ARTICLE AD BOX
librosfullgratis.com, Jakarta - Pemerintah telah melakukan serangkaian persiapan menjelang puncak arus mudik lebaran 2025 untuk memastikan perjalanan mudik masyarakat ke kampung laman berjalan aman, lancar dan menyenangkan.
Diprediksi, puncak arus kembali bakal berjalan pada 26-28 Maret 2025. Sedangkan puncak arus kembali diperikirakan terjadi pada 6 sampai 7 April 2025.
Berdasarkan info dari Kementerian Perhubungan, diperkirakan lebih dari 146 juta masyarakat Indonesia bakal melakukan perjalanan mudik tahun ini dengan menggunakan beragam moda transportasi. Sebanyak 30.451 bus, 772 kapal laut, 404 pesawat udara, dan 2.550 unit kereta api siap digunakan.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan pihaknya sudah mempersiapkan diri jika ada jalan nan rusak.
"Kementerian PU juga mempersiapkan diri jika ada jalan-jalan nan rusak dan dipersiapkan alat-alat berat dan material untuk bisa segera menanggulangi," ujar AHY.
Selain itu, AHY menyampaikan Kementerian Perhubungan memastikan kelancaran transportasi multimoda baik darat, laut, udara, dan kereta api dalam melayani mudik lebaran. Khususnya, titik-titik nan kerap menjadi pusat kepadatan alias kemacetan kendaraan seperti, Pelabuhan Merak Banten.
"Jadi saya rasa secara keseluruhan pemerintah berupaya semaksimal mungkin baik tingkat pusat maupun wilayah untuk mempersiapkan arus mudik nan melangkah dengan baik dan lancar," jelas dia.
Strategi Polri Hadapi Kepadatan Arus Mudik
Polri menyiapkan pelbagai strategi guna mengurai kepadatan arus lampau lintas selama arus mudik dan kembali Lebaran 2025. Kebijakan rekayasa lampau lintas, seperti ganjil genap, contraflow, dan sistem one-way bakal diberlakukan di beberapa ruas jalan utama.
Kebijakan ini bakal diterapkan secara situasional berasas kajian info dari CCTV, traffic counting, dan laporan real time dari petugas di lapangan.
Selain jalan tol, kepolisian juga bakal mengatur pergerakan di jalur penyeberangan. Beberapa strategi nan bakal diterapkan di pelabuhan antara lain delaying system, buffer zone, screening ticket.
"Selanjutnya dalam rangka menjaga kelancaran pada jalur penyeberangan bakal diterapkan delaying system, buffer zone, dan screening ticket, sehingga pemberlakuan pola operasional kapal tiba berangkat, bongkar berangkat," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto.
Sebanyak 164.298 personel campuran bakal dikerahkan guna memastikan kelancaran arus mudik dan balik. Ratusan ribu personel itu terdiri dari TNI, Polri, Basarnas, BMKG, Kementerian Perhubungan, Pramuka, dan beberapa stakeholder lainnya.
"Operasi ini melibatkan 164.298 personel campuran dan bakal menempati 2.835 pos nan terdiri dari 1.738 pos pengamanan, 788 pos pelayanan, serta 309 pos terpadu sebagai pusat info dan pelayanan bagi masyarakat nan sedang melakukan perjalanan," kata dia.
Tak hanya itu, abdi negara juga bakal melakukan pengamanan di 126.736 titik seperti masjid, letak Salat Id, tempat wisata, pusat perbelanjaan, terminal, pelabuhan, stasiun, dan bandara.
Polri juga menyiagakan layanan hotline dengan saluran 110 untuk pengaduan arus mudik Lebaran 2025 dengah angan pelayanan mudik 2025 semakin baik. Saluran tersebut bakal beraksi selama 24 jam.
Polri pun telah memetakan sejumlah titik kepadatan nan berpotensi menyebabkan kemacetan parah, terutama di jalur tol dan arteri.
Kakorlantas Irjen Agus Suryonugroho mengungkapkan bahwa salah satu titik rawan kemacetan utama berada di KM 47 Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
"Di KM 47 ini sering terjadi bottleneck. Apabila arus kendaraan sangat tinggi, kemungkinan dari KM 47 hingga KM 70 bakal diterapkan skema contraflow," ujar Agus kepada librosfullgratis.com.
Selain itu, jalur menuju Pejagan dan Banyumas juga diprediksi padat. "Jalur ini memang selalu mengalami peningkatan volume kendaraan saat arus mudik," tambahnya.
Tak hanya di jalan tol, kepadatan juga diprediksi terjadi di beberapa jalur arteri dan alternatif. Salah satunya adalah jalur Nagrek, nan biasa mengalami lonjakan kendaraan sejak H-3 Lebaran.
"Nagrek sudah langganan padat setiap tahun, dan puncaknya bakal terjadi saat arus mudik berlangsung. Begitu juga dengan area Puncak, terutama pada H+2 nanti," jelasnya.
Beberapa trouble spot lain nan menjadi perhatian adalah pertigaan Mengkreng di Kediri serta jalur menuju Kota Batu nan diprediksi bakal mengalami peningkatan volume kendaraan pada H+2 Lebaran.
Sebagai langkah antisipasi, Polri telah menyiapkan beragam strategi rekayasa lampau lintas, termasuk pengalihan ke jalur alternatif.
"Jika jalan utama penuh, maka kendaraan bakal dialihkan ke jalur alternatif, seperti di Tegal dan Semarang. Di Semarang sendiri, rekayasa lampau lintas bakal diterapkan di area Krapyak dan beberapa titik strategis lainnya," tambahnya.