ARTICLE AD BOX

KEMENTERIAN Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan pergerakan masyarakat selama libur Lebaran tahun ini diprediksi mencapai 146,48 juta jiwa alias setara 52% dari total masyarakat Indonesia. Hal ini berasas hasil survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kemenhub. Ini disampaikan Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi saat Rapat Koordinasi Persiapan Penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2025, di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat (14/3).
Menhub menuturkan hasil survei ini telah dilaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto dan diinformasikan pula kepada stakeholder terkait, mulai dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), kementerian/lembaga, pemerintah daerah, Kepolisian RI, BUMN, hingga pihak swasta.
“Menyikapi munculnya nomor tersebut, kami telah melakukan rapat koordinasi dengan beragam pihak. Langkah ini kami lakukan jauh-jauh hari guna memastikan masyarakat dapat melakukan perjalanan mudik dengan lancar," ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Sabtu (15/3).
Pemerintah, lanjutnya, bakal memberlakukan kebijakan efektif untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pemudik nan berpotensi besar menyebabkan kepadatan di sejumlah simpul transportasi dan ruas jalan, baik tol maupun arteri. Di antaranya penerapan kebijakan work from anywhere (WFA) alias bekerja dari mana saja, lalu, penyelenggaraan mudik gratis, rekayasa lampau lintas.
"Hingga pengaturan lampau lintas, khususnya pada daerah-daerah nan berisiko tinggi mengalami kemacetan,” jelasnya.
Hasil survei menunjukkan, puncak arus mudik diprediksi terjadi pada H-3 alias 28 Maret 2025 dengan potensi jumlah pergerakan masyarakat sebanyak 12,1 juta orang dengan penerapan kebijakan WFA. Sedangkan puncak arus balik diprediksi terjadi pada H+5 alias 6 April 2025 dengan potensi jumlah pergerakan masyarakat sebanyak 31,49 juta orang.
Terkait nomor sebaran, wilayah asal perjalanan terbanyak adalah Jawa Barat sebesar 30,9 juta orang alias 21,1% dari total prediksi pergerakan masyarakat saat libur Lebaran, disusul dari Jawa Timur sebanyak 26,4 juta orang alias 18%, dari Jawa Tengah sebesar 23,3 juta orang alias 15,9%, dari Banten mencapai 7,9 juta orang alias 5,4% dan 6,7 juta orang dari Jakarta alias 4,6%.
Adapun wilayah tujuan perjalanan terbanyak adalah ke Jawa Tengah sebesar 36,6 juta orang alias 25%, ke Jawa Timur mencapai 27,4 juta orang alias 18,7%, ke Jawa Barat sebanyak 22,1 juta orang alias 15,1%, ke Yogyakarta sebesar 9,4 juta orang alias 6,4% dan 6,2 juta orang diprediksi ke Sumatera Utara sebesar 6,2 juta orang alias 4,2%.
Hasil survei BKT Kemenhub juga menjelaskan, terdapat lima moda transportasi nan menjadi pilihan utama masyarakat untuk melakukan perjalanan selama libur Lebaran. Pilihan terbanyak jatuh pada mobil pribadi sebesar 33,69 juta orang, diikuti bus dengan 24,76 juta orang, dengan kereta api antarkota sebanyak 23,58 juta. Lalu, nan bakal memilih pesawat sebesar 19,77 juta, dan menggunakan sepeda motor sebesar 12,74 juta.
Kemudian, hari keberangkatan mobil pribadi terbanyak diperkirakan jatuh pada H-3 sebesar 3,47 juta, sedangkan hari kepulangan mobil pribadi terbanyak jatuh pada H+5 sebesar 6,97 juta. Potensi kepadatan mobil pribadi bakal terjadi di Tol Trans Jawa, di mana angkanya diprediksi bakal mencapai 7,95 juta.
Sementara itu, hari keberangkatan sepeda motor terbanyak jatuh pada H-3 sebesar 1,08 juta, sedangkan hari kepulangan sepeda motor terbanyak jatuh pada H+5 sebesar 2,3 juta. Potensi kepadatan sepeda motor bakal terjadi di jalan arteri alias alternatif, di mana angkanya diprediksi mencapai 4,41 juta.
Simpul transportasi terpadat ada di beberapa titik. Untuk pikulan jalan, terminal asal terpadat diprediksi berada di Purabaya Surabaya dengan 1,08 juta orang, sedangkan terminal tujuan terpadat adalah Giwangan Yogyakarta sebesar 609,45 ribu orang. Untuk stasiun asal terpadat diperkirakan dari Stasiun Pasar Senen Jakarta sebesar 4,08 juta orang, sedangkan stasiun tujuan terpadat adalah Stasiun Yogyakarta Tugu sebesar 2,02 juta orang.
Untuk airport asal terpadat diperkirakan pada Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sebesar 1,60 juta orang, sedangkan airport tujuan terpadat adalah Juanda Surabaya sebesar 3,24 juta orang. Berikutnya, pelabuhan asal terpadat adalah Tanjung Perak Surabaya sebesar 292,81 ribu orang, dan tujuan terpadat lainnya adalah Tanjung Perak Surabaya dengan perkiraan 766,38 ribu orang. (H-2)