ARTICLE AD BOX
SETELAH menghadapi lonjakan jumlah penumpang pada momen Natal dan Tahun Baru (Nataru), maskapai dan airport diminta kembali bersiap diri menghadapi lonjakan penumpang pada momen Ramadan dan Lebaran. Lonjakan jumlah penumpang pada saat Lebaran kelak diperkirakan lima kali lipat dibandingkan dengan momen Nataru.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta seluruh maskapai penerbangan dan airport menyiapkan diri untuk menyambut momen Ramadan dan Lebaran.
"Ramadan dan Lebaran ini di bulan Maret, kita kudu antisipasi. Jadi saya minta tadi dari airport, dari penerbangan, mulai coba <i>mapping jumlah pesawat nan dimiliki," katanya di Kantor Kementerian BUMN, Kamis (2/1).
Antisipasi tersebut, sambung Erick, krusial dilakukan agar pelayanan nan diberikan pada saat Ramadan dan Lebaran bisa lebih baik dari nan sudah dilakukan selama momen Nataru.
"Karena dibandingkan dengan Nataru, ini kita mungkin bisa 5 kali lipat. Artinya ini betul-betul suatu lonjakan nan kita kudu lakukan antisipasi," imbuhnya.
Sejak penyelenggaraan program pikulan Natal dan Tahun Baru dimulai pada 18 Desember 2024 hingga Hari Natal 25 Desember 2024, puncak pergerakan penumpang pesawat domestik dan internasional terjadi pada 22 Desember 2024 dengan jumlah 301.488 penumpang. Angka tersebut naik 3,92% dibandingkan dengan 2023 nan mencapai 290.102 penumpang.
Selain itu, Erick juga meminta seluruh pemangku kebijakan nan ada di bandara, baik maskapai penerbangan, Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia), imigrasi, bea cukai, hingga kereta bandara, menyusun peta jalan (road map) untuk menciptakan kenyamanan, keamanan dan efisiensi untuk para penumpang.
"Misalnya kereta bandara, intervalnya bisa dari 50 menit jadi 35 menit. Atau kemarin kita sudah memangkas biaya pembangunan revitalisasi nan nyaris Rp14 triliun menjadi Rp1 triliun tetapi penumpang bisa naik 56 juta sampai 90 juta. Hal-hal ini merupakan solusi ekosistem, jadi secara menyeluruh," tandasnya. (Fal/E-2)