ARTICLE AD BOX
Jakarta, librosfullgratis.com - Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan, bahwa dia siap untuk berkompromi dengan Presiden terpilih AS Donald Trump. Bahkan, menurutnya mau berbincang "kapan saja".
Di samping itu, Trump sendiri telah menyerukan dimulainya negosiasi, nan memicu kekhawatiran di Ukraina bahwa dia dapat memaksa Kyiv untuk menerima perdamaian dengan persyaratan nan menguntungkan Moskow. Namun, dia sendiri baru bakal resmi memimpin 20 Januari 2025.
"Saya tidak tahu kapan saya bakal menemuinya," kata Putin dalam sebuah konvensi peras akhir tahun Kamis, dimuat AFP, Jumat (20/12/2024).
"Ia tidak mengatakan apa pun tentang perihal itu. Saya belum berbincang dengannya selama lebih dari empat tahun. Tentu saja saya siap untuk itu. Kapan saja," tambahnya.
"Jika kita pernah mengadakan pertemuan dengan Presiden terpilih Trump, saya percaya kita bakal mempunyai banyak perihal untuk dibicarakan," jelasnya lagi menambahkan Rusia bersiap untuk "negosiasi dan kompromi".
Sebelumnya kekhawatiran bakal perang bumi 3 (PD 3) muncul setelah pemerintah Presiden AS saat ini Joe Biden, mengizinkan Ukraina memakai senjata Army Tactical Missile System (ATACMS) milik Wahington untuk menyerang ke dalam Rusia. Hal tersebut kemudian membikin Putin mengubah doktrin nuklir, di mana Rusia bakal mempertimbangkan serangan nuklir jika negara itu alias sekutunya Belarusia, menghadapi agresi dengan penggunaan senjata konvensional nan menimbulkan ancaman kritis terhadap kedaulatan dan (atau) integritas teritorial mereka.
Kemenangan Rusia & Rudal Balistik Hipersonik
Di kesempatan nan sama, laki-laki berumur 72 tahun itu mengatakan pasukannya sekarang memegang kendali di medan perang.
Klaimnya itu datang setelah muncul laporan serangan Rusia di timur laut Ukraina telah menewaskan tiga orang, ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin Uni Eropa (UE) di Brussels, Belgia.
"Kami betul-betul bakal mengusir mereka," ujar Putin menyebut pasukan Ukraina.
"Benar-benar. Tidak mungkin dengan langkah lain. Namun, pertanyaan tentang tanggal tertentu, maaf, saya tidak dapat mengatakannya sekarang," tambahnya saat seorang wanita dari wilayah medan perang utama, Kurk, menanyakan kapan dia bisa kembali ke rumah mereka di sana.
Ia pun mengulangi ancamannya untuk menyerang Kyiv dengan rudal balistik hipersonik baru Rusia, Oreshnik. Menurutnya senjata itu bakal membuktikan "duel teknologi tinggi" antara Barat dan Rusia untuk menguji pertahanan udara mana nan paling kebal.
"Biarkan mereka menetapkan beberapa sasaran untuk diserang, katakanlah di Kyiv," katanya.
"Mereka bakal memusatkan semua pertahanan udara mereka di sana. Dan kami bakal meluncurkan serangan Oreshnik di sana dan memandang apa nan terjadi," tambahnya.
Ekonomi Rusia
Di kesempatan nan sama, Putin juga berbincang soal pembaruan ekonomi Rusia. Negeri itu sekarang menghadapi inflasi tinggi, di tengah peningkatan besar pengeluaran negara dan kekurangan tenaga kerja akibat konflik.
"Situasinya stabil, meskipun ada ancaman eksternal dengan menyebut pengangguran nan rendah dan pertumbuhan industri," klaimnya.
"(Namun) inflasi merupakan sinyal nan mengkhawatirkan," tambahnya menyebut nilai untuk makanan seperti mentega dan daging "tidak menyenangkan".
Ia menyatakan hukuman Barat ke Rusia merupakan aspek meski, tegasnya, tidak mempunyai "signifikansi utama". Ia berambisi bank sentral, nan diperkirakan bakal meningkatkan suku kembang lagi pada hari Jumat untuk mendinginkan inflasi, bakal mengambil keputusan nan "seimbang".
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Putin Siap Kopdar "Kapan Saja" Dengan Trump
Next Article PD 3 di Depan Mata? Putin Buat 'Drone Kiamat' untuk Perang Nuklir