Transformasi Bumn Dinilai Penting Menghadapi Tantangan Global

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) bekerja sama dengan Biro Pemberitaan Kesetjenan DPR menggelar seminar nasional dengan tajuk 'Transformasi BUMN Menjadi Pilar Fundamental Perekonomian Nasional'. Perubahan BUMN dinilai krusial untuk ekonomi nasional dan menghadapi tantangan global.

Ketua KWP, Ariawan, nan membuka seminar itu menyampaikan bahwa aktivitas ini merupakan pengembangan dari obrolan rutin organisasinya nan biasa digelar pada Selasa dan Kamis.

"Biasanya obrolan hanya diikuti oleh rekan-rekan wartawan. Kali ini, kami mau memperluas cakupan dengan menghadirkan mahasiswa agar lebih banyak nan mendapatkan edukasi mengenai isu-isu parlemen dan kebijakan publik," kata Ariawan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (14/2/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ari berambisi seminar ini menjadi awal dari serangkaian obrolan nasional nan lebih inklusif dan melibatkan lebih banyak pihak. Seminar berikutnya diharap tidak hanya terbatas pada lingkungan Parlemen tetapi juga masyarakat luas.

"Harapannya, aktivitas ini tidak hanya sekali, tetapi bakal dilakukan secara berkala dan semakin sering ke depannya," kata Ariawan.

Lebih krusial dari itu, Ariawan mau seminar nan digelar KWP ke depannya bisa mengedukasi masyarakat. Termasuk, memberikan informasi-informasi aktual ke publik.

"Bukan hanya ke ruang lingkup nan rutinitas berada di Kompleks Parlemen tapi juga di luar" kata Ariawan.

Sejumlah tokoh datang dalam seminar ini, baik secara langsung maupun virtual, Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKB Cucun Ahmad Samsurizal, Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Demokrat Herman Khairon, dan Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Golkar Firnando H Ganinduto. Sementara itu, Dari Kementerian BUMN diwakili oleh Deputi SDM Kementerian BUMN, Tedi Barata, dan Kepala Biro Pemberitaan DPR, Indra Pahlevi.

Ketua Komite II DPD Badikenita Br Sitepu dalam obrolan mengungkapkan pentingnya transformasi BUMN mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Apalagi, perekonomian Indonesia sekarang tetap sangat berjuntai pada investasi sektor upaya mikro, kecil, dan menengah (UMKM), nan menyumbang sekitar 70% dari pertumbuhan ekonomi.

Senator adal Sumatra Utara (Sumut) itu berpandangan optimasi BUMN melalui restrukturisasi dan efisiensi sangat diperlukan agar dapat memberikan kontribusi lebih besar terhadap pendapatan negara melalui dividen dan pajak. Mengingat, investasi skala besar, termasuk peran BUMN tetap terbatas.

Bedikenita juga menyoroti akibat globalisasi nan semakin menekan daya saing industri dalam negeri. Produk impor nan membanjiri pasar domestik menjadi tantangan besar bagi sektor manufaktur dan BUMN nan bergerak di bagian produksi.

Oleh karena itu, dia menekankan perlunya peningkatan nilai tambah produk dalam negeri. Sehingga, Indonesia tidak hanya menjadi eksportir bahan mentah, tetapi juga produsen peralatan jadi dengan daya saing tinggi di pasar global.

"Transformasi BUMN kudu menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Dengan strategi nan tepat, BUMN bisa menjadi pilar esensial perekonomian nasional," ujarnya.

Sebagai langkah konkret, Badikenita merekomendasikan sejumlah langkah dalam mentransformasi BUMN. Antara lain, percepatan mengambil teknologi digital dalam operasional BUMN, peningkatan kerjasama lintas sektor, serta penguatan tata kelola agar lebih transparan dan akuntabel.

"Di samping itu, corporate social responsibility (CSR) BUMN agar lebih berakibat langsung pada masyarakat sekitar," kata dia.

Paa akhir paparannya, Badikenita membujuk seluruh pemangku kepentingan, termasuk mahasiswa dan akademisi, untuk terus mengawal transformasi BUMN demi pertumbuhan ekonomi nan lebih inklusif dan berkelanjutan.

Sementara itu, Deputi SDM & TI Kementerian BUMN Tedi Barata mengamini pentingnya BUMN bertransformasi. Terlebih, BUMN menjadi 'mesin' penggerak ekonomi sekaligus pembangunan Indonesia.

Tedi menyampaikan salah satu transformasi nan kudu dilakukan BUMN adalah mengenai langkah berasosiasi dengan stakeholder. Menurutnya, tanpa stakeholder transformasi tidak bakal melangkah dengan mudah.

"Kita mau UMKM juga kudu tumbuh berbareng BUMN," ucap Tedi.

Di sisi lain, Tedi menjelaskan jika Menteri BUMN Erick Thohir mendorong agar kementerian nan dipimpinnya bisa melakukan perbaikan pada sektor teknologi. Termasuk, melakukan pembenahan karakter di Kementerian BUMN.

"Jadi Pak Erick Thohir ketika pertama kali jadi menteri waktu itu ya nan ditransformasi seputar teknologinya bukan bisnis, prosesnya mau dibenarkan seperti apa bukan teknologi langsung dianut tapi pertama adalah transformasi dengan apa dengan kultur membentuk karakter nan baik," kata Tedi.

Di letak nan sama, Direktur Eksekutif Skala Survei Indonesia (SSI), Abdul Hakim, memandang jika sistem BUMN Tanah Air berada di tengah-tengah sosialis dan liberal. Salah satu contohnya, BUMN dijadikan motor utama dalam pembagunan negara.

"Semua sumber kekayaan negara itu dimiliki oleh negara dan dimanfaatkan sebanyak-banyaknya untuk kepentingan masyarakat," kata Abdul.

(rfs/tor)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu