Dinosaurus Ternyata Tidak Mengaum, Begini Suara Aslinya

Sedang Trending 11 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX
Dinosaurus Ternyata tidak Mengaum, Begini Suara Aslinya Berikut bunyi dinosaurus(Freepik)

TIDAK ada seorang pun di bumi ini nan pernah mendengar bunyi auman dinosaurus. Namun perihal itu tak menghentikan para intelektual dan kreator movie untuk bertanya-tanya: seperti apa sebenarnya suara dinosaurus?

Jawaban paling terkenal mungkin datang dari movie Jurassic Park, nan menampilkan bunyi auman dinosaurus seperti bunyi nan menyeramkan.

Tapi bunyi ini kemungkinan besar tidak realistis. Dinosaurus memang tergolong reptil, namun saat tim bunyi Jurassic Park menciptakan auman mereka, sumber suaranya justru berasal dari mamalia seperti harimau, singa, koala, keledai, lumba-lumba, hingga gajah.

Tidak ada dasar ilmiah nan mendukung bahwa T. rex bersuara seperti keledai. Para kreator movie lebih berupaya menciptakan kesan "kehadiran" dinosaurus nan menggetarkan.

Gary Rydstrom, desainer bunyi Jurassic Park, apalagi pernah menanggapi kritik dari intelektual dengan tertawa sembari berkata, “Itu kan hanya film.”

Mengetahui bunyi original dinosaurus memang tantangan nan nyaris mustahil. Pasalnya, struktur pembentuk bunyi seperti otot dan tulang rawan umumnya tidak membatu dan susah ditemukan dalam fosil. 

“Sebagian besar organ penghasil bunyi adalah jaringan lunak alias jaringan keras nan tidak terlalu kuat,” ujar paleontolog Michael Habib dalam podcast sains Unexplainable milik Vox.

Meski begitu, para intelektual tetap menganggap pertanyaan ini penting. Mengetahui seperti apa bunyi dinosaurus dapat membantu kita memahami bumi tempat mereka hidup, sekaligus perilaku mereka.

Petunjuk awal bisa dilihat dari corak kerangka dinosaurus. Salah satu jenis berjulukan parasaurolophus (karakter Ducky dalam movie The Land Before Time) mempunyai rongga panjang di tengkoraknya, nan memungkinkan intelektual memperkirakan gelombang bunyi nan bisa beresonansi di dalam kepalanya. Tapi corak ini belum memberi tahu kita gimana bunyi original dinosaurus itu sendiri.

Namun angan belum sepenuhnya hilang. Untuk membayangkan seperti apa bunyi dinosaurus, para intelektual memandang ke kerabat terdekat mereka nan tetap hidup.

Buaya Menghasilkan Suara Gemuruh Rendah Mungkin T. rex Juga Begitu

Kerabat dekat dinosaurus seperti buaya (buaya, aligator, kaiman) punya nenek moyang nan sama dengan dinosaurus sekitar 250 juta tahun lalu.

Di movie Jurassic Park, kita memandang T. rex mengaum dengan mulut terbuka lebar. Tapi jika T. rex lebih mirip dengan buaya, maka kemungkinan besar suaranya adalah gemuruh rendah dengan mulut tertutup.

“Buaya bisa bergemuruh begitu kuat hingga menciptakan riak air di sekelilingnya,” kata Habib. “Seolah-olah mereka mengguncang kolam tempat mereka berada,” lanjutnya.

Semakin besar ukuran tubuh hewan, umumnya semakin rendah pula bunyi nan dihasilkannya. Bayangkan dinosaurus raksasa nan jauh lebih besar dari buaya biasa bisa jadi bunyi nan mereka hasilkan adalah gemuruh berat dan dalam.

Paleontolog Julia Clarke pernah mendemonstrasikan ini dengan BBC, memodifikasi bunyi aligator menjadi sangat rendah untuk mensimulasikan bunyi T. rex.

Semakin rendah gelombang suara, kita memasuki wilayah infrasound gelombang bunyi nan terlalu pelan untuk didengar manusia, seperti infrared nan tak bisa terlihat oleh mata.

Jadi, jika dinosaurus betul-betul mengeluarkan bunyi seperti buaya super rendah, mungkin bunyi mereka lebih bisa “dirasakan” daripada didengar, membikin dada dan kaki manusia ikut bergetar. Mengerikan!

Burung: Kerabat Terdekat Dinosaurus nan Bisa Bernyanyi

Buaya memang kerabat nan bagus untuk jadi acuan, tapi burung sebenarnya adalah keturunan langsung dinosaurus. 

“Saya suka meletakkan ayam panggang di meja presentasi,” ujar Clarke. “Karena struktur tubuh ayam bisa dilihat juga dalam fosil dinosaurus,” tambahnya.

Burung mempunyai organ bunyi unik berjulukan syrinx, nan letaknya jauh di dada dekat jantung. Syrinx bisa menghasilkan bunyi lebih efisien daripada larynx (organ bunyi di tenggorokan nan dimiliki sebagian besar vertebrata), dan apalagi mempunyai dua saluran.

Artinya, burung bisa mengeluarkan dua nada sekaligus mereka bisa “duet dengan dirinya sendiri.”

Namun, jika burung adalah dinosaurus jenis mini, kenapa tetap perlu mempertimbangkan bunyi ala buaya?

Masalahnya, intelektual belum tahu pasti kapan syrinx pertama kali muncul. Clarke pernah menemukan fosil syrinx dari 67 juta tahun lampau setahun sebelum dinosaurus besar punah namun fosil itu berasal dari kerabat bebek kuno, bukan dinosaurus raksasa. Syrinx adalah jaringan lunak, jadi banget jarang bisa ditemukan dalam fosil.

Tapi kemungkinan syrinx sudah ada sejak jauh lebih lama tetap terbuka. Mungkin fosil syrinx lainnya tetap menunggu ditemukan.

Dinosaurus Bisa Bernyanyi Duet?

Jika nantinya ditemukan bukti bahwa dinosaurus punya syrinx, ini membuka kemungkinan bunyi mereka jauh lebih beragam. Mereka bisa terdengar seperti burung besar tak bisa terbang seperti burung unta alias emu nan bisa bersiul, menggeram, hingga mengeluarkan bunyi "klik" dari tenggorokan.

Semakin besar ukuran dinosaurus, kemungkinan bunyi mereka juga semakin aneh. Habib menyebut kemungkinan bunyi seperti “tuba honk” alias "bunyi dentuman tuba besar". Ia mendemonstrasikan bunyi itu lewat telepon: “Bruhhhhhm, bruhhhhhm, bruhhhhhm.”

Tapi itu belum seberapa. Jika dinosaurus punya syrinx, mereka bisa mengeluarkan dua bunyi sekaligus. Bayangkan dua tuba nan memainkan nada berbeda dengan volume maksimal seperti gemuruh perang.

Mereka mungkin menggabungkan bunyi dengan mulut terbuka ala burung dan bunyi mulut tertutup ala buaya. Misalnya: pertama mereka mengeluarkan bunyi gemuruh dengan mulut tertutup, lampau saat tubuhmu tetap bergetar, mereka membuka mulut dan menyemburkan dua nada rendah sekaligus. Mengerikan sekaligus menakjubkan.

Namun Habib mengingatkan, ini semua tetap spekulatif. Ia menuturkan bahwa perkiraan paling konservatif adalah menggunakan bunyi ala buaya. 

“Tapi kemungkinan terbaik mungkin adalah kombinasi dari semuanya,” lanjutnya.

Dalam bagian terbaru Unexplainable, desainer bunyi Vox, Cristian Ayala, mencoba membikin bunyi T. rex jenis ilmiah berasas percakapan ini. Ia memulai dari bunyi ayam, diturunkan nadanya, lampau ditambah bunyi burung sandpiper dan burung merpati milik produser Mandy Nguyen. Lalu dicampur dengan komponen bunyi tuba, burung unta, emu, dan aligator.

Apakah ini bunyi original T. rex? Tak ada nan tahu pasti.

Namun, kemungkinan besar bunyi ini jauh lebih mendekati realita daripada nan ada di Jurassic Park. Para intelektual menekankan bahwa penelitian bunyi ini bukan sekadar trivia belaka.

Suara krusial lantaran menunjukkan gimana hewan prasejarah berkomunikasi, bergerak, dan hidup. Kita mungkin tidak bakal pernah tahu seperti apa persisnya bunyi bumi purba, tapi dengan mencoba merekonstruksinya, kita bisa sedikit lebih dekat membayangkannya.

Sumber: vox.com