Ahok Dipanggil Kejagung Soal Kasus Minyak Mentah, Ini 3 Responnya

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

librosfullgratis.com, Jakarta - Kejaksaan Agung (Kejagung) memeriksa mantan Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Kamis 13 Maret 2025. Ahok diperiksa mengenai kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina (Persero), Sub Holding dan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) tahun 2018-2023.

Kelar diperiksa, Ahok mengakui interogator Kejagung nyatanya mempunyai info lebih banyak daripada miliknya soal masalah di internal Pertamina.

Dia juga menyebut, sebagai Komut dia hanya melakukan monitoring dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), termasuk soal untung rugi. Sementara selama dirinya menjabat, keahlian Pertamina menunjukkan hasil nan baik.

Ahok diketahui menjabat sebagai Komut  PT Pertamina (Persero) sejak 22 November 2019 berasas Keputusan Menteri BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (Persero) No.SK-282/MBU/11/2019 tanggal 22 November 2019.

Dia kemudian mengusulkan surat pengunduran diri pada 2 Februari 2024 nan dikirimkan ke Kementerian BUMN selaku pemegang saham Pertamina.

Sementara itu, kerugian negara dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi ini mencapai Rp193,7 triliun. Sebanyak sembilan orang sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini, terdiri dari enam pejabat anak perusahaan Pertamina dan tiga dari pihak swasta.

Berikut respons Ahok saat dipanggil Kejaksaan Agung sebagai saksi kasus korupsi Pertamina, dihimpun oleh Tim News librosfullgratis.com:

Promosi 1

Mengaku Senang Bisa Membantu Kejaksaan Agung

Mantan Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok, tiba di Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung), Jakarta Selatan, sekitar pukul 08.36 WIB. Ia datang mengenakan batik berwarna cokelat.

Kedatangannya ini untuk diminta keterangan mengenai kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina (Persero), Sub Holding dan Kontraktor Kontrak Kerja sama (KKKS) tahun 2018-2023.

"Ya kita sebetulnya secara struktur kan Subholding, tapi tentu saya sangat senang bisa membantu Kejaksaan jika nan apa nan saya tahu bakal saya sampaikan," kata Ahok kepada wartawan di lokasi, Jakarta, Kamis (13 Maret 2025).

Ahok menegaskan tak gentar jika diperiksa oleh Kejaksaan Agung. Tak main-main, Ahok mengaku punya rekaman rapat saat tetap menjabat di Pertamina.

Dia apalagi menantang agar persidangan kelak dibuka untuk publik. Ahok mau seluruh rakyat Indonesia mendengar sendiri apa nan sedang terjadi di perusahaan tersebut.

"Gue sudah ngomong kok makanya saya seneng jika jaksa mau panggil saya punya rekaman rapat bunyi semua. Saya cuman minta pak jaksa sidang terbuka di republik ini," ujar dia.

"Saya senang jika di sidang semua rekaman rapat diputar biar seluruh rakyat Indonesia mendengar apa nan terjadi di Pertamina, apa nan saya marah-marah di sana. Kalau semua periksa minyak. Penerimaan kitab tulis, pembelian beras mesti saya. Kalau gitu ngapain ada ratusan ribu pegawai," dia menandaskan.

Membawa Sejumlah Data

Tidak dengan tangan kosong, kehadiran mantan Gubernur DKI Jakarta ini dengan membawa sejumlah data. "Data nan kami bawa itu adalah info rapat," ujarnya.

Data itu pun nantinya bakal diserahkan kepada interogator andaikan memang diperlukan dalam kasus tersebut. "Kalau diminta bakal kita kasih, (bawa tapi) kan bukan punya kewenangan saya tapi kewenangan Pertamina," pungkasnya.

Sebelumnya, Ahok menyatakan siap dipanggil Kejaksaan Agung. Hal itu disampaikan merespons pernyataan Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Dirdik Jampidsus) Kejaksaan Agung, Abdul Qohar, nan sedang mendalami kasus ini.

"Saya siap, saya senang membantu," kata dia dalam wawancara unik dengan Liputan6 SCTV dikutip Jumat (28 Februari 2025).

Ahok kemudian singgung lemahnya pengawasan di Pertamina, sehingga melenggangkan permainan kotor di dalam pengelolaan minyak.

"Kalau soal itu kita nggak bisa tahu teknis. Itu adalah soal teknis, jika pemasoknya mencampur ini permainan bajingan lah kenapa lo terima," ujar dia.

Intinya, kata Ahok, dia siap membantu kekurangan info alias info nan dibutuhkan Kejagung.

Sebut Kejagung Memiliki Data nan Lebih Banyak

Kejagung kelar memeriksa mantan Komut Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengenai kasus kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina (Persero), Sub Holding dan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) tahun 2018-2023.

Dia mengakui interogator Kejagung nyatanya mempunyai info lebih banyak daripada miliknya soal masalah di internal Pertamina.

"Ternyata dari Kejaksaan Agung, mereka punya info nan lebih banyak daripada nan saya tahu. Ibaratnya saya tahu hanya sekaki, dia tahu sudah sekepala, saya juga kaget-kaget juga, dikasih tahu penelitian ini ada fraud apa, ada permimpangan transverse seperti apa, dia jelasin, saya juga kaget-kaget lantaran kan ini kan subholding ya, subholding kan saya nggak bisa sampai ke operasional, saya hanya sampai memeriksa," tutur Ahok di Kejagung, Jakarta Selatan, Kamis (13 Maret 2025).

Ahok menyebut, sebagai Komut dia hanya melakukan monitoring dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), termasuk soal untung rugi. Sementara selama dirinya menjabat, keahlian Pertamina menunjukkan hasil nan baik.

"Jadi kita nggak tahu tuh, rupanya di bawah ada apa, kita nggak tahu, jadi saya minta data, saya hanya sampaikan agenda rapat kita terekam, tercatat, silakan di Kejaksaan Agung untuk meminta dari Pertamina. Nah, saya sendiri sampaikan bahwa ini ya sebatas itu kita tahu," jelas dia.

↑