ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Viral di media sosial, seorang wanita mengaku menjadi korban kekerasan nan diduga dilakukan oleh salah satu personil DPRD Pandeglang Fraksi PKS. Pengakuan itu disampaikan korban inisial MP.
Korban menceritakan rentetan peristiwa dugaan kekerasan nan dialami melalui akun media sosial miliknya. Dalam postingannya, korban membagikan foto percakapan WhatsApp. Dalam isi percakapan itu, korban melampirkan foto luka-luka karena mendapatkan kekerasn bentuk dari pelaku.
Ia menyebut wakil rakyat tersebut berjulukan Rifki Rafsanjani. Menurutnya, pelaku merupakan personil DPRD Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dari wilayah pemilihan (Dapil) III Pandeglang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain mendapatkan kekerasan fisik, identitas korban juga disalahgunakan untuk pinjam online (pinjol). Korban mengungkapkan, pelaku meminjam duit sebesar Rp 18 juta melalui sistem peminjaman online.
"Saya sebagai korban (mantan pacar) mendapatkan kekerasn selama menjalani hubungan. Identitas pribadi saya dipakai untuk pinjaman online (pinjol) nan tidak dibayar bola sudah jatuh tempo," tulis korban dalam akun IG pribadinya, seperti dikutip, Rabu (26/3/2025).
Ketua Fraksi PKS Dodi Setiawan memberikan komentar soal dugaan keterlibatan kader dalam kasus tersebut. Dodi menyatakan dalam waktu dekat pihaknya bakal memanggil Rifki Rafsanjani.
"Informasi tersebut viral di media sosial, untuk itu kami dari Fraksi PKS bakal menindaklanjuti dugaan info tersebut dengan langkah memanggil nan berkepentingan untuk dimintai penjelasan dalam waktu dekat," kata Dodi.
Dodi menyatakan tidak bakal memberikan support norma kepada kadernya tersebut jika korban mengambil langkah hukum. Sebab menurutnya, kasus tersebut merupakan urusan pribadi.
"Kita serahkan kepada nan berkepentingan lantaran urusan pribadi, dan kita tidak bisa menghalangi itu kewenangan korban. Sementara kita juga memberlakukan asas prasangka tak bersalah," katanya.
Dodi menegaskan dalam kasus ini tidak ada kaitannya dengan partai. Menurutnya, ini murni kesalahan nan dilakukan oleh kader.
"Intinya dalam konteks dugaan kasus tersebut, PKS sebagai lembaga tidak ikut terlibat, itu urusan pribadi, kita serahkan ke kewenangan masing-masing," pungkasnya.
Sementara itu, Kanit PPA Satreskrim Polres Pandeglang IPDA Robert Sangkala mengatakan belum mendapatkan laporan resmi dari korban. "Sementara ini belum ada," singkatnya.
(dek/dek)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini