ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menekankan pentingnya kerja sama pertanian sebagai corak diplomasi nan paling murni dan menyentuh langsung kehidupan rakyat. Ia juga mendorong penguatan kemitraan pertanian Indonesia dan Meksiko melalui beragam cara, mulai dari transfer teknologi, platform digital pertanian berbareng hingga diversifikasi kesempatan ekspor kedua negara.
Hal tersebut disampaikan Edhie Baskoro nan juga Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI ketika berjamu langsung ke Kementerian Pertanian Meksiko, Selasa (29/7). Mengawali pemaparannya, Wakil Rakyat dari Partai Demokrat ini menegaskan makna mendalam dari kemitraan Indonesia dan Meksiko di sektor pertanian.
"Ini bukan sekadar diplomasi. Ini adalah kemitraan nan tumbuh dari tanah, dibentuk oleh perjuangan bersama, dan digerakkan oleh angan nan sama," ujar Ibas dalam keterangan tertulis, Kamis (31/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ibas kemudian memberikan ilustrasi nan menggambarkan realitas kehidupan para petani di kedua negara.
"Bayangkan, jika seorang petani Indonesia berjumpa dengan seorang petani Meksiko di pasar alias di ladang jagung. Saya percaya mereka tidak bakal bicara soal geopolitik. Mereka bakal bertanya: 'Apakah hujan turun tahun ini?' 'Apakah pupuk tetap semahal itu?' 'Bagaimana kita menyelamatkan panen di bumi nan makin panas?,'" katanya.
Menurut Wakil Ketua Umum Partai Demokrat tersebut, inilah corak diplomasi nan paling hakiki.
"Itulah, menurut saya, corak diplomasi nan paling murni. Diplomasi nan tumbuh dari bumi, disiram oleh realitas, dan dipanen dengan harapan," ujar Ibas.
Ibas juga menegaskan bahwa pertanian mempunyai makna strategis bagi masa depan bersama. Menurutnya, pertanian bukan hanya soal pangan. Ini soal keadilan. Ini soal masa depan. Ini soal kebebasan. Indonesia dan Meksiko sangat memahami perihal ini.
"Kita adalah bangsa nan berdiri di bawah mentari nan sama, mengolah tanah nan sama, dan menyimpan semangat ketahanan nan sama," tambahnya.
Meskipun kedua negara terpisahkan oleh jarak, Wakil Rakyat dari Dapil Jatim VII ini menyebut bahwa tantangan nan dihadapi petani tetap serupa.
"Para petani kita mungkin terpisah oleh lautan, tapi mereka menghadapi perjuangan nan sama antara tradisi dan teknologi, antara angan dan kesulitan," ujar Ibas.
Lebih lanjut, Ibas nan saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Penasihat Kadin ini pun menekankan besarnya potensi kerja sama pertanian kedua negara.
"Ya, Indonesia dan Meksiko mempunyai kesempatan besar untuk memperkuat kerja sama di bagian pertanian," ungkapnya.
Menurutnya, kesempatan itu dapat diwujudkan melalui Kerjasama teknologi cerdas.
"Contohnya: Meksiko dapat berbagi pengalaman tentang irigasi tetes nan telah banyak diterapkan di wilayah kering, sementara Indonesia dapat memperkenalkan sistem pemetaan lahan berbasis drone berbiaya rendah untuk petani kecil," jelas Ibas.
Selain itu, penemuan pascapanen juga menjadi perhatian krusial nan disampaikan oleh Ibas.
"Kemudian dalam penemuan pascapanen, kita dapat bersama-sama mengembangkan cold storage berkekuatan surya untuk petani di pedesaan guna mengurangi kehilangan hasil panen," tuturnya.
Ibas juga menyoroti kesempatan digitalisasi pertanian nan inklusif.
"Dalam perihal platform digital pertanian, kedua negara dapat mengembangkan aplikasi mobile berbareng untuk memudahkan petani mengakses prakiraan cuaca, nilai pasar secara real-time, dan sistem pendeteksi (benih)penyakit berbasis AI," katanya
Diversifikasi perdagangan komoditas utama, lanjut Ibas, juga krusial diperkuat.
"Kerja sama juga dapat diperkuat melalui diversifikasi perdagangan komoditas utama. Dari Indonesia ke Meksiko, potensi ekspor antara lain minyak sawit dan turunannya nan berkelanjutan, kopi dan kakao, serta produk perikanan seperti udang dan nila," katanya.
"Sementara dari Meksiko ke Indonesia, potensi ekspor meliputi jagung kuning untuk pakan, daging sapi segar dan beku, serta bibit sapi jenis Brahman-cross alias Zebu nan cocok untuk suasana tropis," imbuhnya.
Lebih lanjut, Ibas juga mendorong kerja sama riset nan lebih intensif. Ia mengatakan pihaknya juga dapat memperkuat riset berbareng di bagian ketahanan pangan dan ketangguhan iklim.
"Kita bisa mendorong digitalisasi pertanian, pertukaran petani muda, pemberdayaan petani perempuan, serta investasi agribisnis lintas negara," ujarnya.
Ia menekankan peran krusial forum dunia dalam memperjuangkan kepentingan petani.
"Di forum-forum dunia seperti G20 dan MIKTA, Indonesia dan Meksiko dapat menyuarakan satu pandangan untuk memperjuangkan perdagangan nan setara dan kedaulatan pangan," tegas Ibas.
Menutup sambutannya, Ibas mengatakan mari semua melangkah bersama, berbagi ilmu, menumbuhkan keyakinan, dan memanen, bukan hanya hasil bumi, tetapi juga martabat, keamanan, dan masa depan nan layak kita wariskan.
"Dengan semangat solidaritas dan tekad nan sama, mari kita tumbuhkan kemitraan ini dari tanah, menuju masa depan nan lebih adil, tangguh, dan berkelanjutan," pungkasnya.
Dalam kunjungan ini, Ibas datang berbareng Anggota Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI lainnya, di antaranya Herman Khaeron, Fathi, Umbu Kabunang, Nafa Urbach, Bramantyo, Dini Rahmania, dan Jefry Romdonny.
(anl/ega)