Update Rencana Phk-tutup Pabrik Raksasa Otomotif, Begini Nasib Pekerja

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, librosfullgratis.com - Prahara terus menimpa industri otomotif dunia. Dua raksasa dalam industri ini, Volkswagen dan Stellantis, apalagi sempat berencana untuk merumahkan hingga ratusan ribu tenaga kerja miliknya.

Mengutip laporan The Associated Press, Senin (23/12/2024), Volkswagen dan perwakilan karyawannya mengatakan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan bayaran untuk 120.000 pekerja di Jerman. Ini bakal menghindari penutupan pabrik dan mencegah PHK nan dipaksa hingga 2030.

Meski begitu, kesepakatan tersebut juga mencakup ketentuan bagi VW untuk memangkas lebih dari 35.000 pekerjaan melalui pensiun awal dan pembelian saham pada 2030.

Yang jelas, kesepakatan tersebut bakal menghemat VW sebesar 1,5 miliar euro (Rp 25 triliun) setahun dalam biaya tenaga kerja.

"Kami mempunyai tiga prioritas dalam negosiasi: mengurangi kelebihan kapabilitas di lokasi-lokasi Jerman, mengurangi biaya tenaga kerja, dan menurunkan biaya pengembangan ke tingkat nan kompetitif," kata Thomas Schaefer, kepala merek Volkswagen nan menjadi nama perusahaan.

"Kami mencapai solusi berkepanjangan di ketiga area tersebut. Kesepakatan nan baik."

Walau begitu, negosiator serikat pekerja IG Metall, Thorsten Groeger, mengatakan bahwa tenaga kerja juga menerima 'konsesi nan menyakitkan'. Sebuah pernyataan serikat pekerja mengatakan tingkat bayaran bulanan tidak bakal terpengaruh apapun dalam kesepakatan ini.

Kesepakatan nan dicapai ini memungkinkan produsen mobil nan berkantor pusat di Wolfsburg itu mengatasi penurunan permintaan di Eropa, biaya bahan baku nan lebih tinggi, dan meningkatnya persaingan dari produsen mobil China.

Diketahui, penjualan nan lesu di Eropa berfaedah perusahaan itu telah kehilangan potensi penjualan 500.000 mobil per tahun, alias hasil produksi dua pabrik.

Nasib Stellantis

Sementara itu, Stellantis telah membatalkan keputusannya untuk memberhentikan sekitar 1.100 tenaga kerja di pabrik Jeep di Ohio. Hal ini terjadi setelah pengunduran diri mendadak CEO perusahaan itu, Carlos Tavares, pada Sabtu (21/12/2024) malam.

Dalam pernyataan resmi, perusahaan itu telah memutuskan untuk tidak memberhentikan tenaga kerja tanpa pemisah waktu mulai 5 Januari. Tetapi sebagai gantinya, Stellantis bakal memperpanjang pemberitahuan penyesuaian dan training ulang pekerja.

"Karyawan diharapkan kembali bekerja sesuai agenda setelah tahun baru," kata ahli bicara Stellantis.

Bulan lalu, Stellantis mengumumkan rencana untuk memberhentikan tenaga kerja di Pabrik Perakitan Toledo Selatan, nan membikin Jeep Gladiator, dalam upaya meningkatkan efisiensi dan mengurangi inventaris di seluruh operasinya di Amerika Utara.

Induk perusahaan Chrysler itu menghadapi penurunan penjualan di Amerika Utara, nan secara historis telah menghasilkan untung nan cukup besar berkah penjualan kendaraan Jeep dan Ram nan populer. Penekanan perusahaan pada pemotongan biaya semakin intensif di bawah Tavares.

Stellantis mengatakan bulan lampau bahwa 400 pekerja di akomodasi suku cadang otomotif Detroit bakal kehilangan pekerjaan tanpa pemisah waktu. Pada bulan Agustus, perusahaan itu mengatakan bakal memberhentikan hingga 2.450 pabrik di akomodasi Michigan lantaran menghentikan produksi Dodge Ram 1500 Classic.

Sementara perusahaan telah mengurangi jumlah tenaga kerja bergaji melalui pensiun sukarela, pemutusan hubungan kerja di antara tenaga kerja manufaktur nan diwakili oleh serikat pekerja United Auto Workers (UAW) telah menarik perhatian paling besar dari para politisi.

"Kami bakal melakukan tindakan mogok nasional di beragam fasilitas. Stellantis telah kandas memenuhi janji nan telah dibuatnya dengan serikat pekerja," ujar Presiden UAW, Shawn Fain.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Raksasa Otomotif Jerman PHK 35.000 Pekerja Hingga Tahun 2030

Next Article Mobil Ini Menuju Kematian, Mau Tutup Pabrik di Jerman dan di RI Laku 2