ARTICLE AD BOX
Jakarta, librosfullgratis.com - Komisi XII DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) berbareng Dirjen Migas Kementerian ESDM, SKK Migas, BPH Migas, dan Pertamina. Agenda ini membahas dugaan makro sektor ESDM nan realistis dan adaptif terhadap dinamika dunia serta bisa menjawab kebutuhan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Sektor migas memegang peranan sangat krusial dalam mendukung ketahanan daya nasional sekaligus menjadi salah satu kontributor utama penerimaan negara. Namun perihal itu juga dihadapkan pada tantangan nyata mulai dari lifting migas nan belum optimal hingga kebutuhan bakal efisiensi pengelolaan blok migas," ungkap Ketua Komisi XII DPR RI, Bambang Patijaya dikutip, Selasa (1/7/2025).
Dalam kesempatan itu Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tri Winarno menyampaikan komitmennya untuk mencapai sasaran lifting produksi migas.
"Untuk mencapai sasaran tersebut, pemerintah menerapkan sejumlah strategi dalam peningkatan produksi migas, di antaranya dengan melakukan optimasi lapangan produksi, juga dengan reaktivasi sumur dan lapangan idle alias lapangan nan sudah tidak berproduksi," ujar Tri.
Pada kesempatan nan sama, Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina, Jaffee Arizon Suardin menyampaikan bahwa tantangan operasi produksi 2025, utamanya disebabkan oleh natural decline sekitar 21% setiap tahunnya.
"Pertamina secara oil equivalent per day, prognosa di akhir 2025 ini diperkirakan bakal naik 3%," ungkap Jaffee.
Adapun beberapa upaya nan dilakukan Pertamina dalam meningkatkan lifting migas, seperti perencanaan optimasi sumur dengan penerapan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR), pembukaan beberapa sumur baru, hingga akuisisi lapangan migas di luar negeri melalui Subholding Upstream Pertamina, Pertamina Hulu Energi.
Pertamina saat ini berkontribusi 69% terhadap produksi minyak nasional dan 37% terhadap produksi gas nasional.
Pada tahun ini, melalui Subholding Upstream, Pertamina sukses mencatatkan produksi minyak dan gas bumi sebesar 1,04 juta barel setara minyak per hari (MMBOEPD) hingga bulan Mei 2025. Terdiri dari produksi minyak 559 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2.800 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Selain itu, melalui Subholding Upstream, Pertamina juga sukses menyelesaikan pengeboran 5 sumur eksplorasi, 341 sumur pengembangan, 523 aktivitas workover dan 15.424 aktivitas well services.
Sepanjang 2025, Pertamina Hulu Energi sukses mencatatkan capaian strategis baik portfolio domestik maupun overseas. Adapun pada 2025 telah dibukukannya sejumlah sumber daya migas baru nan menjanjikan baik konvensional maupun migas non konvensional dengan total potensi migas terambil alias sumber daya 2C sebesar 767 juta barel setara minyak (MMBOE). Tak hanya itu, PHE mencatatkan penambahan persediaan P1 migas sebesar 40,9 MMBOE.
Keberhasilan operasional pengeboran sumur di onshore Jawa Barat (EPN-002) dan akuisisi 3D seismik pada beberapa wilayah kerja onshore Sumatera. Termasuk penandatanganan Kontrak Bagi Hasil Wilayah Kerja (WK) Melati dan WK Binaya nan merupakan hasil lelang Wilayah Kerja tahap I dan II tahun 2024. Hingga Mei 2025, PHE telah melakukan survei seismik 3D seluas 452 kilometer persegi.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengguna BBM Solar Subsidi Bakal Diperketat, Pertamina Buka Suara