Kantor Netanyahu: Israel Akan Setujui Gencatan Senjata Gaza

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX
 Israel bakal Setujui Gencatan Senjata Gaza Serangan Israel terbaru di Gaza.(Al Jazeera)

PERDANA Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan rapat kabinet keamanan politik Israel pada Jumat (17/1) untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata Jalur Gaza, Palestina, setelah negosiator Israel dan Hamas menyelesaikan perbedaan pendapat mereka nan tersisa.

"Kabinet Israel bakal berjumpa untuk memberikan persetujuan akhir bagi kesepakatan dengan golongan Palestina Hamas untuk gencatan senjata di Jalur Gaza dan pembebasan sandera," lapor instansi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Jumat (17/1) melansir Al Arabiya.

Di Gaza, pesawat tempur Israel terus melancarkan serangan dan otoritas Palestina mengatakan pada Kamis (16/1) malam bahwa sedikitnya 86 orang tewas sehari setelah gencatan senjata diumumkan.

Pemungutan bunyi kabinet keamanan nan diharapkan pada Kamis ditunda oleh perselisihan di menit-menit terakhir dengan Hamas dan keretakan atas kesepakatan nan muncul di dalam koalisi pemerintahan Netanyahu.

Mereka menyalahkan Hamas atas penundaan tersebut. Namun pada awal hari Jumat, instansi Netanyahu mengatakan persetujuan sudah dekat.

"Perdana Menteri Benjamin Netanyahu diberi tahu oleh tim negosiasi bahwa kesepakatan telah dicapai untuk membebaskan para sandera," tambah pernyataan itu.

Kabinet keamanan bakal berjumpa pada Jumat (17/1) sebelum rapat pleno kabinet kelak untuk menyetujui kesepakatan tersebut.

Tidak dipastikan kabinet komplit bakal berjumpa pada Jumat alias Sabtu alias bakal ada penundaan terhadap gencatan senjata nan diimplementasikan pada Minggu.

"Anggota parlemen kemudian bakal bersidang untuk menyetujui kesepakatan tersebut," kata pernyataan itu tanpa menyebut harinya.

Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan Washington percaya kesepakatan tersebut melangkah sesuai rencana. Gencatan senjata dalam bentrok nan telah berjalan selama 15 bulan tersebut diharapkan segera terwujud secepatnya akhir pekan ini.

"Kami tidak memandang ada tanda-tanda nan menunjukkan bahwa perihal ini bakal tergelincir pada titik ini," katanya.

Keluarga sandera

Kelompok nan mewakili family sandera Israel di Gaza mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk bergerak cepat. "Bagi 98 sandera, setiap malam adalah malam mimpi jelek nan mengerikan. Jangan tunda kepulangan mereka apalagi untuk satu malam lagi," kata golongan itu dalam pernyataan nan disiarkan oleh media Israel, Kamis (16/1) malam.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa masalah dalam negosiasi tersebut perlu diselesaikan.

Seorang pejabat AS, nan berbincang dengan syarat anonim, mengatakan ini merupakan perselisihan mengenai identitas beberapa tahanan nan mau dibebaskan Hamas. "Utusan Presiden Joe Biden dan Presiden terpilih Donald Trump berada di Doha berbareng mediator Mesir dan Qatar nan berupaya menyelesaikannya," kata pejabat tersebut.

Pejabat senior Hamas Izzat el-Reshiq mengatakan kelompoknya tetap berkomitmen pada kesepakatan gencatan senjata.

Israel bunuh gadis kecil

Di dalam Gaza, kegembiraan atas gencatan senjata berganti menjadi kesedihan dan kemarahan atas meningkatnya pengeboman nan terjadi setelah pengumuman gencatan senjata pada Rabu (15/1).

Suara Tamer Abu Shaaban bergetar saat dia berdiri di samping tubuh mungil keponakannya nan tetap mini dan dibungkus kain kafan putih di bilik mayit Kota Gaza. "Ia terkena pecahan rudal dari belakang saat bermain di laman sekolah tempat keluarganya berlindung," katanya.

"Apakah ini gencatan senjata nan mereka bicarakan? Apa nan telah dilakukan gadis muda ini, anak ini, hingga layak menerima ini?" tanyanya.

Penerimaan Israel terhadap kesepakatan itu tidak bakal resmi sampai disetujui oleh kabinet keamanan dan pemerintah. Bahkan instansi perdana menteri belum mengomentari kesepakatan waktunya.

Dapat ditunda

Beberapa analis politik memperkirakan bahwa dimulai gencatan senjata nan dijadwalkan pada Minggu dapat ditunda jika Israel tidak menyelesaikan persetujuan hingga Sabtu.

Kelompok garis keras di pemerintahan Netanyahu, nan mengatakan perang belum mencapai tujuannya untuk memusnahkan Hamas dan tidak boleh berhujung sampai tujuannya tercapai, berambisi untuk menghentikan kesepakatan tersebut. Meskipun demikian, kebanyakan menteri diharapkan mendukung perjanjian tersebut.

Di Jerusalem, sejumlah penduduk Israel berbanjar di jalan-jalan sembari membawa peti meninggal tiruan sebagai protes terhadap gencatan senjata, memblokade jalan, dan berantem dengan polisi. Demonstran lain memblokade lampau lintas hingga pasukan keamanan membubarkan mereka.

Kesepakatan gencatan senjata muncul pada Rabu setelah mediasi oleh Qatar, Mesir, dan AS. Kesepakatan tersebut menguraikan gencatan senjata awal selama enam minggu dengan penarikan pasukan Israel secara bertahap. 

Puluhan sandera nan ditawan oleh Hamas termasuk perempuan, anak-anak, orang tua, dan orang sakit bakal dibebaskan sebagai tukar ratusan tahanan Palestina nan ditahan di Israel.

Ini membuka jalan bagi lonjakan support kemanusiaan untuk Gaza, tempat kebanyakan masyarakat telah mengungsi, menghadapi kelaparan, penyakit, dan kedinginan.

Israel melancarkan operasinya di Gaza setelah orang-orang bersenjata nan dipimpin Hamas menyerbu organisasi wilayah perbatasan Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 tentara dan penduduk sipil serta menculik lebih dari 250 sandera, menurut penghitungan Israel.

Jika berhasil, gencatan senjata bakal menghentikan pertempuran nan telah meratakan sebagian besar wilayah Gaza nan padat penduduk, menewaskan lebih dari 46.000 orang, dan menggusur sebagian besar masyarakat wilayah kantong mini itu nan berjumlah 2,3 juta jiwa sebelum perang. (Z-2)