Kai Logistik Dukung Kemandirian Umkm Difabel Melalui Program Difablepreneur

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

PT Kereta Api Logistik (KAI Logistik), anak upaya PT KAI (Persero), kembali menegaskan komitmennya dalam memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan nasional melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

Kali ini, perusahaan menggelar Program Pelatihan Difablepreneur nan ditujukan untuk mendukung kemandirian dan pemberdayaan ekonomi organisasi alias perseorangan penyandang disabilitas. Program Difablepreneur bertema Aksesibilitas untuk Kesetaraan, Inovasi untuk Kemajuan merupakan kerjasama KAI Logistik berbareng Yayasan Berdaya Menembus Batas, sebagai bagian dari momentum memperingati Hari Disabilitas Internasional nan jatuh pada 3 Desember 2024.

Kegiatan ini merupakan bentuk nyata komitmen KAI Logistik dalam mendukung pembangunan nan inklusif dan berkelanjutan, nan selaras dengan kerangka Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s), khususnya dua tujuan utama nan selaras dengan program ini ialah nomor 8 tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta nomor 10 tentang berkurangnya kesenjangan.

Direktur Keuangan PT KAI Logistik, Riki Jayaprawira Suwarna, Senin (23/12) menjelaskan, berasas info Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia tercatat sebanyak 22,97 juta orang, alias sekitar 8,5% dari total populasi dengan 52,65%. Di antaranya berstatus sebagai wirausaha. Dengan demikian, wirausaha menjadi arena bagi penyandang disabilitas untuk tetap produktif dan berkekuatan di tengah keterbatasan pada akses pekerjaan formal.

"KAI Logistik mau turut mendorong kesetaraan daya saing UMKM sehingga bisa meningkatkan produktivitas dan profitabilitas usahanya," terang Riki.

Riki menambahkan, sebagai corak support nyata, KAI Logistik juga menyediakan biaya pembinaan untuk peserta terbaik sebagai penghargaan atas penemuan dan semangat mereka dalam mengembangkan usaha. Pihaknya berambisi melalui program ini, penyandang disabilitas mempunyai kesempatan lebih besar untuk menyampaikan gagasan, meningkatkan pendapatan dan berkontribusi dalam ekonomi inklusif.

"Dengan memanfaatkan sumber daya nan dimiliki, peserta juga diharapkan dapat mencari kesempatan baru dan memperluas jangkauan pasar upaya mereka,” ucap Riki.

Riki menambahkan, tak hanya konsentrasi pada pemberdayaan ekonomi, KAI Logistik juga membawa rumor keberlanjutan lingkungan ke dalam program ini. Peserta diajak untuk mendukung pelestarian bumi dengan mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai. Sebagai corak konkret, setiap peserta mendapatkan botol minum nan ramah lingkungan. Hal ini selaras dengan komitmen KAI Logistik untuk mendukung style hidup hijau.

Program TJSL ini merupakan bentuk nyata prioritas KAI Logistik dalam menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan secara konsisten.

"Dengan semangat nan tertuang pada tagline KAI Logistik Ispossible!, perusahaan berkomitmen untuk membuktikan bahwa segala sesuatu dapat dicapai, termasuk dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nan inklusif dan mengurangi kesenjangan sosial," imbuh Riki.

Melalui training Difablepreneur, kata Riki, KAI Logistik tidak hanya memberikan training teknis, tetapi juga angan dan kesempatan bagi organisasi penyandang disabilitas. Perusahaan berambisi program ini dapat menginspirasi perubahan positif dan memberikan faedah nyata bagi masyarakat, mendukung terciptanya Indonesia nan lebih inklusif, setara dan berkeadilan bagi.

Founder Menembus Batas, Angkie Yudistia, menyampaikan bahwa melalui Yayasan Berdaya Menembus Batas nan bekerja-sama dengan KAI Logistik dalam Program Pelatihan dan Pemberdayaan Difablepreneur, diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada penyandang disabilitas untuk mengembangkan diri sebagai wirausaha.

"Karena upaya ini guna membantu para penyandang disabilitas untuk meningkatkan kapabilitas usahanya. Dan juga mempercepat penyandang disabilitas dalam mengembangkan bisnisnya dengan meningkatkan literasi keuangan," papar Angkie.

Menurut Angkie, program Difablepreneur ini diikuti oleh sejumlah peserta terpilih, nan terdiri dari organisasi dan perseorangan penyandang disabilitas berumur 18-45 tahun.

Rangkaian training diawali dengan registrasi dan asesmen untuk mengidentifikasi potensi masing-masing peserta. Setelah itu, peserta mengikuti sesi training pada 19-21 Desember 2024 nan terdiri dari satu hari training luring dan dua hari training secara daring.

"Dalam training ini, pemateri mahir bakal membekali beragam topik krusial seperti literasi keuangan, pemasaran digital, dan strategi keberlanjutan upaya UMKM. Di akhir program, peserta bakal mempresentasikan potensi upaya mereka dan mengikuti pertimbangan untuk menilai perkembangan serta penerapan materi nan telah diberikan selama pelatihan," tutur Angkie. (AN/J-3)