Cuaca Indonesia Kamis 6 Februari 2025: Langit Indonesia Mayoritas Cerah Berawan Dari Pagi Hingga Malam

Sedang Trending 2 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

librosfullgratis.com, Jakarta - Langit sebagian besar wilayah Indonesia pada Kamis pagi (6/2/2025) diprediksi cerah, cerah berawan, berawan, petir, dan hujan ringan. Seperti itulah prakiraan cuaca Indonesia hari ini.

Kemudian pada siang hari nanti, sebagian wilayah Indonesia diprakirakan BMKG bakal hujan ringan di antaranya Bengkulu, Yogyakarta, Surabaya, Pangkal Pinang, Kupang, dan Makassar.

Selanjutnya, malam hari nanti, cuaca Indonesia sebagian besar diprediksi berawan, cerah berawan, cerah, petir, dan hujan ringan. 

Berikut info prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya nan dikutip librosfullgratis.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.id:

 Kota  Pagi  Siang  Malam
 Banda Aceh  Cerah Berawan   Cerah   Cerah Berawan
 Denpasar  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Serang  Berawan  Berawan  Berawan
 Bengkulu  Hujan Ringan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Yogyakarta   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Jakarta Pusat   Hujan Ringan  Berawan  Berawan 
 Gorontalo   Berawan  Berawan  Berawan 
 Jambi   Cerah  Berawan  Cerah
 Bandung   Berawan  Berawan  Hujan Ringan
 Semarang   Cerah  Berawan  Hujan Ringan
 Surabaya   Berawan  Hujan Ringan  Berawan 
 Pontianak   Cerah Berawan  Berawan  Berawan 
 Banjarmasin   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Palangkaraya  Cerah Berawan   Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Samarinda  Petir  Berawan  Petir
 Tarakan   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Pangkal Pinang  Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Tanjung Pinang   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan 
 Bandar Lampung  Berawan  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Ambon   Berawan  Cerah Berawan   Cerah Berawan
 Ternate   Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Mataram   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Kupang   Hujan Ringan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Kota Jayapura  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Manokwari   Berawan  Berawan  Hujan Ringan
 Pekanbaru   Berawan   Berawan  Berawan 
 Mamuju   Hujan Ringan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Makassar   Hujan Ringan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Kendari   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Manado    Berawan  Berawan  Berawan
 Padang   Berawan   Berawan  Berawan
 Palembang  Cerah Berawan   Cerah Berawan  Cerah
 Medan   Berawan   Cerah Berawan  Cerah Berawan

Diperkirakan curah hujan lebat bakal terus terjadi hingga bulan Maret kelak sebelum memasuki musim pancaroba alias musim panas.

Puncak Musim Hujan Ancam Jawa Tengah, BMKG Imbau Pemprov dan Masyarakat Siaga

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan peringatan awal mengenai kondisi cuaca ekstrem nan berpotensi memicu musibah hidrometeorologi di Provinsi Jawa Tengah.

Dalam Rapat Koordinasi Antisipasi Bencana Hidrometeorologi nan digelar berbareng Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, Dwikorita menegaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah wilayah menghadapi puncak musim hujan nan diperkirakan berjalan hingga Februari 2025.

"Sebagian besar wilayah Jawa Tengah bakal mengalami puncak musim hujan hingga Februari. Namun, puncak musim hujan ini tidak serempak, terjadi berjenjang mulai November, Desember, Januari, hingga Februari. Hal ini membikin potensi bencana, seperti nan terjadi di Pekalongan, tetap bisa terjadi. Oleh lantaran itu, langkah antisipasi terus kami tingkatkan," ujar Dwikorita di Semarang, baru-baru ini.

Dwikorita menjelaskan bahwa intensitas curah hujan di Jawa Tengah dipengaruhi oleh kombinasi aktif beberapa kejadian atmosfer global, seperti La Nina lemah, Monsun Asia, Madden-Julian Oscillation (MJO), serta gelombang ekuatorial Kelvin dan Rossby.

Kondisi ini diperkuat oleh kejadian astronomis, seperti fase bulan baru, nan menciptakan potensi peningkatan curah hujan, angin kencang, hingga gelombang tinggi di wilayah pesisir. Selain itu, kelembapan udara nan sangat basah serta aktivitas konvektif lokal turut memicu pembentukan awan hujan nan menjulang tinggi.

"Semua aspek ini menjadi pemicu utama peningkatan akibat musibah seperti banjir, tanah longsor, banjir rob, dan angin kencang di sejumlah wilayah Jawa Tengah," kata dia.

Menurut info BMKG, seluruh wilayah Jawa Tengah telah memasuki musim hujan sejak Desember 2024, dengan puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari hingga Februari 2025. Dwikorita menekankan bahwa curah hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat bakal terjadi di beragam wilayah, terutama di area rawan musibah seperti Pekalongan, Batang, dan Boyolali.

Di wilayah ini, ancaman tanah longsor dan banjir bandang menjadi perhatian utama. Kabupaten Boyolali, misalnya, berada dalam kondisi kritis lantaran keberadaan jalur sungai di lereng Gunung Merbabu nan sangat rentan terhadap musibah hidrometeorologi.

Sebelumnya, Dwikorita berbareng tim BMKG telah mengunjungi wilayah ini untuk meninjau langsung kondisi di lapangan dan memberikan pengarahan mengenai langkah mitigasi bencana.

Ancaman Banjir Rob

Selain ancaman hujan ekstrem, BMKG juga mengidentifikasi potensi banjir rob nan dapat melanda area pesisir utara dan selatan Jawa Tengah. Dalam rapat koordinasi tersebut, Dwikorita menekankan bahwa upaya mitigasi musibah kudu dilakukan secara menyeluruh dan melibatkan semua pihak, mulai dari pemerintah daerah, TNI, Polri, hingga masyarakat.

Penjabat Gubernur Nana Sudjana menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mengambil langkah-langkah antisipasi, termasuk memetakan jalur evakuasi, memastikan kesiapan drainase di area rawan longsor, dan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat hingga tingkat desa. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk memantau info cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti website, aplikasi InfoBMKG, dan media sosial.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan bahwa teknologi modifikasi cuaca (TMC) kemungkinan bakal kembali diterapkan untuk mengurangi akibat curah hujan ekstrem di wilayah-wilayah tertentu. Sebelumnya, TMC telah sukses dilaksanakan di beberapa wilayah untuk mengendalikan intensitas hujan dan meminimalkan akibat banjir.

Waspada Tanda Awal Bencana

Selain itu, BMKG telah menyampaikan info perincian mengenai wilayah nan berpotensi terdampak bencana, termasuk daftar kabupaten, kecamatan, dan desa nan berisiko. Informasi ini dapat diakses oleh masyarakat dan pemerintah wilayah untuk mempermudah langkah antisipasi.

Sementara itu, Dwikorita juga mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap tanda-tanda awal bencana, seperti retakan tanah, rembesan air dari lereng, alias pohon nan tiba-tiba miring. Jika tanda-tanda ini terdeteksi, masyarakat diimbau segera meninggalkan letak rawan dan melapor kepada pihak berwenang.

Di sisi lain, masyarakat nan berada di pesisir diminta untuk menghindari aktivitas di dekat pantai saat terjadi pasang tinggi alias gelombang besar. Dwikorita percaya kerjasama dan koordinasi antara BMKG, pemerintah daerah, dan masyarakat dapat meminimalkan akibat musibah nan mungkin terjadi.

“Kita semua kudu bekerja sama untuk memastikan keselamatan masyarakat. Informasi nan kami sampaikan bukan hanya untuk meningkatkan kewaspadaan, tetapi juga untuk membantu masyarakat mengambil langkah konkret dalam mengantisipasi bencana,” tutup Dwikorita.