ARTICLE AD BOX
Washington DC -
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berjumpa dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Mark Rutte nan berjamu ke Gedung Putih. Dalam pertemuan itu, Trump mengatakan kepada Rutte bahwa kendali AS atas Greenland diperlukan untuk meningkatkan keamanan internasional.
Pernyataan Trump kepada Sekjen NATO itu, seperti dilansir Reuters, Jumat (14/3/2025), semakin mengobarkan ambisi sang Presiden AS untuk mencaplok pulau strategis di area Arktik tersebut.
"Anda tahu, Mark, kita membutuhkannya untuk keamanan internasional, bukan hanya keamanan -- internasional -- kita mempunyai banyak pemain favorit nan berlayar di sekitar pantai itu, dan kita kudu berhati-hati," ucap Trump kepada Rutte di Ruang Oval Gedung Putih pada Kamis (13/3) waktu setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita bakal berbincang dengan Anda," imbuh Trump.
Saat ditanya langsung mengenai prospek aneksasi Greenland, Trump menjawab: "Saya pikir perihal itu bakal terjadi."
Trump menjadikan ambisi menguasai Greenland sebagai topik pembicaraan utama sejak dia kembali ke Gedung Putih pada 20 Januari lalu. Pernyataan pada Kamis (13/3) menunjukkan Trump mungkin mau NATO terlibat dalam upayanya mengambil alih Greenland, nan merupakan wilayah semi-otonomi Denmark.
Pernyataan terbaru Trump itu langsung menuai penolakan dari Premier Greenland, Mute Egede, nan bakal mengakhiri masa jabatannya. "Presiden AS sekali lagi menyuarakan pemikiran untuk menganeksasi kita. Cukup sudah," tegas Egede dalam pernyataan via Facebook.
Simak buletin selengkapnya di laman selanjutnya.
Jens-Frederik Nielsen, pemimpin Partai Demokraatit nan baru saja memenangkan pemilu parlemen Greenland pada Selasa (11/3), juga menyatakan penolakan terhadap ambisi Trump.
"Pernyataan Trump dari AS itu tidak layak dan hanya menunjukkan sekali lagi bahwa kita kudu berasosiasi dalam situasi seperti ini," ucapnya.
Menanggapi Trump, Rutte mengatakan bakal menyerahkan pertanyaan soal masa depan Greenland kepada pihak lainnya. Dia secara tegas menyatakan "tidak mau menyeret NATO" ke dalam perdebatan.
Menurut Rutte, perihal itu semestinya menjadi pembicaraan negara-negara di area "utara" lantaran China dan Rusia menggunakan jalur perairan di area tersebut.
Namun Trump bersikeras mengatakan Denmark menolak untuk membahas topik tersebut dan mencetuskan NATO untuk terlibat.
"Kami telah berurusan dengan Denmark, kami telah berurusan dengan Greenland, dan kami kudu melakukannya. Kami betul-betul membutuhkannya untuk keamanan nasional. Saya pikir itulah sebabnya NATO mungkin kudu terlibat, lantaran kami betul-betul memerlukan Greenland untuk keamanan nasional. Itu sangat penting," ucap Trump dalam argumennya kepada Rutte.
NATO dan Kedutaan Besar Denmark di Washington belum memberikan tanggapannya. Sementara jajak pendapat menunjukkan sebagian besar masyarakat Greenland menolak berasosiasi dengan AS, meskipun kebanyakan mendukung kemerdekaan pulau itu dari Denmark.
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu