ARTICLE AD BOX
FOTO Internasional
Reuters, librosfullgratis.com
07 July 2025 06:30

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei muncul di hadapan publik untuk pertama kalinya sejak dimulainya perang udara antara Iran dan Israel pada 13 Juni lalu. Ia menghadiri aktivitas keagamaan memperingati Ashura, hari paling suci bagi Muslim Syiah, sebagaimana terlihat dalam video nan disiarkan oleh televisi pemerintah pada Sabtu (5/7/2025). (Office of the Iranian Supreme Leader/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS)

Kemunculan ini menjadi momen krusial setelah beragam laporan menyebut bahwa Khamenei sempat berada di “lokasi nan aman” demi argumen keamanan, menyusul serangan udara Israel nan menargetkan akomodasi nuklir Iran dan menewaskan sejumlah tokoh penting, termasuk komandan militer dan intelektual nuklir. (Office of the Iranian Supreme Leader/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS)

Video menunjukkan puluhan orang berdiri menyambut kehadiran Khamenei, melantunkan yel-yel keagamaan saat dia memasuki aula nan kerap digunakan untuk acara-acara resmi kenegaraan. (Tangkapan Layar Video Reuters/POOL VIA WANA)

Selama 12 hari konflik, Khamenei memilih untuk tidak tampil di publik dan hanya menyampaikan pesan-pesan melalui rekaman video. Salah satu pesan direkam pada 26 Juni, di mana dia menegaskan bahwa Iran tidak bakal tunduk pada tekanan internasional, termasuk seruan dari Presiden AS Donald Trump. (Office of the Iranian Supreme Leader/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS)

Perang dimulai ketika Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Iran pada 13 Juni, menargetkan prasarana nuklir dan pangkalan militer. Iran merespons dengan meluncurkan rudal ke wilayah militer dan kota-kota Israel. Situasi memanas setelah Amerika Serikat turut serta dalam bentrok pada 22 Juni dengan menyerang akomodasi nuklir Iran. (Office of the Iranian Supreme Leader/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS)

Ketegangan ini menandai krisis paling serius bagi Iran sejak perang Iran-Irak pada 1980-an, dan tetap menjadi sorotan bumi internasional nan menyerukan deeskalasi segera untuk mencegah ekspansi bentrok di kawasan. (Tangkapan Layar Video Reuters/POOL VIA WANA)