ARTICLE AD BOX
Jakarta, librosfullgratis.com - Ekonom senior nan juga merupakan pendiri CReco Research Institute, Raden Pardede mengungkapkan, informalitas di sektor ketenagakerjaan menjadi salah satu penyebab masalah perekonomian di Indonesia sehingga laju pertumbuhan stagnan di kisaran 5%.
Raden mengatakan tetap banyaknya sektor informal itu menjadi pertanda tak mampunya pemerintah membikin sektor-sektor ketenagakerjaan tercatat ke dalam sistem alias info pemerintah. Berakibat pada sulitnya mengakses pembiayaan dari lembaga jasa finansial hingga rendahnya penerimaan negara.
Hal itu pun berimplikasi langsung ke kemakmuran masyarakat, lantaran pengedaran kekayaan, pendapatan, hingga mobilitas kelas sosial dan ekonomi menjadi tidak dinamis.
"Saya pernah diminta melakukan satu kajian dengan World Bank di mana mereka memandang mobilitas daripada nan mini menjadi menengah, menjadi besar itu di kita itu enggak kelihatan," kata Raden dalam program Cuap Cuap Cuan librosfullgratis.com, Kamis (3/7/2025).
Jika informalitas itu bisa segera ditangani, efeknya dia katakan bakal sangat besar bagi perekonomian dan masyarakat. Pihak industri jasa keuangan akan mudah mendapat info input untuk menyalurkan pembiayaan, UMKM nan bisa sigap naik kelas, masyarakat kelas pekerja nan mudah mendapatkan pekerjaan formal, hingga pemerintah nan makin banyak mendapat objek maupun subjek pajak.
"Itu adalah sebetulnya dream daripada Indonesia. Itu adalah mimpi Indonesia. Sama seperti orang Amerika kan ada mimpi, American Dream. American Dream adalah jika dia sekolah, rajin, bekerja, dia menjadi middle income, anaknya dia pasti bakal bisa lebih bagus dari dia, naik kelas," paparnya.
Sebagaimana diketahui, tetap maraknya sektor-sektor ketenagakerjaan informal di Indonesia tergambar dari jumlah tenaga kerja informal di Indonesia tetap terus mendominasi struktur tenaga kerja.
Data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2025 jumlah tenaga kerja informal 86,56 juta orang alias 59,40% dari total masyarakat bekerja. Sementara itu, jumlah pekerja umum hanya 59,19 juta orang alias setara 40,60%.
(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonom Senior Ini Wanti-Wanti Soal Belanja Warga RI & Strong Dollar