Tahun 2024 Penuh Perang-bencana Alam, Sri Mulyani: Tapi Apbn Ri Sehat!

Sedang Trending 9 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, librosfullgratis.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku sangat berterima kasih APBN tahun anggaran 2024 sehat dan memperoleh opini wajar tanpa pengecualian alias WTP saat kondisi perekonomian mulai carut marut akibat perang di beragam bagian bumi hingga maraknya musibah alam pada tahun itu.

Hal ini dia ungkapkan di hadapan para personil majelis saat menyampaikan keterangan pemerintah terhadap RUU Pertanggungjawaban APBN TA 2024 dalam sidang rapat paripurna DPR ke-21 di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (1/7/2025).

"Dengan mengucap syukur alhamdulillah pada Tahun Anggaran 2024 pemerintah kembali peroleh WTP atas LKPP 2024 dari BPK. BPK apalagi memberikan penilaian terbaik nan mencerminkan komitmen terhadap akuntabilitas dan transparansi pengelolaan finansial negara," ungkap Sri Mulyani saat berpidato.

Sebagaimana diketahui, APBN 2024 tetap mengalami defisit 2,3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) terbilang sesuai dengan sasaran sebesar 2,29% dari PDB. Defisit itu diisebabkan realisasi shopping negara sebesar Rp 3.359,8 triliun dan pendapatan negara mencapai Rp 2.850,6 triliun.

Sri Mulyani mengatakan, defisit APBN itu patut disyukuri lantaran penyelenggaraan APBN 2024 dilakukan di tengah banyaknya tekanan ekonomi dari sisi dunia nan mempengaruhi stabilitas nilai nan berpotensi berakibat pada APBN. Misalnya, mulai dari bentrok bersenjata antara Rusia dan Ukraina nan tak kunjung berhujung sejak 2022.

Lalu, bentrok di Timur Tengah dia sebut meningkat, ditambah dengan bentrok militer bentuk di laut merah nan menjadikan wilayah tersebut sebagai area bentrok maritim dan memperburuk ancaman terhadap rantai pasok global.

"Aktivitas perdagangan lewat Terusan Suez sempat turun nyaris 50% pada kuartal I-2024 dan persoalan klasik antara RRT serta Taiwan nan melibatkan pelaku besar terus mengemuka, psywar terus berlangsung, baik melalui kebijakan ekonomi maupun melalui tindakan militer di sekitar perbatasan Tiongkok dan Taiwan," kata Sri Mulyani

Adapula keputusan Amerika Serikat melalui United States Trade Representative (USTR) nan mengumumkan langkah signifikan meningkatkan tarif impor atas produk Tiongkok pada Mei 2024, terutama produk Electric Vehicle (EV) dari 25% menjadi 100%, baterai untuk EV dari 7,5% menjadi 25%, serta kenaikan tarif untuk bahan mineral kritis, baja, aluminium, dan panel surya.

"Disusul beberapa kali kenaikan lanjutan hingga akhir tahun 2024. Perang jual beli antardua negara terbesar di bumi menjadi variabel akibat ketidakpastian nan dampaknya merembet ke seluruh bumi termasuk Indonesia," papar Sri Mulyani.

Selain bentrok antarnegara, 2024 dia ingatkan juga sangat kental diwarnai oleh kejadian "Super Election Year". Pemilu dilaksanakan di lebih dari 70 negara, termasuk di sejumlah negara nan tengah terlibat dalam konflik. Hal ini tentunya berakibat pada peningkatan akibat ketidakpastian nan dapat mengganggu stabilitas ekonomi, tekanan terhadap pasar keuangan, perlambatan investasi, dan terganggunya rantai pasok global.

Dampak langsung atas akibat ketidakpastian tersebut kata Sri Mulyani sebetulnya telah dirasakan Indonesia, termasuk APBN. Minyak mentah, komoditas utama nan banyak dihasilkan negara-negara di Timur Tengah, mengalami kenaikan nilai hingga mencapai level US$ 91,2 per barel di awal April 2024. Melonjak tajam dibandingkan rata-rata nilai sebelum bentrok nan di bawah US%80 per barel

"Demikian halnya biaya logistik, meningkat signifikan akibat rute logistik nan menjadi lebih panjang dan menyantap waktu lebih lama," tegas bendaharawan negara.

Tidak berakhir pada situasi tersebut, tantangan akibat El Nino juga tetap bersambung pada 2024. Sri Mulyani mengatakan, hasilnya nilai pangan bumi terutama beras sempat melonjak. Selain disrupsi dari sisi produksi, tekanan nilai diperburuk oleh perlindungan ekspor komoditas pangan oleh negara-negara produsen untuk melindungi kebutuhan domestik. India, misalnya, membatasi ekspor beras, gula, dan bawang, sementara Rusia membatasi ekspor gandum, jagung, barley, dan minyak kembang matahari.

Situasi dunia nan menantang dan El Nino saat itu tetap bersambung berakibat pada perekonomian domestik di paruh pertama tahun 2024. Pada saat nan sama, Indonesia juga melaksanakan Pemilu, dari Pemilihan Presiden hingga Pemilihan Anggota Dewan Perwakilan Daerah level Kabupatan/Kota.

"Dampak El Nino sangat dirasakan di dalam negeri, terutama pada sektor pangan. Akibat El Nino, inflasi volatile food menyentuh 10,3% (yoy), mendorong headline inflation ke level 3,1% (yoy) pada bulan Maret tahun 2024," ucap Sri Mulyani.

Beras kala itu pun, dia ingatkan menjadi penyumbang terbesar inflasi pangan. Untuk mengatasinya, Pemerintah bekerja keras melalui Bulog dengan menggelontorkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar dan retail modern.

Pemerintah juga mempercepat impor beras dari Thailand, Vietnam, dan Pakistan untuk menambah stok nasional. Program support sosial pangan (beras 10 kg) nan diberikan di akhir tahun 2023 untuk menopang daya beli masyarakat rentan akibat lonjakan nilai pangan tetap dilanjutkan.

Berbagai gejolak dunia juga Sri Mulyani sebut telah memicu tekanan pasar finansial domestik. Pada bulan Juni 2024, nilai tukar Rupiah terdepresiasi tajam dari rata-rata di bawah Rp16.000 per USD pada awal tahun ke Rp16.486 per dolar AS, merupakan titik terlemah di tahun tersebut. Indeks nilai saham campuran turun dari kisaran 7.300 di awal 2024 hingga ke titik terendah tahun 2024 di 6.726,9 pada 19 Juni.

"Dengan latar belakang situasi tersebut, kita patut berterima kasih lantaran perekonomian Indonesia menuju akhir tahun 2024 berangsur pulih, dari situasi berat di paruh pertama tahun 2024," ucap Sri Mulyani.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Sri Mulyani Bawa Kabar Baik, Setoran Pajak Berbalik Positif di Maret