmeimim.

Namun, para pemimpin baru Suriah mengatakan itu tidak bakal cukup. Mereka menginginkan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Rusia nan bakal menyediakan setidaknya beberapa hubungan dengan bumi luar. Sementara itu, Ukraina, nan menjadi musuh Rusia dalam perang nan panjang dan sengit, telah menawarkan gandum.

"Para pemimpin baru Suriah menghadapi keputusan nan sulit. HTS mau menyeimbangkan pihak luar nan bersaing untuk mendapatkan pengaruh. Mereka tidak mau secara definitif berkawan dengan kekuatan tunggal mana pun," tambah sumber itu.

"Kami menginginkan pengakuan internasional. Kami menunjuk pada isolasi Taliban di Afghanistan sebagai kisah peringatan."

Sejauh ini, meskipun kebencian terus meluas terhadap Rusia di antara banyak penduduk Suriah, HTS tampaknya tidak beriktikad membalas dendam. Di sisi lain, keluarnya Rusia sepenuhnya tampaknya tidak mungkin.

"Kami berada pada langkah pertama negosiasi saat ini. Orang-orang berupaya keras untuk menghentikan pertumpahan darah; mereka mau membangun kehidupan baru. Kita dipaksa memperbaiki hubungan. Negara ini sudah mati. Rakyatnya sangat miskin," pungkas sumber itu.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video : Assad Tumbang, Rusia Mulai Tarik Militer Dari Suriah

Next Article Video: Pasukan Putin Tak Terbendung, Rusia Segera Rebut Kota Toretsk