ARTICLE AD BOX
Jadi intinya...
- Curah hujan tinggi dan drainase jelek sebabkan banjir di Jakarta.
- Pendangkalan sungai dan penurunan tanah memperparah kondisi banjir.
- Mitigasi jujur dan prasarana memadai kunci atasi banjir Jakarta.
librosfullgratis.com, Jakarta - Banjir tetap menjadi masalah kronis di Jakarta dan sekitarnya. Curah hujan tinggi seringkali disebut sebagai penyebab utama, namun akar masalahnya lebih kompleks dari itu. Apa saja faktor-faktor nan menyebabkan Jakarta menjadi langganan banjir, dan gimana upaya mitigasi nan efektif?
Banjir di Jakarta disebabkan oleh kombinasi aspek alam dan aktivitas manusia. Curah hujan ekstrem, pendangkalan sungai, penurunan muka tanah, dan sistem drainase nan jelek adalah beberapa penyebab utama. Selain itu, perubahan tata ruang dan kurangnya kesadaran masyarakat juga memperparah situasi.
Memahami akar masalah ini sangat krusial untuk menemukan solusi nan tepat dan berkelanjutan. Berikut adalah ulasan mendalam mengenai penyebab banjir di Jakarta dan upaya-upaya nan dapat dilakukan untuk mengatasinya.
Banjir setinggi hingga 170 cm merendam area Jati Padang, Jakarta Selatan dan Kebun Pala, Jakarta Timur sejak Senin dinihari. Petugas damkar dan polisi terus mengevakuasi penduduk dan berjaga di lokasi.
Curah Hujan Tinggi dan Kapasitas Drainase nan Tidak Memadai
Curah hujan dengan intensitas tinggi merupakan salah satu penyebab utama banjir di Jakarta. Ketika hujan deras mengguyur dalam waktu nan lama, volume air nan masuk ke sungai dan saluran drainase meningkat drastis. Jika kapabilitas drainase tidak memadai, air bakal meluap dan menyebabkan banjir.
Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, menjelaskan bahwa hujan ekstrem nan terjadi pada awal tahun menyebabkan saluran air kewalahan.
"Kapasitas saluran air tidak bisa menampung debit air nan begitu besar. Akibatnya, air meluap dan menyebabkan banjir di beragam titik," ujarnya.
Selain curah hujan lokal, air kiriman dari wilayah hulu juga berkontribusi terhadap banjir di Jakarta. Hujan deras di wilayah Bogor dan sekitarnya dapat menyebabkan Bendung Katulampa meluap dan meningkatkan debit air Kali Ciliwung, nan kemudian membanjiri Jakarta.
Pendangkalan dan Penyempitan Sungai
Pendangkalan dan penyempitan sungai menjadi masalah serius nan memperparah banjir di Jakarta. Sedimentasi dan pembangunan di bantaran sungai mengurangi kapabilitas tampung air, sehingga sungai tidak bisa menampung debit air nan tinggi saat hujan.
Sungai-sungai di Jakarta juga mengalami penyempitan akibat pembangunan terlarangan di bantaran sungai. Hal ini semakin mempersempit ruang bagi air untuk mengalir, sehingga meningkatkan akibat banjir. Normalisasi sungai menjadi salah satu upaya krusial untuk mengatasi masalah ini.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan upaya normalisasi sungai dengan langkah melebarkan dan mendalamkan sungai. Namun, upaya ini seringkali terkendala oleh masalah pembebasan lahan dan penolakan dari penduduk nan tinggal di bantaran sungai.
Penurunan Muka Tanah dan Banjir Rob
Penurunan muka tanah (subsidence) merupakan masalah serius nan dihadapi Jakarta, terutama di wilayah Jakarta Utara. Penurunan tanah ini disebabkan oleh pengambilan air tanah nan berlebihan dan beban gedung nan berat. Akibatnya, wilayah tersebut semakin rendah dan rentan terhadap banjir rob (banjir akibat air laut pasang).
Banjir rob seringkali terjadi di wilayah pesisir Jakarta Utara, terutama saat air laut pasang tinggi. Kondisi ini diperparah oleh penurunan muka tanah, nan membikin wilayah tersebut semakin rendah dan mudah tergenang air laut.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah telah membangun tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall) di sepanjang pantai Jakarta Utara. Tanggul ini berfaedah untuk menahan air laut dan mencegah banjir rob. Namun, proyek ini tetap dalam tahap pembangunan dan belum sepenuhnya efektif.
Kurangnya Kapasitas Drainase dan Sampah
Sistem drainase di Jakarta seringkali tidak memadai untuk menampung volume air hujan nan tinggi, terutama di wilayah padat penduduk. Saluran drainase nan sempit dan dangkal tidak bisa mengalirkan air dengan cepat, sehingga menyebabkan genangan air.
Masalah drainase diperparah oleh sampah nan menyumbat saluran air. Masyarakat nan membuang sampah sembarangan menyebabkan saluran air tersumbat dan tidak berfaedah dengan baik. Hal ini menghalang aliran air dan meningkatkan akibat banjir.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan upaya pembersihan dan normalisasi saluran drainase. Namun, masalah sampah tetap menjadi tantangan nan susah diatasi. Perlu adanya kesadaran dan partisipasi aktif dari masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan.
Perubahan Tata Ruang dan Alih Fungsi Lahan
Perubahan tata ruang dan alih kegunaan lahan juga berkontribusi terhadap meningkatnya akibat banjir di Jakarta. Konversi lahan hijau menjadi area terbangun mengurangi keahlian tanah untuk menyerap air hujan, sehingga meningkatkan aliran permukaan nan menuju ke sungai dan menyebabkan banjir.
Pembangunan prasarana dan pemukiman mengurangi area resapan air, meningkatkan volume dan kecepatan aliran permukaan. Hal ini menyebabkan air lebih sigap mencapai sungai dan saluran drainase, sehingga meningkatkan akibat banjir.
Penting untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan. Pemerintah perlu mengatur tata ruang dengan bijak dan membatasi alih kegunaan lahan hijau. Selain itu, pengembangan prasarana hijau seperti taman kota dan rimba kota juga krusial untuk meningkatkan keahlian tanah dalam menyerap air hujan.
Mitigasi nan Jujur dan Infrastruktur nan Memadai
Pengamat perkotaan beranggapan bahwa penanganan banjir di Jakarta memerlukan mitigasi nan jujur dan prasarana nan memadai. Dana hasil efisiensi nan terkumpul di pemerintah pusat sebaiknya digunakan untuk membangun prasarana pencegah banjir di Bekasi dan sekitarnya.
Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, menekankan peran kiriman air dari wilayah lain dan posisi Bekasi di wilayah rendah sebagai aspek penting. "Wilayah muara saat ini sedang mengalami kondisi air nan juga tinggi nan menyebabkan aliran air sungai tertahan," katanya.
Menteri PU Dody Hanggodo menyatakan bahwa Kementerian PU bakal memberikan support penuh dalam menangani akibat banjir di Bekasi. "Kami terus memprioritaskan keselamatan dan kenyamanan masyarakat terdampak. Kementerian PU bakal memberikan support penuh dalam menangani akibat banjir di Bekasi," ujarnya.