ARTICLE AD BOX

KEMENTERIAN sosial (Kemensos) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) membentuk tim untuk bekerja-sama merumuskan program dan kebijakan bersama. Kerja sama ini bakal dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU).
"Kami berdua telah membentuk tim nan bekerja kurang lebih satu bulan, setelah itu kami tuangkan dalam corak MoU," kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf di usai rapat berbareng Menteri PPPA di instansi Kemensos, Jakarta, Senin (13/1), dikutip dari keterangan resmi.
Gus Ipul mengatakan tim tersebut bakal merumuskan sistem kerja sama nan paten antara Kemensos dan Kementerian PPPA. Hal ini bakal menjadi pedoman di tingkat lapangan.
"Fokus kita ada dua. Satu, pencegahan. Bagaimana kekerasan itu terjadi, basisnya keluarga," katanya.
Ia memberikan contoh, Kemensos mempunyai Program Keluarga Harapan (PKH). Kementerian PPPA mau menitipkan agar PKH juga menekankan pentingnya pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
"Termasuk kekerasan seksual dalam corak edukasi, dalam corak pemahaman, baik kepada orang tua maupun kepada anak-anak," katanya.
Lebih lanjut, dia menyebut keduanya bakal merumuskan program dalam merespons kasus. Selama ini sudah ada respons kasus dua kementerian, tapi belum dituangkan dalam corak kerja sama.
"Sehingga, ketika ada kasus-kasus nan menyangkut kekerasan terhadap wanita dan anak-anak, maupun hal-hal lain, bisa kita mengerti tugas masing-masing. Kita perkuat kerja sama saja nan selama ini sudah jalan," katanya.
Ia mengatakan Presiden Prabowo mengharapkan tiap kementerian bisa bekerja-sama dan mengintegrasikan program. Dengan itu, kementerian bisa melakukan perihal nan efektif di tengah masyarakat.
"Pagi ini kami berbincang tentang hal-hal nan berangkaian dengan pemberdayaan wanita dan anak, terutama nan beririsan dengan tugas dan kegunaan kemensos," katanya.
Gus Ipul menuturkan belakangan ini terdapat sejumlah kasus nan memerlukan respons sigap dan tindak lanjut. Ia berambisi wanita dan anak bisa mendapatkan perlindungan nan utuh.
"Ke depan kami mau respons-respons kasus ini menjadi bagian nan tidak terpisahkan dari kerja Kemensos dan pemberdayaan wanita dan perlindungan anak," kata Gus Ipul.
Pada kesempatan nan sama, Menteri PPPA Arifah Fauzi mengatakan pertemuannya dengan jejeran Kemensos untuk membangun sinergi dan kerja sama dengan Kemensos. Sebab, banyak program dari Kemensos nan beririsan dengan Kementerian PPPA.
"Kita bakal melakukan kerja berbareng untuk memetakan kondisi di lapangan khususnya nan mengenai dengan wanita dan anak," katanya.
Ia membuka kemungkinan kerja sama ini tak hanya dengan Kemensos tapi juga dengan kementerian lainnya. Sehingga, ketika ada persoalan di lapangan, antar kementerian bisa berbagi tugas.
"Sehingga, sinergi dalam menyelesaikan persoalan ini bisa diselesaikan lebih cepat," ujarnya.
Arifah mengatakan Kementerian PPPA mempunyai sejumlah program prioritas. Pertama, program Ruang Bersama Indonesia nan berada di tingkat desa. Program ini ditujukan untuk menguatkan desa dan menyelesaikan persoalan-persoalan di tingkat family dan desa.
"Ruang Bersama Indonesia bukan dilihat secara fisiknya, tapi lebih kepada fungsinya," katanya.
Ia menuturkan kementeriannya juga mempunyai program ekspansi kegunaan Call Center Sapa 129. Ia membujuk pilar-pilar sosial Kemensos untuk bersinergi dalam Ruang berbareng Indonesia. Ketiga, program satu info wanita dan anak berbasis desa.
"Kami berambisi kerjasama ini bisa memperkuat sinergi untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Karena dari survei, kemiskinan paling tinggi adalah perempuan," katanya. (H-2)