Permen Karet Berusia 5.700 Tahun Ungkap Wajah Dan Makanan Manusia Purba

Sedang Trending 4 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX
Permen Karet Berusia 5.700 Tahun Ungkap Wajah dan Makanan Manusia Purba Getah pohon birch berumur 5.700 tahun ungkap DNA wanita purba, mikroba mulut, hingga jejak makanan hazelnut dan bebek. (earth)

SEPOTONG mini getah pohon birch nan ditemukan di Pulau Lolland, rupanya menyimpan banyak info tentang kehidupan seseorang di masa lalu. Dari resin nan tetap terlihat jejak gigitannya, para intelektual sukses menemukan DNA manusia, mikroba dari mulut, hingga sisa-sisa makanan.

Penemuan ini berumur sekitar 5.700 tahun, tepat pada masa ketika pertanian mulai menyebar ke wilayah Skandinavia selatan. Hal ini memberikan gambaran unik tentang kehidupan manusia kuno, di sebuah letak nan tidak mempunyai kerangka manusia nan terkubur.

Penelitian nan dipimpin Theis ZT Jensen dari Globe Institute, Universitas Kopenhagen (GIUC), sukses merekonstruksi genom manusia purba dari sepotong getah pohon birch nan dikunyah. Serta dikalibrasi 5.858 dan 5.661 tahun sebelum sekarang. Usia getah ditentukan dengan penanggalan radiokarbon, lampau dikonfirmasi sebagai getah birch, lewat uji spektroskopi dan spektrometri massa. Analisis kimia menunjukkan adanya senyawa unik seperti betulin.

Resin ini kemungkinan dikunyah untuk melunakkannya sebelum dipakai dalam pembuatan alat, lantaran getah segar bakal sigap mengeras ketika dingin. Selain itu, sifat antiseptik ringan nan dimilikinya membikin resin ini bisa berfaedah sebagai pembersih mulut praktis.

Situs Syltholm tempat penemuan ini sangat baik dalam mengawetkan material organik. Namun, sejauh ini bukti langsung keberadaan manusia dari letak tersebut hanya berupa potongan getah nan tetap menyimpan jejak gigitan.

Bagaimana mereka bisa mengambil DNA dari permen karet?

Dari getah birch nan dikunyah, peneliti memperoleh sekitar 390 juta pembacaan DNA, sepertiganya cocok dengan genom manusia. Data ini memungkinkan rekonstruksi genom seorang perempuan, dengan kedalaman 2,3x serta DNA mitokondria, komplit dari garis keturunan K1e di Eropa prasejarah.

Temuan ini menunjukkan getah birch, dapat menjadi sumber DNA antik nan berharga. Biasanya studi genetika purba mengandalkan gigi alias tulang, namun resin nan dikunyah rupanya bisa menyimpan materi genetik manusia dalam jumlah sebanding.

Apa nan terungkap dari DNA-nya?

Analisis penentuan jenis kelamin menunjukkan pengunyah resin tersebut adalah seorang perempuan. Berdasarkan pola pemetaan pada kromosom X dan Y. 

"Kami juga menemukan bahwa dia kemungkinan berkulit gelap, berbulu cokelat tua, dan bermata biru," tulis Jensen. 

Prediksi sifat ini diperoleh menggunakan sistem HIrisPlex S, nan menegaskan perseorangan tersebut mempunyai kulit gelap, rambut cokelat tua, dan mata biru.

Mikroba di dalam mulut

Selain DNA manusia, getah kunyahan juga menyimpan profil mikrobioma mulut, nan mirip dengan kuman komensal manusia modern. Tim menemukan kuman dari kompleks merah nan mengenai penyakit periodontal, seperti Porphyromonas gingivalis dan Treponema denticola, nan dapat berkembang dalam kondisi tertentu dan memicu masalah gusi.

Jejak makanan nan tersisa

Analisis DNA dari resin kunyahan mengungkap sisa hazelnut (Corylus avellana) dan bebek mallard (Anas platyrhynchos). Makanan umum di Skandinavia pada masa Mesolitikum hingga awal Neolitikum. Jejak ini kemungkinan berasal dari hidangan terakhir sebelum resin dikunyah, sedangkan DNA birch berasal dari getah itu sendiri.

Permen karet kuno, DNA, dan sains modern

Getah resin nan dikunyah, bisa menjadi sumber info berbobot ketika tulang manusia lenyap alias rapuh. Karena perihal ini bisa mengungkap leluhur, sifat fisik, ekologi mulut, hingga jejak makanan. Dengan demikian, aktivitas sederhana seperti mengunyah resin, dapat menyimpan banyak info tentang tubuh, kebiasaan, serta lingkungan. (Earth/Z-2)