ARTICLE AD BOX

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menjamin keamanan investasi emas melalui aplikasi BRImo. Dalam sistem ini, emas bentuk nan diinvestasikan oleh pengguna disimpan 100% di Pegadaian. Sehingga, pengguna tidak perlu cemas bakal kehilangan alias kerusakan emas mereka.
Direktur Retail Funding and Distribution BRI Andrijanto menjelaskan, fitur investasi emas di BRImo merupakan hasil kerja sama antara BRI dan Pegadaian, nan merupakan bagian dari BRI Group.
"Untuk upaya proses dan agunan keamanannya mengikuti standar Pegadaian dan sudah memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," ujarnya kepada Media Indonesia, dikutip Kamis (13/3).
Dalam ketentuan tersebut, emas nan dijual kudu tersedia dalam stok nan cukup, nan telah dialokasikan oleh Pegadaian untuk buffer transaksi harian. Stok emas ini, ungkap Andrijanto, disimpan di akomodasi nan telah memenuhi standar OJK, memastikan keamanan dan kelancaran transaksi.
Dari segi teknis, lanjutnya, fitur investasi emas di BRImo terintegrasi secara langsung dengan sistem Pegadaian melalui antarmuka pemrograman aplikasi alias application programming interfaces (API).
"Keamanan info dan transaksi pengguna di aplikasi BRImo dijamin dengan sistem keamanan berlapis," imbuh Andrijanto.
Pengamanan berlapis tersebut termasuk penggunaan password, individual identification number (PIN) alias otentikasi biometrik seperti sidik jari alias pengenalan wajah untuk memastikan bahwa hanya pemilik akun nan dapat mengakses investasi emas mereka. Kemudian, verifikasi nomor ponsel, pemakaian modul mobile security dan fraud detection system (FDS) alias sistem nan dapat mendeteksi tindakan penipuan secara real-time pada transaksi.
Dihubungi terpisah, pengamat perbankan dan praktisi sistem pembayaran Arianto Muditomo menilai, langkah Bank BRI dalam memastikan keamanan berlapis pada investasi emas di aplikasi BRImo merupakan strategi krusial untuk meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap layanan.
Dengan sistem pengamanan nan mencakup enkripsi data, autentikasi berlapis, serta pencatatan transaksi berbasis digital, akibat kehilangan alias kerusakan bentuk emas dapat diminimalisasi.
"Sehingga konsumen tidak perlu cemas mengenai aspek penyimpanan emas," ucapnya.
Arianto berpandangan keamanan ini menjadi aspek utama dalam menarik lebih banyak pengguna untuk berinvestasi emas secara digital, terutama bagi masyarakat nan mencari pengganti investasi kondusif dan likuid.
Di sisi lain, dia menilai potensi BRI dalam mengembangkan upaya emas melalui Pegadaian sangat besar, mengingat kombinasi kekuatan BRI sebagai bank dengan pedoman pengguna luas dan Pegadaian sebagai pemimpin pasar dalam jasa gadai emas.
Dengan penetrasi digital nan semakin meningkat dan sinergi antar anak upaya BRI Group, jasa investasi emas ini diyakini dapat berkembang pesat. Baik dalam perihal jumlah pengguna maupun volume transaksi, seiring dengan tren pertumbuhan investasi emas di Indonesia. (Ins/I-1)