ARTICLE AD BOX
Jakarta -
BMKG resmi mengakhiri peringatan awal tsunami di sepuluh wilayah Indonesia imbas gempa luar biasa Rusia. Sepuluh wilayah ini sempat berstatus waspada.
"Peringatan awal TSUNAMI nan disebabkan oleh Gempa Kamchatka M 8,7 SR tanggal 30 Juli 2025 06:24:50 WIB, dinyatakan telah berakhir," ujar Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, Rabu (30/7/2025).
Adapun sepuluh wilayah nan waspada potensi tsunami antara lain Talaud, Gorontalo Utara, Halmahera Utara, Manokwari, Raja Ampat, Biaknumfor, Supiori, Sorong bagian Utara, Jayapura dan Sarmi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BMKG sempat mendeteksi gelombang tsunami Sarmi, Papua setinggi 20 sentimeter. Deteksi tersebut menjadi indikasi bahwa gelombang tsunami sempat memasuki wilayah perairan Indonesia.
Sebelumnya, gempa bumi magnitudo (M) 8,7 di Semenanjung Kamchatka Timur Jauh Rusia membikin sejumlah negara mengeluarkan peringatan awal tsunami. Semenanjung ini berbatasan dengan Samudera Pasifik.
Semenanjung Kamchatka merupakan daratan panjang nan menjorok dari Rusia dan ujung timur laut Asia. Panjang 1.250 kilometer dan luas 270.000 kilometer persegi.
Semenanjung ini juga berbatasan dengan Laut Okhotsk di sebelah barat dan Samudra Pasifik di sebelah timurnya. Gempa ini membawa tsunami ke sisi lain Samudra Pasifik. Di mana beberapa negara berbatasan langsung dengan laut Samudra Pasifik, seperti Amerika Serikat, Jepang, Filipina hingga Indonesia. Amerika Serikat dan Jepang mengeluarkan peringatan awal tsunami akibat gempa Rusia.
Adapun BMKG berasas hasil analisisnya menyampaikan gempa Rusia berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia dengan ketinggian tsunami kurang dari 0,5 meter. BMKG mengimbau masyarakat pesisir di 10 wilayah tersebut menjauhi area pantai.
BMKG Pantau Gempa Pakai Tsunami Gauge
BMKG memantau gempa itu menggunakan tsunami gauge. Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono selama pemantauan memonitor teluk-teluk nan sempit di Indonesia.
"Warning alias peringatan awal hari ini mengenai dengan status ancamannya adalah waspada alias kurang dari 0,5 meter. Namun pada kasus-kasus unik di area nan sangat lokal pada pantai nan berbentuk teluk alias sorong nan sempit, maka bakal memungkinkan terjadinya amplifikasi tsunami sehingga amplifikasinya bisa lebih dari 0,5 meter. Ini nan kudu kita waspadai," kata Daryono.
Tsunami gauge adalah perangkat sensor observasi muka laut nan dirancang unik untuk pemantauan tsunami, baik jenis seismik maupun nonseismik. Fungsi tsunami gauge adalah mengawasi tinggi muka air laut secara real time.
(idn/imk)