Ini Dua Poin Rencana Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-hamas

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX
Ini Dua Poin Rencana Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas Warga Israel berantem dengan polisi saat protes menuntut gencatan senjata segera di Gaza baru-baru ini.(Dok. Antara )

SEJUMLAH pejabat dari Palestina mengatakan negosiasi tidak langsung antara Hamas dan Israel mencatat kemajuan ke arah kesepakatan gencatan senjata. Pejabat senior Hamas, Tahir al-Nono, mengatakan kemajuan tersebut memerlukan tanggapan positif dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

"Kami tidak jauh dari kesepakatan gencatan senjata jika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menanggapi secara positif isu-isu utama nan sedang dibahas," ujar Al-Nono kepada Xinhua.

Al-Nono menambahkan Hamas tetap bersikap elastis dalam bekerja sama dengan para mediator untuk mengakhiri konflik. Menurut dia, tujuan utama golongan tersebut adalah mengakhiri perang.

Pejabat Hamas nan namanya enggan disebutkan, menuturkan, kerangka kerja akhir untuk kesepakatan gencatan senjata nyaris rampung. Menurut dia, komite teknis nan melibatkan kedua pihak dan para mediator telah melakukan finalisasi persiapan untuk kesepakatan tersebut. "Kami sudah sangat dekat mencapai kesepakatan gencatan senjata," ujar pejabat tersebut.

Sumber Hamas menyebutkan, kesepakatan nan diusulkan mencakup dua fase. Pada fase awal, Hamas bakal membebaskan beberapa sandera Israel, termasuk perempuan, anak-anak, penduduk lanjut usia (lansia), dan kasus-kasus kemanusiaan.

Sebagai timbal balik, Israel bakal membebaskan puluhan tahanan Palestina. Mereka juga bakal menarik pasukannya dari sejumlah wilayah di Gaza, dan memfasilitasi pemulangan para pengungsi ke rumah mereka di Gaza utara. 

Sebelumnya, Penasehat Keamanan Nasional Presiden Joe Biden, Jake Sullivan, mengatakan pembebasan sandera di Jalur Gaza sangat dekat mencapai kesepakatan. Menurut Sullivan, perihal itu berpotensi tercapai sebelum Presiden terpilih AS Donald Trump resmi menjabat pada 20 Januari

"Kami sangat, sangat dekat," kata Sullivan kepada CNN pada Minggu (12/1). Namun, kata dia, konklusi akhir belum betul-betul tercapai.

Sullivan menambahkan, Koordinator Gedung Putih untuk Timur Tengah, Brett McGurk, sudah berada di Doha selama sepekan dan berupaya merampungkan perincian akhir teks kesepakatan. (Ant/P-3)