ARTICLE AD BOX
Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengungkapkan bahwa Israel, nan bulan lampau terlibat perang selama 12 hari dengan Teheran, telah melakukan upaya pembunuhan terhadap dirinya. Pezeshkian menyebut upaya Tel Aviv itu berujung kegagalan.
Pernyataan ini, seperti dilansir AFP, Selasa (8/7/2025), disampaikan Pezeshkian dalam wawancara dengan tokoh media Amerika Serikat (AS), Tucker Carlson, nan dirilis pada Senin (7/7) waktu setempat.
Hal ini diungkapkan Pezeshkian sekitar kurang dari sebulan setelah Israel melancarkan rentetan pengeboman nan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Iran, nan menewaskan sejumlah komandan militer dan intelektual nuklir negara tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serangan-serangan mematikan Tel Aviv dilancarkan dua hari sebelum Teheran dan Washington dijadwalkan berjumpa untuk putaran terbaru perundingan nuklir antara kedua negara. Serangan itu menghalang negosiasi nan bermaksud mencapai kesepakatan atas program nuklir Iran.
Saat ditanya soal apakah dirinya meyakini Israel telah mencoba untuk membunuhnya, Pezeshkian mengatakan: "Iya, mereka memang mencoba. Mereka bertindak seperti itu, tetapi gagal."
"Bukan Amerika Serikat nan berada di kembali upaya pembunuhan terhadap saya. Melainkan Israel. Saya sedang dalam sebuah pertemuan... mereka mencoba membombardir area nan menjadi tempat kami mengadakan pertemuan itu," ucap Pezeshkian, merujuk pada upaya pembunuhan selama perang baru-baru ini.
Menurut otoritas kehakiman Iran, lebih dari 900 orang tewas selama perang 12 hari berlangsung. Sementara laporan otoritas Tel Aviv menyebut sedikitnya 28 orang tewas di Israel akibat rentetan serangan jawaban Iran nan melibatkan rudal dan drone.
Perang 12 hari antara Iran dan Israel juga menyeret AS, nan melancarkan pengeboman nan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap tiga akomodasi nuklir Teheran, ialah Fordow, Isfahan, dan Natanz. Pertempuran udara sengit itu diakhiri dengan gencatan senjata nan berjalan sejak 24 Juni lalu.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, pada 16 Juni lalu, tidak mengesampingkan rencana untuk membunuh pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, nan disebutnya bakal "mengakhiri konflik", setelah muncul laporan nan menyebut Presiden AS Donald Trump memveto tindakan tersebut.
Pezeshkian, dalam wawancara dengan Carlson, menuduh Netanyahu mengejar "agendanya sendiri" untuk "perang selamanya" di Timur Tengah, dan mendesak AS untuk tidak terseret ke dalamnya.
"Pemerintah AS kudu menahan diri untuk tidak terlibat dalam perang nan bukan perangnya Amerika, melainkan perangnya Netanyahu," cetusnya.
Pezeshkian menambahkan bahwa Iran "tidak mempunyai masalah" untuk memulai kembali perundingan nuklir dengan AS, asalkan rasa saling percaya dapat dibangun kembali antara kedua negara. Dia memperingatkan bahwa AS mempunyai dua langkah untuk menghadapi Iran: perdamaian alias perang.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini