ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Kementerian Sosial (Kemensos) berbareng Kementerian Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PKP) dan Badan Pusat Statistik (BPS) bersinergi guna menyukseskan program prioritas Presiden Prabowo mengenai sasaran nol persen kemiskinan ekstrem pada 2026.
Kerja sama di antara ketiga lembaga bakal konsentrasi pada penyediaan rumah layak huni dengan merujuk pada Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Sebagai awalan, dilakukan sinkronisasi info dan program.
"Pak Ara (Maruarar Sirait) juga punya program nan beririsan dengan kami (Kemensos)," kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dalam keterangannya, Selasa (18/3/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Gus Ipul dan Menteri PKP Maruarar Sirait, pertemuan ini juga dihadiri Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti.
Program Kementerian PKP nan dimaksud Gus Ipul beririsan dengan Kemensos adalah Bantuan Stimulan Rumah Swadaya (BSPS). Gus Ipul mengatakan, program penyediaan rumah layak huni mempunyai kaitan erat dengan kerja-kerja Kemensos serta DTSEN.
"Kami berterima kasih sekali memandang perencanaan nan telah dibuat dan dipertemukan dengan program ini. Hal ini membikin penyasaran kita tentu lebih mudah dibanding data-data sebelumnya," ujarnya.
Ihwal kelengkapan, Gus Ipul menjamin info kemiskinan di DTSEN perangkingannya lebih jelas mulai dari desil 1,2,3 dan seterusnya sehingga layak dijadikan acuan.
Hal ini diamini oleh Kepala BPS Amalia Adininggar. Ia menjelaskan mengenai perangkingan desil di DTSEN. Desil 1 mencakup info penduduk miskin ekstrem dengan pendapatan di bawah Rp 400 ribu. Desil 2 dengan pendapatan di bawah Rp 600 ribu dan desil 3 di bawah Rp 900 ribu.
"Untuk selanjutnya kriteria setiap desil berbeda-beda setiap provinsinya," jelasnya.
Terkait prioritas dari sasaran program pengentasan kemiskinan, Gus Ipul menjelaskan ada di desil 1, desil 2 dan desil 3. Itu juga termasuk sebagian di antaranya family rentan nan perlu didukung dan difasilitasi agar naik kelas, bukan malah turun kelas.
"Fokusnya kepada miskin ekstrem, kemudian nan miskin, di atasnya nan miskin ada nan rentan," ucapnya.
Gus Ipul mengatakan untuk efektivitas program, kecermatan info sangat penting. Meskipun DTSEN berkarakter bergerak lantaran ada nan wafat dan beranjak tempat tinggal setiap harinya, namun ada sistem pemutakhiran data.
"Maka kelak BPS bakal melakukan pemutakhiran info setiap tiga bulan sekali. Kita harapkan info nan kita miliki ini tetap akurat," ujarnya.
Ia menambahkan DTSEN saat ini sudah pada tahap uji petik. Targetnya tahapan ini bakal secepatnya diselesaikan sehingga DTSEN sudah bisa dipakai pada penyaluran support sosial triwulan kedua.
Mendapat penjelasan ini, Menteri PKP Maruar Sirait mengatakan bakal berpegang pada DTSEN dalam menjalankan program Bantuan Stimulan Rumah Swadaya. Dia menjelaskan program ini mengusahakan kualitas rumah masyarakat sehingga memenuhi persyaratan dari sisi kesehatan, sanitasi, air bersih, dan kekuatan bangunan. Program BSPS ini juga menyasar masyarakat miskin ekstrem, miskin, dan rentan.
(ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu