ARTICLE AD BOX

PT ASDP Indonesia Ferry membuka kembali layanan penyeberangan kapal feri rute Bengkulu-Enggano. Langkah itu dilakukan demi mendukung pengedaran logistik dan mobilitas masyarakat di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
"ASDP terus memperkuat perannya sebagai tulang punggung konektivitas nasional," kata Direktur Utama ASDP Heru Widodo dalam keterangannya di Jakarta.
Dia menyebut KMP Pulo Tello sukses sandar di Dermaga Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, pada Senin (7/7) awal hari. Sebelumnya, jasa rute ini sempat terhenti akibat penyempitan dan pendangkalan alur pelayaran.
ASDP mengapresiasi PT Pelindo dan pemerintah wilayah nan terus melakukan pengerukan di alur pelabuhan menggunakan 3 unit excavator, 1 loader, dan 3 dump truck guna memastikan kelancaran layanan. Proses pengerukan bakal terus dilanjutkan, mengingat cuaca ekstrem di wilayah tersebut dapat menyebabkan pasir kembali menumpuk di alur pelayaran.
"Jalur dermaga sukses dilalui kembali, dan kami juga mengapresiasi upaya Pelindo nan menyiagakan satu kapal keruk dalam jangka panjang untuk menjaga kelancaran arus kapal dan mencegah halangan operasional," katanya.
Sebelum alur dapat diakses, ASDP berbareng Basarnas, Lanal Bengkulu, KPLP KSOP, Polair, dan nelayan setempat melakukan proses naik turun penumpang dan logistik secara terkoordinasi menggunakan kapal pendukung.
"Untuk saat ini agenda penyeberangan tetap menyesuaikan kondisi cuaca dan pelabuhan, dan berkarakter tentatif menunggu pengarahan dari BPTD. Penumpang diimbau datang minimal satu jam sebelum keberangkatan dengan membawa identitas diri," lanjutnya.
Rute Bengkulu-Enggano berjarak 106 mil laut dengan waktu tempuh sekitar 12 jam.
Ia menegaskan kehadiran jasa penyeberangan di area 3T seperti Pulau Enggano bukan sekadar kegunaan transportasi, melainkan bagian dari strategi negara dalam membangun keadilan akses dan pemerataan ekonomi.
"ASDP datang untuk memastikan bahwa masyarakat di wilayah terluar tetap terhubung dengan pusat ekonomi dan pelayanan publik," ujarnya.
Layanan ke Pulau Enggano, kata Heru, mencerminkan komitmen ASDP untuk menjaga kesinambungan pengedaran logistik, mobilitas penduduk, dan ketahanan sosial di wilayah dengan keterbatasan infrastruktur.
Selama Januari hingga Juni 2025, kapal ini telah mengangkut 3.695 penumpang dan 574 unit kendaraan, menjadikannya sarana vital dalam menunjang pergerakan logistik dan aktivitas masyarakat. (Ant/E-3)