ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan wacana sekolah dan madrasah bakal libur selama sebulan saat Ramadan tetap dibahas. Anggota Komisi VIII DPR F-PDIP Selly Andriyani Gantina meminta agar dilakukan kajian nan matang agar tidak mengurangi kualitas pendidikan.
"Pentingnya memastikan bahwa kebijakan ini tidak mengurangi kualitas pendidikan. Pendidikan kepercayaan maupun umum di madrasah dan pondok pesantren kudu tetap terjamin. Ramadan memang menjadi momen krusial untuk memperkuat nilai-nilai spiritual, tetapi kita juga kudu memastikan bahwa pembelajaran tetap melangkah dengan efektif, baik secara umum maupun non-formal. Jika libur panjang diterapkan, perlu ada skema untuk mengganti waktu belajar nan lenyap agar tidak ada kurikulum nan tertinggal," kata Selly kepada wartawan, Selasa (31/12/2024).
Selly mengatakan pendekatan berbeda untuk pesantren dan madrasah perlu dipertimbangkan. Dia menilai pesantren biasanya mempunyai sistem pembelajaran nan lebih fleksibel, karena berfokus pada pendidikan kepercayaan secara intensif, sehingga libur sebulan bisa dimanfaatkan untuk aktivitas keagamaan di luar kelas formal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun, untuk madrasah nan mengikuti kurikulum nasional, ada keterbatasan dalam mengatur almanak akademik, terutama jika libur ini berakibat pada agenda ujian alias penyelesaian materi," kata Selly.
Selain itu, Selly meminta agar libur selama satu bulan agar diimbangi dengan aktivitas produktif. Salah satunya dia mengusulkan adanya pesantren kilat.
"Pemerintah bisa mendorong program-program seperti pesantren kilat, pengarahan keagamaan, alias aktivitas sosial selama Ramadan untuk memastikan siswa tetap mendapatkan pembelajaran nan bermakna. Artinya, bukan libur selama Ramadan, tapi menggeser pendidikan dari lembaga formal--sekolah-pesantren ke lingkungan rumah, dan keluarga, rumah-baperkam-balai desa. Tinggal gimana negara mengontrol kualitas pendidikan tetap terjaga. Karena saya sadari, sebagaimana mengutip Ki Hajar Dewantara, setiap manusia adalah guru, dan setiap tempat adalah sekolah," ucap dia.
Selly mendukung kebijakan ini jika diterapkan dengan matang. Dia meminta pemerintah berbincang dengan lembaga pendidikan dan masyarakat sebelum memutuskan kebijakan ini.
"Saya mendukung kebijakan ini jika diterapkan dengan perencanaan nan matang, melibatkan perbincangan antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, serta memastikan tidak ada pihak nan dirugikan. Kita kudu memastikan bahwa semangat Ramadan bisa melangkah beriringan dengan kualitas pendidikan nan tetap terjaga," ucapnya.
Wacana Sekolah Libur Sebulan saat Ramadan
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar sebelumnya bicara soal wacana sekolah libur sebulan selama Ramadan. Nasaruddin mengatakan pondok pesantren sudah menerapkan libur selama Ramadan, tapi untuk sekolah-sekolah negeri maupun swasta tetap menunggu pengumuman.
"Ya, sebetulnya sudah penduduk Kementerian Agama, khususnya di pondok pesantren, itu libur. Tetapi sekolah-sekolah nan lain juga tetap sedang kita wacanakan, tetapi ya kelak tunggulah penyampaian-penyampaian," kata Nasaruddin kepada wartawan, di Monas, Senin (30/12) malam.
Dia menerangkan nan terpenting selama Ramadan adalah kualitas ibadahnya, bukan soal sekolah diliburkan alias tidak. Dia menekankan lagi, wacana libur sebulan di sekolah tetap menunggu perkembangan.
(lir/jbr)