ARTICLE AD BOX
Jakarta, librosfullgratis.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melancarkan serangan ke golongan Houthi di Yaman. "Amukan" Trump itu menewaskan setidaknya 31 orang dengan 101 terluka.
Trump sebelumnya memperingatkan penguasa Yaman tersebut, menyebut bakal ada "neraka nan turun dari langit", jika Houthi tak kunjung berakhir menyerang kapal-kapal di Laut Merah. Perlu diketahui serangan Houthi ke kapal-kapal tersebut dilakukan merujuk ke kepentingan Israel dan Barat, untuk menghentikan perang di Gaza.
"Serangan di Sanaa, serta di wilayah Saada, Al-Bayda, dan Radaa, menewaskan sedikitnya 31 orang dan melukai 101 orang, sebagian besar adalah anak-anak dan wanita," kata ahli bicara kementerian kesehatan Houthi, Anis Al-Asbahi, dikutip dari AFP, Senin (17/3/2025).
Sebelumnya, rekaman media Houthi menunjukkan anak-anak dan seorang wanita di antara mereka nan dirawat di ruang darurat gawat rumah sakit. Termasuk seorang gadis linglung dengan kaki menghitam nan dibalut perban.
Trump sendiri dalam sebuah unggahan media sosial memang berjanji menggunakan kekuatan mematikan luar biasa untuk menyetop perlawanan Houthi. Trump juga memperingatkan Iran, pendukung utama Houthi.
"Kepada semua teroris Huthi, WAKTU KALIAN SUDAH HABIS, DAN SERANGAN KALIAN HARUS DIHENTIKAN, MULAI HARI INI. JIKA TIDAK, NERAKA AKAN MENGHANCURKAN KALIAN DENGAN CARA YANG BELUM PERNAH KALIAN LIHAT SEBELUMNYA!" katanya.
"Kepada Iran: Dukungan untuk teroris Houthi kudu SEGERA diakhiri!" tambahnya.
"JANGAN menakut-nakuti Rakyat Amerika, Presiden mereka... alias jalur pelayaran di seluruh dunia. Jika Anda melakukannya, WASPADALAH, lantaran Amerika bakal meminta pertanggungjawaban penuh kepada Anda dan, kami tidak bakal bersikap baik tentang perihal itu!".
Sementara itu, Houthi berjanji bahwa serangan itu "tidak bakal berlalu tanpa respons". Situs web Huthi Ansarullah mengecam apa nan disebutnya sebagai "kebrutalan kriminal" Washington.
"Angkatan bersenjata Yaman kami sepenuhnya siap menghadapi eskalasi dengan eskalasi," kata biro politik Huthi.
Iran mengutuk keras serangan udara AS dan menyebutnya "serangan brutal". Iran juga mengatakan serangan Trump adalah "pelanggaran berat terhadap prinsip-prinsip Piagam PBB".
Di sisi lain, diplomat utama Iran Abbas Araghchi menyayangkan jatuhnya korban jiwa. Ia pun mengatakan Washington "tidak mempunyai wewenang" untuk mendikte kebijakan luar negeri Teheran.
"Iran tidak bakal berperang, tetapi jika ada nan mengancam, Iran bakal memberikan tanggapan nan tepat, tegas, dan meyakinkan," kata Kepala Garda Revolusi negara itu, Hossein Salami.
Serangan Houthi ke kapal-kapal di Laut Merah telah memaksa banyak perusahaan untuk mengambil jalan memutar nan mahal di sekitar Afrika selatan. Laut Merah merupakan rute vital dengan 12% lampau lintas pelayaran dunia, menyambungkan Asia ke Eropa lewat Terusan Suez di Mesir.
"Houthi telah menyerang kapal perang AS sebanyak 174 kali dan kapal-kapal komersial sebanyak 145 kali sejak 2023," ujar Juru bicara Pentagon Sean Parnell.
Houthi merebut Sanaa pada tahun 2014 dan menyerbu sebagian besar wilayah negara itu, sebelum koalisi nan dipimpin Arab Saudi kombinasi tangan. Perang tersebut menghancurkan negara nan sudah miskin itu.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Gaza Mau Dibangun, Trump: Ini Kawasan Real Estate Potensial
Next Article Siaga 'Malapetaka' Asia lantaran Trump Presiden AS Lagi, RI Disebut