ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Andi Ibrahim (AI) nan sekarang sudah ditetapkan sebagai tersangka rupanya otak sindikat uang palsu. Untuk menjaga kepercayaan publik pada bumi pendidikan, Ketua Komisi X DPR RI, Hetifa Sjaifudian meminta pengawasan aktivitas di kampus ditingkatkan.
"Kita berambisi kasus ini dapat menjadi pelajaran buat semua, terutama lingkungan kampus dan mengingatkan semua pihak untuk meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas di kampus dan menjaga kepercayaan publik terhadap bumi pendidikan," kata Hetifah kepada wartawan Sabtu (21/12/2024).
Hetifah mengapresiasi pihak kepolisian nan sudah membongkar sindikat duit tiruan di kampus UIN Alauddin Makassar. Dia mendorong polisi untuk membongkar pihak lain nan mengenai dalam kasus tersebut agar tidak merugikan gambaran pendidikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mengapresiasi setinggi-tingginya kepada abdi negara penegak hukum, terutama pihak kepolisian, atas keberhasilannya membongkar kasus duit tiruan nan beraksi di lingkungan kampus UIN Alauddin Makasar. Kami meminta pihak kepolisian untuk segera membongkar siapa nan terlibat, sehingga menghindari munculnya spekulasi nan dapat merugikan gambaran lembaga pendidikan," ujarnya.
"Kami mendukung Rektor UIN untuk berkoordinasi dengan pihak kepolisian, apalagi kasus ini diduga juga melibatkan oknum dari dalam kampus," jelasnya.
Sebelumnya, polisi menangkap 17 tersangka mengenai kasus peredaran mata duit rupiah tiruan di Makassar, Sulawesi Selatan. Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar Andi Ibrahim rupanya otak sindikat duit tiruan ini.
"Jadi mereka nan 17 orang ini perannya berbeda-beda, ya tapi peran sentralnya ada di kerabat AI," ungkap Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan saat konvensi pers di Mapolres Gowa, dilansir dari detikSulsel, Kamis (19/12/2024).
Yudhiawan tidak memerinci peran tiap tersangka. Namun kasus ini mulai terbongkar dari penangkapan tersangka berinisial M.
"Ada pertama dari Saudara M, nan telah melakukan transaksi dengan kerabat AI untuk melakukan jual beli duit palsu," tuturnya.
"Nah, duit tiruan perbandingannya satu banding dua. Jadi satu asli, dua duit palsu, terus kemudian transaksi ini sudah melalui beberapa tersangka nan lain," tambah Yudhiawan.
Penyelidikan tetap berlanjut. Tersangka kasus duit tiruan UIN Alauddin Makassar ini berpotensi bertambah.
(dek/dnu)