Menengok Rumah Megah Di Cilandak Markas ’kepolisian Wuchang' Tempat Wn China Bisnis Tipu-tipu Online

Sedang Trending 20 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

librosfullgratis.com, Jakarta - Kondisi rumah megah kelir putih di Jalan Pertanian Raya, Cilandak, Jakarta Selatan, sekilas tak berbeda dengan kediaman lain di sekitarnya. Meski dari kejauhan, terlihat nyaris tak ada kehidupan.

Tetapi siapa sangka. Aksi pidana dilakukan sejumlah orang berkewarganegaraan Tiongkok di dalam rumah tertutup pagar tinggi menjulang. Mereka melakukan tindakan penipuan online lintas negara. Menjadikan rumah itu sebagai instansi 'Kepolisian Cabang Distrik Wuchang'

Kawasan kediaman memang tergolong sepi. Tetangga kiri kanannya sama-sama rumah gedongan berpagar tinggi. Di seberangnya terhadap Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Jakarta.

Aktivitas Rumah Sepi

Dari kejauhan, aktivitas rumah lantai dua itu tak ada nan mencolok. Halamannya luas dan rindang, tetapi tak terlihat orang lampau lalang. Apalagi setelahaksi mereka digerebek polisi, pagar rumah itu sekarang dipasang garis polisi.

Warga sekitar tak pernah tahu bahwa selama beberapa bulan terakhir, rumah itu dijadikan markas komplotan penipuan asal negeri gorden bambu.

Ahmad (48) mengaku sudah sembilan tahun menjadi petugas keamanan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Jakarta. Meski saban hari berdiri di gerbang sekolah, dia tak banyak tahu aktivitas di rumah bernomor J-3 itu.

"Enggak ada aktivitas apa-apa, hanya pembantu saja. Biasanya pembantu nan wanita sering nyapu di depan, itu doang aktivitasnya. Tidak pernah lihat WNA Tiongkoknya," kata Ahmad saat ditemui, Kamis (31/7/2025).

Rumah Baru Disewa Awal Tahun

Seingat Ahmad, pintu pagar rumah itu nyaris tak pernah terbuka. Bahkan, saat pembantu berada di luar rumah.

"Kita nyangka rumah itu tetap kosong aja, hanya ada pembantu aja nan untuk bersih-bersih di luar sini," ucap dia.

Kadang-kadang, dia memandang pengemudi ojek daring datang mengantar makanan. Itu hanya sesekali, pada siang hari.

"Enggak ada aktivitas orang ke luar," ucap dia.

Menurut Ahmad, rumah tersebut baru mulai disewa awal tahun ini setelah sebelumnya direnovasi. Penguninya setelah penunggu lama pindah keluar. Tapi siapa penyewa baru itu, dia mengaku tak ada tahu.

Beda dengan Untung, dia saat itu sedang berdiri memandangi jalanan. Rumah majikannya berdampingan langsung dengan rumah J-3. Ia mengaku tak percaya, rumah itu rupanya menjadi markas komplotan penipuan asal Tiongkok.

"Tak menyangka, hanya dua orang nan saya tahu pasangan suami-istri. Ini kan sewanya pertahun mahal, Rp 300 juta kayaknya," ucap Untung di lokasi.

Mengira Kantor, Tak Ada Aktivitas Mencurigkan

Untung, nan sudah bertahun-tahun menjaga rumah di sebelahnya mengira rumah itu hanya disewa pasangan asal Jawa Timur. Menurutnya, mereka datang sekitar satu separuh tahun lampau dan langsung memasang jaringan internet.

"Saya tahunya dijadikan instansi internet. Itu ada kabelnya. Jadi ada dua orang nan mengontrak di situ. Dia langsung masang internet di sini," ucap dia.

Ia tak memandang aktivitas mencurigakan. nan rutin dilihatnya hanya seorang wanita nan dipikirnya penyewa rumah. Ia terlihat suka menyapu halaman. Sesekali keluar naik mobil.

"Jam 11 siang 12. Saat mobil keluar, pintu dibuka setelah itu langsung ditutup lagi," ucap dia.

Sama seperti Ahmad, Untung juga tak pernah memandang belasan penduduk Tiongkok nan belakangan ditangkap polisi. Ia percaya hanya dua orang itulah nan menghuni rumah.

"Dua orang itu itu saja nan saya tahu. Pokoknya dia keluar pas jam makan siang. Kadang jika deket makan alias shopping sayuran pakai motor," ucap dia.

Penghuni Tak Melapor dan Tak Bayar Iuran

Ketua RT 10 RW 4, pun tak tahu aktivitas di kembali pagar rumah J-3. Iuran tak dibayar, penyewa tak pernah lapor, dan pemilik rumah tak diketahui keberadaannya. Sapto, sudah lama meletakkan berprasangka pada rumah di itu. lantaran penguni maupun pemilik tak bersikap kooperatif.

"Iya memang kita tuh agak berprasangka dengan rumah ini lantaran sudah lama tidak bayar iuran jadi kami selalu mendatangi rumah ini dalam keadaan kosong," ucap dia.

Sapto sempat mencoba menghubungi pihak nan diduga pemilik rumah. Tapi, dia tak berhasil. Orang-orang nan tinggal di dalam rumah pun tak pernah menyampaikan laporan resmi ke RT.

Menurutnya, rumah tersebut memang tak pernah dihuni oleh pemiliknya sendiri. Rumah itu selalu disewakan. Tapi sebelumnya, penyewa-pemyewa lama tetap melapor dan bayar tanggungjawab lingkungan.

"Ini rumah seorang penduduk tapi belum pernah tinggal disini rumah ini hanya disewakan aja kepada orang nan lain tapi selalu biasanya ada laporan selain nan terakhir ini," ucap dia.

Kronologi Penggerebekan