Jangan Rusak Silaturahmi Lebaran Dengan Pertanyaan Basa-basi Yang Bisa Menyakiti Orang Lain

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX
Jangan Rusak Silaturahmi Lebaran dengan Pertanyaan Basa-basi nan Bisa Menyakiti Orang Lain Silaturahmi lebaran(Ilustarsi)

MOMENTUM silaturahmi Idul Fitri jangan sampai dirusak dengan pertanyaan-pertanyaan basa-basi nan bisa menyakiti seseorang. 

Pertanyaan-pertanyaan seperti 'kapan nikah?', 'kapan punya momongan?', hingga 'kapan lulus kuliah?', adalah basa-basi nan tidak perlu. Momen lebaran nan semestinya membahagiakan bakal tetapi berubah menjadi mengerikan bagi sebagian orang. 

Pendakwah muda asal Madura, Lora Ismail Al-Kholilie, menyoroti pertanyaan basa-basi tersebut. Dalam unggahan di akun IG pribadinya @ismaelalkholilie, dia menjelaskan pandangan ustadz salaf mengenai pentingnya menjaga ucapan demi menjaga emosi orang lain.

"Jika tujuanmu adalah cinta dan perhatian, maka jangan kau permalukan. Dan jika tujuanmu untuk menghina, maka jauhi itu agar engkau alias keluargamu tidak terkena ujian nan sama. Jauhi pertanyaan-pertanyaan seperti itu, lantaran itu sama sekali tidak krusial untuk kalian,” tulis Lora Ismail dalam unggahannya seperti dikutip dari NU online, Senin (31/3).

Penting Menjaga Perasaan Orang Lain

Lora Ismail kemudian mengutip pendapat ustadz mengenai pentingnya menjaga ucapan alias mengusulkan pertanyaan nan baik kepada orang lain. Salah satunya adalah pendapat Al-Imam Hasan Al-Bashri sebagai berikut:

"Mereka (para ulama) berkata: Sesungguhnya lisan seorang mukmin berada di belakang hatinya. Jika dia mau mengucapkan sesuatu, dia bakal merenungkannya terlebih dulu dengan hatinya, lampau mengucapkannya dengan lisannya. Sedangkan lisan seorang munafik berada di depan hatinya. Jika dia mau mengatakan sesuatu, dia langsung mengucapkannya dengan lisannya tanpa merenungkannya terlebih dulu dengan hatinya."

Selain itu dalam satu hadits, Rasulullah SAW bersabda:

 "Sesungguhnya Allah membenci tiga perkara bagi kalian: banyak berbincang tanpa faedah (‘qīla wa qāla’—perkataan nan tidak jelas sumber dan manfaatnya), terlalu banyak bertanya (dalam perihal nan tidak berfaedah alias memberatkan), dan menyia-nyiakan harta."
 
Al-Imam Al-Munawi memberikan komentar (penjelasan) terhadap hadits tersebut:

"Mungkin nan dimaksud adalah banyaknya seseorang bertanya tentang keadaan dan rincian urusannya sendiri. Hal ini termasuk bertanya tentang sesuatu nan tidak krusial baginya dan dapat menyebabkan kesulitan bagi orang nan ditanya. Sebab, orang nan ditanya mungkin tidak mau menceritakan keadaannya. Jika dia tetap memberitahunya, perihal itu bisa memberatkannya. Jika dia mendusta alias mencoba menghindari jawaban dengan sindiran, dia bakal merasa kesulitan. Dan jika dia mengabaikan pertanyaan tersebut, maka dia bakal dianggap berperilaku tidak sopan."
 
Melihat tradisi basa-basi tersebut, umat Islam diminta untuk merenungkan lagi bahwa setiap ucapan alias pertanyaan nan bagi sebagian orang sederhana bakal tetapi bagi orang lain justru dapat menyakiti hatinya. (NUonline/P-4)