ARTICLE AD BOX

DALAM 24 jam terakhir, tujuh penduduk Gaza meninggal bumi akibat malnutrisi, menurut kementerian kesehatan nan dikelola Hamas. Sejak perang Israel-Hamas dimulai pada 2023, total kematian akibat kelaparan mencapai 154 orang, termasuk 89 anak-anak. Para mahir keamanan pangan nan didukung PBB memperingatkan skenario terburuk, ialah kelaparan massal, sekarang tengah terjadi di Gaza.
Israel menyatakan tidak membatasi masuknya support kemanusiaan ke Gaza. Namun pernyataan ini ditolak sekutu Eropa, PBB, dan organisasi lain nan aktif di wilayah tersebut.
Sementara itu, utusan unik AS, Steve Witkoff, bakal mengunjungi Israel pada Kamis (31/7) untuk membahas krisis ini, dalam kunjungan pertamanya dalam tiga bulan terakhir. Kunjungan ini dilakukan setelah AS dan Israel menarik delegasi mereka dari pembicaraan gencatan senjata di Qatar, dengan AS menuduh Hamas tidak bermusyawarah dengan itikad baik.
Distribusi Bantuan
Di sisi lain, kejadian mematikan kembali terjadi di dekat pusat pengedaran support kemanusiaan. Sumber rumah sakit Gaza melaporkan enam penduduk Palestina tewas di dekat pusat pengedaran Gaza Humanitarian Foundation (GHF) di Rafah. Menurut sumber tersebut, kerumunan nan mencoba masuk ke pusat pengedaran sebelum dibuka diserang tank Israel.
GHF membantah adanya pembunuhan di letak mereka. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan hanya menembakkan "tembakan peringatan" dari jarak ratusan meter setelah memerintahkan sekelompok orang nan dianggap menakut-nakuti pasukan mereka untuk menjauh. IDF juga menyebut jumlah korban nan dilaporkan tidak sesuai dengan info mereka.
Kementerian kesehatan Gaza melaporkan 103 orang tewas dalam 24 jam terakhir, termasuk 60 orang nan tewas saat mencari bantuan. Selain itu, Palang Merah Palestina (PRCS) menyatakan dua rumah sakit menerima enam jenazah dan merawat 274 orang nan terluka akibat kejadian di dekat pusat support di Zikim.
Krisis Bantuan Kemanusiaan
Krisis support kemanusiaan semakin parah. Pada Selasa, hanya 109 truk support nan masuk ke Gaza, dan sebagian besar dijarah setelah melintasi perbatasan. PBB memperkirakan setidaknya 600 truk support per hari diperlukan untuk mengatasi krisis ini.
Israel sempat memberlakukan blokade total terhadap pengiriman support pada awal Maret, sebelum melanjutkan serangan militer melawan Hamas dua minggu kemudian, nan mengakhiri gencatan senjata selama dua bulan. Meski blokade akhirnya dilonggarkan setelah peringatan kelaparan dari para mahir global, kekurangan makanan, obat-obatan, dan bahan bakar terus memburuk.
Konflik ini bermulai dari serangan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023, nan menewaskan sekitar 1.200 orang dan menahan 251 lainnya. Sebagai respons, Israel melancarkan operasi militer besar-besaran di Gaza, nan menurut otoritas kesehatan Gaza telah menewaskan 60.138 orang.
Pengakuan Negara Palestina
Di tengah situasi ini, Israel bereaksi keras terhadap janji Perdana Menteri Inggris, Sir Keir Starmer, untuk mengakui negara Palestina pada September mendatang selain Israel memenuhi syarat tertentu, termasuk gencatan senjata dan menghidupkan kembali solusi dua negara.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut sikap Inggris sebagai "hadiah bagi terorisme Hamas." Seorang penduduk Inggris-Israel nan pernah disandera Hamas, Emily Damari, juga mengkritik Starmer, menyebutnya "berisiko memberi bingkisan pada teror." (BBC/Z-2)