ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Saya berdiri di peron 19 Stasiun Tokyo, pusat transportasi nan sibuk sekaligus megah di Jepang. Di tempat ini, tepatnya 60 tahun lalu, kereta Shinkansen pertama berangkat menuju kota pelabuhan, Osaka.
Dengan corak serupa hidung miring nan unik dan lekukan aerodinamis nan memukau, kereta berkecepatan tinggi pertama di bumi ini dikenal dengan sigap ke seantero bumi.
Kereta ikonik itu mendapat julukan kereta peluru, alias bullet train dalam bahasa Inggris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kereta ini mempunyai rute nan disebut pelancong sebagai "Rute Emas", nan terbentang antara Tokyo dan Osaka. Nama lainnya jalur Tokaido Shinkansen.
Para penumpang nan menggunakan jalur ini bisa menyaksikan kemegahan Gunung Fuji dan ibu kota antik Kyoto dalam waktu kurang dari dua separuh jam.
Di tengah keramaian orang nan naik dan turun kereta Shinkansen (yang terkenal dengan ketepatan waktunya), saya berjumpa dengan Naoyuki Ueno.
Dia adalah mantan masinis Shinkansen nan sekarang menjadi pelaksana senior di Central Japan Railway Company.
Ueno bilang sejak Shinkansen diperkenalkan, kereta ini sudah mengangkut 6,8 miliar penumpang di seluruh Jepang.
"Saya bangga dengan Shinkansen," katanya.
"Sebagai penduduk Jepang, saya bangga."
Sejak rute pertama dibuka pada 1964, jaringan Shinkansen telah berkembang pesat.
BBC
BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.
Jadilah nan pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WA Anda.
BBC
Transportasi ini membikin para pelancong bisa menjelajahi lanskap dramatis dan kota-kota terpencil di Jepang dengan lebih mudah dan lebih cepat.
Sekarang ada sembilan jalur Shinkansen di seluruh negeri, nan mencakup pulau Hokkaido, Honshu, dan Kyushu.
Pada Maret 2024, perpanjangan terbaru jalur Hokuriku Shinkansen dibuka. Jalur ini menghubungkan Tokyo dengan Tsuruga.
Jalur Hokuriku dijuluki "Rute Emas Baru", dan menjadi dasar perjalanan saya dari Tokyo ke Osaka sebagai bagian dari serial BBC "The World's Greatest Train Journeys".
Saya mengandalkan Shinkansen dalam perjalanan saya, tetapi juga terhubung dengan jasa dan jalur lokal lainnya.
Getty ImagesShinkansen melintasi Nagasaki pada hari pertama beraksi di pulau Kyushu Jepang pada September 2022.
Salah satu kelebihan kereta peluru adalah kemampuannya membawa Anda keluar dari kota dalam waktu nan sangat singkat, memberi Anda kebebasan untuk menjelajahi sudut-sudut Jepang nan terpencil.
Saya memilih Toyama sebagai titik perhentian. Jaraknya hanya dua jam dari Tokyo.
Kemudian saya naik kereta jalur tunggal ke kota resor Unazuki Onsen nan menakjubkan.
Kota ini terkenal dengan pemandian air panas tradisional Jepang (onsen) dan terletak di lingkungan Ngarai Kurobe nan menakjubkan.
Suasananya sangat jauh berbeda dari Tokyo nan identik dengan dari hiruk pikuk kota metropolitan.
Pemandian air panas begitu identik dengan kota ini. Tak heran jika ada spa air panas untuk kaki di ujung peron stasiun kereta api.
Baca juga:
- Akibat terendam banjir, 10 kereta sigap Jepang senilai Rp1,5 triliun dijadikan besi cacahan
- Kereta terlalu sigap 20 detik, Jepang dilanda kehebohan -ya: 20 detik
- Penikaman 'mengerikan' dan tindakan pembakaran di kereta bawah tanah Tokyo, 17 orang terluka
Pemandu saya, Hashimoto Yukinori, alias "Yuki", membujuk saya ke salah satu onsen favoritnya di kota, dengan pemandangan lembah nan luas.
Dia menjelaskan kepada saya bahwa, secara tradisional, onsen biasanya dilakukan bugil dan bersama-sama.
(Untungnya, demi penonton televisi global, kami diberi izin unik untuk mengenakan busana renang, sesuatu nan biasanya tidak diizinkan.)
Senyaman apa pun onsen, tempat ini rupanya tidak cocok untuk orang nan lemah jantung.
Sebab, suhu airnya bisa mencapai sekitar 40 derajat Celcius, dan Yuki mengatakan terkadang bisa lebih panas.
"Di Jepang, kami mempunyai banyak gunung berapi aktif, jadi ada banyak sumber air panas. Menenangkan," katanya.
"Alam sangat krusial bagi Jepang lantaran kami mempunyai pulau-pulau pegunungan. Kami mempunyai banyak gunung berapi dan banyak bencana."
"Jadi, kami mempunyai ketakutan tersendiri terhadap alam, tapi di sisi lain kami juga mempunyai rasa hormat terhadap alam."
Getty ImagesJalur kereta Ngarai Kurobe di Perfektur Toyama, Jepang.
Objek wisata nan paling menonjol di Unazuki Onsensetidaknya bagi pecinta kereta api seperti sayaadalah jalur kereta Ngarai Kurobe.
Ini adalah jalur sempit nan awalnya dibangun untuk melayani pembangunan Bendungan Kurobe nan besar.
Jalur ini melintasi lembah berhutan. Sepanjang 20 kilometer, Anda bakal disuguhkan dengan pemandangan nan betul-betul indah. Ini adalah kesempatan sempurna untuk terhubung dengan alam.
Kembali naik Shinkansen, saya kemudian menuju ke kota nan secara historis dikenal dengan samurai dan emasnya: Kanazawa.
Kota ini terkenal lantaran menghasilkan 99% lembaran emas Jepang,
Kanazawa adalah kota tempat hal-hal nan berbau silam berdampingan dengan hal-hal baru.
Entah bagaimana, perihal itu membawa rasa semangat nan menggebu sekaligus ketenangan dalam satu waktu.
Setelah mencicipi es krim berlapis lembaran emas nan mewah, saatnya untuk kembali naik kereta.
Baca juga:
- Gunung Fuji tak kunjung bersalju, apa penyebabnya?
- Hampir satu juta sushi dibuang dalam sehari oleh minimarket di Jepang, apa penyebabnya?
- Ulah turis Indonesia di Jepang dan Singapura dikecam warganet - Kalau tidak senang memandang kelakuan turis asing di Bali, kita jangan seperti itu
Perhentian saya berikutnya setelah Kanazawa adalah kota Wajima di semenanjung Noto, wilayah nan baru-baru ini terkena bencana.
Pada Tahun Baru 2024, gempa berkekuatan 7,6 skala Richter menghancurkan kota dan sebagian besar wilayah sekitarnya.
Kerusakan nan dialami kota ini membikin kereta api tidak memungkinkan untuk mencapainya.
Sebaliknya, perjalanan melibatkan kereta lokal mini ke kota Anamizu dan kemudian berkendara singkat ke Wajima.
Ternyata kereta nan tiba di stasiun bukanlah kereta biasa.
Kereta itu mempunyai gerbong bertema Pokemon nan dihiasi karakter berwarna cerah dari animasi terkenal Jepang, termasuk Pikachu dan Bulbasaur.
Saya kemudian menyadari bahwa hiasan kereta ini dibuat untuk membawa kegembiraan bagi anak-anak setempat nan menderita akibat gempa.
Getty ImagesPengunjung di distrik Higashi Chaya, Kanazawa, Jepang, pada Kamis, 17 Agustus 2023.
Melihat Wajima adalah pengalaman nan membuka mata saya. Banyak gedung nan tetap berada di tempatnya, ada juga nan kondisinya runtuh sebagian.
Rasanya seperti melangkah di letak syuting movie bencana, meskipun ini semua terlalu nyata, dengan orang-orang nan juga nyata, nan membangun kembali dan memperbaiki.
Saya datang untuk memandang salah satu kerajinan tertua dan paling tradisional di wilayah ituWajima-nuri (barang pernis tradisional Wajima).
Orang-orang di sini memandang pembangunan kembali industri peralatan pernis sebagai bagian dari pemulihan budaya dan langkah hidup mereka nan lebih luas.
Takahiro Taya, produsen peralatan pernis generasi kesepuluh di Wajima mengatakan, "Jika gempa menghancurkan industri kami, banyak orang bakal kehilangan pekerjaan."
- Apakah teknologi bisa selamatkan masyarakat dari tanah longsor?
- Pemerintah Jepang sengaja halangi pemandangan Gunung Fuji, mengapa?
- Ulah turis Indonesia di Jepang dan Singapura dikecam warganet - Kalau tidak senang memandang kelakuan turis asing di Bali, kita jangan seperti itu
"Jadi, saya kudu membangun kembali industri ini untuk para pengrajin dan untuk pengguna mereka."
"Dan saya punya seorang putra. Dia berumur dua tahun delapan bulan. Saya mau mewariskan pekerjaan ini kepada putra saya," katanya.
Saya tetap punya satu perjalanan terakhir menggunakan Shinkansen untuk menyelesaikan rangkaian perjalanan saya ke Osaka, kota terbesar kedua di Jepang.
Saat saya meninggalkan pedesaan Jepang dan kembali ke wilayah perkotaan negara itu, saya memikirkan sungguh banyak Jepang telah berubah dalam 60 tahun terakhir.
Getty ImagesWajima terkenal dengan produksi pernis tradisionalnya.
Saat ini, Jepang adalah negara nan dipenuhi dengan kota-kota ultramodern dan penemuan mutakhir.
Di sisi lain, rakyatnya sangat bangga dengan tradisi antik dan akar pedesaan mereka.
Shinkansen, nan menghubungkan kota-kota metropolitan padat dan sudut-sudut terpencilnya, melambangkan Jepang secara keseluruhan: negara nan meraih masa depannya sekaligus tetap berpegang pada masa lalunya.
Jepang mempunyai banyak perihal untuk dijelajahi, dengan perbedaan dan kontras nan luar biasa.
Shinkansen telah mengubah negara dengan memungkinkan untuk mencapai sudut-sudut terpencilnya dalam waktu nan sangat singkat.
Namun, Shinkansen juga menawarkan lebih dari itu.
Anda bisa turun di satu kota, menikmati lingkungan sekitar, dan betul-betul keluar dari jalur nan biasa.
Selamat ulang tahun Shinkansen. Semoga mempunyai masa depan nan panjang dan sejahtera.
Versi bahasa Inggris tulisan ini nan berjudul How the bullet train transformed Japan bisa Anda baca di BBC Travel.
(ita/ita)