Jerman Sebut Pelaku Tabrak Kerumunan Pasar Natal Tak Puas Soal Imigran

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Tersangka serangan mematikan dengan menabrakkan mobil di pasar Natal di Jerman disebut mempunyai pandangan nan sangat anti-Islam dan marah dengan kebijakan migran Jerman. Pelaku tersebut merupakan penduduk negara Arab Saudi.

Seperti dilansir instansi buletin AFP, Minggu (22/12/2024), Kanselir Olaf Scholz mengutuk serangan "mengerikan dan gila" nan menewaskan lima orang dan menggemparkan negara itu, beberapa hari sebelum Natal dan delapan tahun setelah seorang jihadis menabrakkan truk ke pasar Natal di Berlin.

Polisi bingung dengan motif Taleb al-Abdulmohsen, tersangka utama setelah sebuah SUV menabrak kerumunan padat dengan kecepatan tinggi, juga melukai 205 orang di kota Magdeburg di bagian timur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembantaian massal itu memicu kesedihan dan kemarahan, dengan seorang anak berumur sembilan tahun di antara nan tewas dan korban dirawat di 15 rumah sakit daerah.

Jerman telah dilanda beberapa serangan nan mematikan, tetapi bukti nan dikumpulkan oleh para penyelidik dan unggahan daringnya di masa lampau menggambarkan gambaran nan berbeda tentang Abdulmohsen, seorang master psikiatri berumur 50 tahun.

Seorang nan menggambarkan dirinya sebagai "ateis Saudi" nan sebagai aktivis nan membantu para wanita melarikan diri dari kerajaan nan kaya minyak itu, dia telah mencerca Islam tetapi juga terhadap apa nan dia lihat sebagai sikap permisif Jerman terhadap para pengungsi dari negara-negara Muslim lainnya.

Menteri Dalam Negeri Nancy Fraser mengatakan bahwa dia mempunyai pandangan "Islamofobia", dan seorang jaksa mengatakan bahwa "latar belakang kejahatan tersebut... bisa jadi lantaran ketidakpuasan dengan langkah para pengungsi Arab Saudi diperlakukan di Jerman".

Taha Al-Hajji dari Organisasi Hak Asasi Manusia Saudi Eropa nan berpusat di Berlin mengatakan bahwa Abdulmohsen adalah "orang nan terganggu secara psikologis dengan rasa krusial diri nan berlebihan".

(rfs/rfs)