ARTICLE AD BOX
PENJABAT (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi menegaskan penghapusan koridor 1 Trans-Jakarta rute Blok M-Kota tetap sebatas wacana. Dia apalagi belum menerima berkas kajian mengenai rencana penghapusan koridor tersebut.
"Belum sampai ke meja saya juga (berkas kajian)," jelasnya kepada awak media di Mal Sarinah Jakarta Pusat, Senin (23/12).
Teguh mengatakan wacana tersebut tetap berkarakter pembahasan antara personil legislatif dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), sehingga untuk menghasilkan sebuah kebijakan tetap sangat lama untuk dibahas.
"Jadi belum sampai pada sifatnya kebijakan nan dikeluarkan oleh kita," tegasnya.
Pihaknya bakal membahas lebih lanjut secara naskah akedemis apa nan bakal menjadi rujukan terhadap wacana itu.
"Ibaratnya seperti naskah akademis nan masuk aja, sebelum bisa mencermati lebih jauh," tegas Dirjen Dukcapil Kemendagri itu.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menegaskan tidak menghapus jasa Trans-Jakarta setelah pembangunan MRT Fase 2A selesai.
Dia berkilah hanya bakal ada penyesuaian rute untuk memastikan efisiensi dan integrasi jasa transportasi publik.
“Jakarta mempunyai rencana induk transportasi nan mengedepankan efisiensi pengelolaan subsidi, termasuk Dana Public Service Obligation (PSO). Oleh lantaran itu, ketika MRT Fase 2A selesai dan beraksi penuh dari Lebak Bulus hingga Kota, jasa Trans-Jakarta nan berhimpitan 100% dengan jalur MRT, seperti Koridor 1 Blok M-Kota, bakal di-reroute. Ini tidak berfaedah jasa dihentikan, tetapi diarahkan ulang agar lebih optimal,” ujar Syafrin melalui keterangannya, Minggu (22/12).
Menurutnya, Trans-Jakarta berkedudukan sebagai penghubung alias feeder untuk pikulan rel, termasuk MRT dan LRT.
Hal ini sesuai dengan kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta nan menjadikan transportasi berbasis rel sebagai tulang punggung sistem transportasi massal.
“Prinsipnya, Trans-Jakarta bakal menjadi pelengkap untuk transportasi rel, bukan digantikan. Sebagai contoh, jasa di Bundaran HI tidak bakal dihilangkan. Rute Trans-Jakarta bakal tetap termanfaatkan dengan pola integrasi, misalnya dari Semanggi, Kebun Sirih, hingga Tanah Abang, untuk mendukung konektivitas,” jelas Syafrin. (P-5)