Ditangkap, Wna Otak Lab Narkoba Di Bali Kabur Ke Thailand Sejak Mei 2024

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri telah menangkap Roman Nazarenco alias RN selaku pengendali laboratorium hasis dan ladang ganja hidroponik di Sunny Village, Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Badung, Bali. Roman kabur ke Thailand sejak bulan Mei 2024.

"Roman alias RM ini adalah sebagai pengendali. Dia nan mengendalikan. Dia lari dari bulan Mei, selama 109 hari dia berada di Thailand," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa dalam konvensi pers, Minggu (22/12/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Roman ditangkap saat bakal pergi dari Thailand ke Dubai. Roman saat itu diamankan oleh pihak Imigrasi. Bareskrim dan Hubinter pun langsung ke Thailand untuk menjemput pelaku.

"Begitu dia bakal berangkat dari Thailand menuju ke Dubai, alhamdulillah bisa diamankan oleh Imigrasi. Dan dari Hubinter beserta kami turut semua langsung ke Thailand untuk menjemput pelaku ini," tuturnya.

Saat ini pelaku telah diamankan. Proses norma pun tengah dilakukan.

"Dan sekarang sudah diamankan oleh kita dan bakal kita proses," lanjutnya.

Sebelumnya, Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri menggerebek sebuah vila di Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali. Vila itu diduga menjadi pabrik narkoba.

Penggerebekan dilakukan pada Kamis (2/5/2024). Tiga orang nan terdiri dari dua laki-laki kembar penduduk Ukraina Ivan Volovod alias IV dan Mikhayla Volovod dan seorang penduduk Rusia berjulukan Konstantin Krutz ditangkap.

Adapun modus operandi nan digunakan sindikat ini ialah membikin clandestine lab narkoba di tengah-tengah pemukiman masyarakat sebagai kamuflase untuk menyamarkan aktivitas terselubung para tersangka.

Jaringan ini mendirikan laboratorium narkoba rahasia di basement vila tersebut. Di sana, ketiga WNA tersebut membikin dua clandestine lab sekaligus dalam vila tersebut. Ini juga menjadi nan pertama kalinya terjadi di Indonesia.

Selama ini, clandestine lab narkoba berdiri sendiri. Tapi di vila ini, tiga WNA tersebut membikin laboratorium hidroponik dan juga kimiawi sekaligus dalam satu tempat.

Di salah satu ruangan, terdapat clandestine lab memphedrone, bahan baku ekstasi. Sementara ruangan lainnya, jaringan narkoba ini memanfaatkannya untuk budidaya ganja hidroponik.

Mereka juga menggunakan mata uang digital sebagai perangkat transaksi. Mereka menggunakan forum darknet sebagai sarana promosi dan penjualannya.

Jaringan nan menamakan diri 'Hydra Indonesia' ini menggunakan teknologi digital. Mulai dari tahapan produksi, pengedaran hingga transaksi dilakukan melalui bumi nyata maupun bumi digital.

Polri menyita mata uang digital hasil penjualan narkoba senilai Rp 4 miliar. Selama kurun waktu 6 bulan, tiga tersangka WN Ukraina dan Rusia ini telah meraup miliaran rupiah dalam corak kripto.

Untuk diketahui, pemberantasan narkoba menjadi salah satu program dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Program dan pengarahan Prabowo itu ditindaklanjuti Menko Polkam Budi Gunawan dengan membentuk desk pemberantasan narkoba. Desk itu dipimpin langsung Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

(rdp/imk)