ARTICLE AD BOX

PT Astra International Tbk (ASII) menyampaikan keahlian grup pada semester pertama tahun 2025 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode nan sama tahun lalu. Hal itu seiring dengan kondisi upaya nan menantang. ASII memperkirakan bahwa akibat dari kondisi nilai batu bara nan lebih rendah dan lemahnya pasar mobil nasional dapat menyebabkan keahlian grup nan relatif sama untuk sisa tahun ini.
“Namun demikian, kami tetap optimistis terhadap ketahanan portofolio kami nan terdiversifikasi, dan berkomitmen untuk menjaga disiplin finansial serta kelebihan operasional, sembari terus secara seksama mencari kesempatan pertumbuhan jangka panjang,” ujar Presiden Direktur PT Astra International Tbk Djony Bunarto Tjondro dalam keterangan resmi, Kamis (31/7).
Pendapatan bersih konsolidasian Grup pada semester pertama tahun 2025 sebesar Rp162,9 triliun, 2% lebih tinggi dibandingkan dengan semester pertama tahun 2024. Laba bersih Grup, tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina, mencapai Rp16,0 triliun. Angka itu 4% lebih rendah dibandingkan periode nan sama tahun lalu.
Jika memperhitungkan penyesuaian nilai wajar tersebut, maka untung bersih Grup menurun 2% menjadi Rp15,5 triliun. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan kontribusi dari upaya jasa penambangan, pertambangan batu bara, dan mobil.
Sementara keahlian nan lebih baik dari upaya lain portofolio Grup nan terdiversifikasi menunjukkan keahlian nan tetap resilient secara keseluruhan, dengan kontribusi nan lebih tinggi, khususnya dari segmen Jasa Keuangan, Infrastruktur, dan Agribisnis.
Penyedia jasa penambangan, PT Pamapersada Nusantara, mencatatkan pengupasan lapisan tanah nan lebih rendah 9% menjadi 533 juta bank cubic metres. Hal itu terutama disebabkan oleh curah hujan nan tinggi.
Sementara anak perusahaan UT di bagian pertambangan batu bara melaporkan penjualan batu bara miliknya sebesar 7,8 juta ton (termasuk 2,1 juta ton batu bara metalurgi), dibandingkan dengan 7,5 juta ton (termasuk 1,6 juta ton batu bara metalurgi) pada semester pertama tahun 2024. Pendapatan dari upaya ini terdampak oleh nilai batu bara nan lebih rendah.
Di sisi lain, untung bersih bagian Otomotif & Mobilitas Grup menurun 8% menjadi Rp5,3 triliun. Hal itu mencerminkan volume penjualan nan lebih rendah di tengah pasar otomotif nasional nan lemah.
Penjualan mobil secara nasional juga menurun 9% menjadi 375.000 unit pada semester pertama 2025. Pangsa pasar Astra menurun dari 57% menjadi 54%.
Penjualan sepeda motor secara nasional menurun 2% menjadi 3,1 juta unit pada semester pertama 2025. Namun pangsa pasar PT Astra Honda Motor relatif stabil di 77%.
Sementara OLXmobbi, upaya mobil jejak grup, membukukan penjualan mobil jejak nan meningkat 26% menjadi 15.100 unit.
“Merujuk pada keahlian Grup nan resilient selama beberapa tahun terakhir, Manajemen Astra saat ini tengah melakukan tinjauan strategis di seluruh portofolio bisnisnya untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi inisiatif-inisiatif nan dapat dijalankan, agar Grup tetap bisa menghasilkan pertumbuhan dan pembuatan nilai ke depannya, di tengah dinamika kondisi pasar,” pungkasnya. (H-4)