Kuburan Di Mongolia Berisi Prajurit Han Yang Dipotong-potong 2100 Tahun Lalu

Sedang Trending 3 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX
Kuburan di Mongolia Berisi Prajurit Han nan Dipotong-potong 2100 Tahun Lalu Para arkeolog menemukan kuburan massal di Mongolia selatan nan berisi jasad prajurit Han nan dieksekusi dengan langkah mengerikan setelah bertempur melawan Xiongnu.(Ma et al. / Journal of Archaeological Science / CC BY-NC 4.0)

SEBUAH kuburan massal antik nan ditemukan di Mongolia selatan menyimpan jasad para prajurit Han nan tragis. Tubuh para prajurit itu dipotong-potong setelah mereka bertempur melawan golongan nomaden Xiongnu pada abad kedua SM. 

Penemuan ini didasarkan pada kajian kimia nan mendalam dan menambah wawasan baru tentang kehidupan. Serta, kematian mengerikan para prajurit pada periode krusial dalam sejarah Tiongkok.

“Eksekusi dengan langkah dipotong-potong merupakan corak balasan nan paling memalukan,” ungkap Alexey Kovalev, salah satu penulis studi dan peneliti di Institut Arkeologi Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia. “Hukuman ini dilakukan musuh untuk memastikan jiwa mereka tidak bakal pernah bisa dilahirkan kembali. ”

Kovalev dan tim peneliti menyelidiki lebih dari dua lusin kerangka, baik nan utuh maupun sebagian, nan ditemukan di situs arkeologi Bayanbulag. Situs ini adalah tembok nan dibangun Kekaisaran Han tahun 104 SM untuk melindungi diri dari serangan Kekaisaran Xiongnu, terletak di utara Tembok Besar Tiongkok.

Dalam penelitian nan dipublikasikan di Jurnal Ilmu Arkeologi, para peneliti menggunakan kajian genom dan isotop untuk mengidentifikasi jenazah nan terkubur di kuburan ini dan melacak asal-usul mereka.

Sebagian besar mayit ditemukan ditumpuk di tengah lubang, nan awalnya merupakan letak penambangan tanah liat sebelum disulap menjadi kuburan massal sementara. Tim peneliti mengidentifikasi total 17 tengkorak, semua berasal dari laki-laki dewasa. Selain itu, sebagian besar kerangka menunjukkan tanda-tanda pemotongan, pemenggalan kepala, alias amputasi akibat sabetan pedang. Setidaknya dua laki-laki ditemukan dalam posisi berlutut.

Analisis DNA antik terhadap 14 dari kerangka tersebut mengungkapkan bahwa mereka secara genetik lebih mirip dengan orang Han dan masyarakat Tiongkok utara saat ini dibandingkan dengan orang Xiongnu alias populasi Siberia antik lainnya. Selain itu, kajian isotop strontium — nan mengukur ragam dalam unsur untuk mengetahui tempat asal seseorang — menunjukkan mereka mungkin berasal dari letak lain dan berkedudukan sebagai tentara nan terlibat langsung dalam pertempuran.

Perang Han-Xiongnu berjalan selama dua abad (133 SM hingga 89 M), dengan bentrok antara peradaban Tiongkok dan suku nomaden Xiongnu meletus di Dataran Tinggi Mongolia. Tiongkok utara membangun tembok untuk menghadang serangan Xiongnu, beberapa di antaranya kemudian menjadi bagian dari Tembok Besar. Namun, ini merupakan studi pertama nan meneliti makam prajurit Han nan dibunuh oleh musuh dan dikuburkan oleh rekan-rekan mereka.

“Sangat krusial semua potongan tubuh, seperti lengan, kaki, dan kepala nan terpenggal, dikumpulkan dalam pemakaman,” kata Kovalev. “Menurut kepercayaan Tionghoa, jenazah kudu dikubur dalam keadaan utuh. Mereka nan menguburkan para prajurit ini berupaya agar jiwa-jiwa mereka merasa tenang di akhirat. ”

Namun, tidak semua jenazah dapat dimakamkan secara utuh. Salah seorang laki-laki nan dipenggal tidak mempunyai kepala nan ditemukan; kemungkinan, kepalanya diambil oleh Xiongnu sebagai simbol kemenangan atas Han. “Siapa nan sebenarnya membunuh tentara Han nan terpendam dalam kuburan massal ini, kita hanya bisa menduga berasas konteks nan ada,” kata Kovalev. (Live Science/Z-2)