Ternyata Masih Banyak Lubang Hitam Supermasif Yang Tersembunyi 

Sedang Trending 4 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX
Ternyata Masih Banyak Lubang Hitam Supermasif nan Tersembunyi  ilustrasi - lubang hitam(freepik)

ALAM semesta mungkin menyimpan lebih banyak lubang hitam raksasa nan rakus menghisap materi di sekitarnya daripada nan sebelumnya diperkirakan.

Itulah konklusi dari tim ilmuwan, nan berteori astronom mungkin melewatkan antara 30% - 50% lubang hitam supermasif nan sedang "memakan," ialah titans kosmik nan mempunyai massa setara dengan jutaan alias apalagi miliaran matahari.

Monster kosmik ini tampaknya berlindung di kembali gorden besar gas dan debu galaksi nan membantu memberi makan mereka.

"Perbandingan skala ukuran lubang hitam supermasif dengan galaksi induknya seperti membandingkan kacang polong dengan Bumi," kata pemimpin tim studi Peter Boorman, seorang peneliti di California Institute of Technology di Pasadena, pada pertemuan ke-245 American Astronomical Society di National Harbor, Maryland pada hari Senin (13/1).

"Tapi meskipun ada perbedaan ukuran nan sangat ekstrem, lubang hitam supermasif nan mengakresi mempunyai potensi untuk menyebabkan kehancuran alias apalagi memberi pengaruh positif pada galaksi induknya," tambah Boorman.

Itu lantaran ketika lubang hitam "kekenyangan," mereka dapat meledakkan jet materi dari sekitarnya dengan kecepatan sekitar 33% dari kecepatan cahaya. Jet astrofisik ini dapat mendorong gas dan debu nan dibutuhkan untuk pembentukan bintang di galaksi rumah mereka. Oleh lantaran itu, lubang hitam nan meletus dapat memperlambat alias apalagi menghentikan pembentukan bintang di galaksi sekitarnya.

"Ini mempunyai implikasi dramatis untuk persepsi kita tentang perkembangan galaksi," lanjut Boorman. "Ada satu komponen dari gambaran ini nan sering terabaikan: pengaburan."

Pengaburan adalah penyembunyian lubang hitam supermasif nan sedang "memakan" alias mengakresi materi di wilayah terang nan disebut inti galaksi aktif (AGN) oleh piringan gas dan debu nan mereka makan.

Lubang hitam berlindung di kembali donat

Peneliti Caltech, nan sebelumnya dari University of Southhampton di Inggris, menjelaskan bahwa lubang hitam supermasif nan sedang memberi makan dan tumbuh tidak bisa ada tanpa semacam reservoir materi di sekitar mereka — "buffet kosmik" nan mereka makan.

"Diduga materi ini bisa membentuk corak geometris nan menyerupai donat," kata Boorman. "Tergantung pada orientasi materi tersebut terhadap garis pandang kita, kita bisa memandang langsung ke pusat materi nan mengakresi, nan sangat terang, alias kita memandang pengaburan berat."

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa pengaburan ini bisa menyembunyikan hingga 15% dari lubang hitam supermasif nan sedang memberi makan dari pandangan kita.

Boorman dan kolega menguji buahpikiran ini dengan info inframerah dari pesawat ruang angkasa NASA, Nuclear Spectroscopic Telescope Array (NuSTAR), sebagai bagian dari proyek berjulukan NuLANDS (NuSTAR Local AGN N H Distribution Survey).

Hasilnya adalah visualisasi sinar inframerah nan datang dari awan nan mengelilingi lubang hitam supermasif. Ini memungkinkan tim untuk membikin sensus pertama nan sangat terperinci dari lubang hitam nan tumbuh dengan mengkonsumsi materi di sekitar mereka.

"Meski lubang hitam itu gelap, gas di sekitarnya memanas dan bercahaya terang, menjadikannya salah satu objek paling terang di alam semesta," kata personil tim dan peneliti dari University of Southhampton, Poshak Gandhi, dalam sebuah pernyataan. "Bahkan ketika tersembunyi, debu sekitar menyerap dan memancarkan sinar ini sebagai radiasi inframerah, mengungkapkan keberadaan mereka."

"Kami menemukan bahwa banyak dari mereka berlindung di depan mata — tersembunyi di kembali debu dan gas, menjadikannya tidak terlihat oleh teleskop biasa."

Mencari lubang hitam nan tersembunyi ini bisa membantu menjelaskan gimana mereka tumbuh menjadi ukuran nan sangat besar. Ini juga bisa membantu memberikan gambaran nan lebih baik tentang gimana galaksi berevolusi.

"Jika kita tidak mempunyai lubang hitam, galaksi bisa jauh lebih besar," kata Gandhi. "Jika kita tidak mempunyai lubang hitam supermasif di galaksi Bima Sakti kita, mungkin ada lebih banyak bintang di langit."

"Itu hanya salah satu contoh gimana lubang hitam dapat mempengaruhi perkembangan galaksi."

Boorman menjelaskan gimana pandangan kita terhadap alam semesta bakal berbeda jika kita bisa memandang keberadaan lubang hitam supermasif nan sedang memberi makan.

"Jika mata kita bisa mendeteksi sinar-X, langit bakal penuh dengan titik-titik," kata Boorman. "Dan setiap titik itu bakal menjadi lubang hitam supermasif nan sedang mengakresi." (space/Z-3)