Trump Dijadwalkan Kunjungi Texas Jumat Ini, Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX
Trump Dijadwalkan Kunjungi Texas Jumat Ini, Tinjau Lokasi Banjir Bandang Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt,(Media Sosial X)

PRESIDEN Donald Trump dijadwalkan bakal mengunjungi wilayah Texas nan terdampak banjir bandang, Jumat (11/7), menurut pernyataan resmi Gedung Putih.

Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan rencana kunjungan ini disusun dengan mempertimbangkan kondisi di lapangan dan dampaknya terhadap proses pemulihan.

"Rencana perjalanan Presiden tetap diatur. Kami berambisi kunjungan dilakukan akhir pekan ini, kemungkinan besar pada hari Jumat," ujar Leavitt, Minggu (6/7). "Namun tentu saja, waktunya bakal disesuaikan dengan kondisi dan kesiapan pejabat negara bagian serta lokal di lapangan."

Trump sendiri sempat mengungkapkan keinginannya untuk segera datang ke letak bencana, namun menekankan bahwa dia tidak mau mengganggu upaya pengamanan nan tetap berlangsung. 

Kecam Demokrat

Leavitt juga mengecam pihak Demokrat nan dinilainya mencoba menyalahkan Presiden Trump atas musibah tersebut.

"Sayangnya, di tengah musibah alam nan terjadi sekali dalam satu generasi ini, kami memandang beragam ketidakejujuran disebarkan oleh pihak Demokrat, seperti Senator Chuck Schumer dan beberapa personil media. Menyalahkan Presiden Trump atas banjir ini adalah ketidakejujuran biadab dan tidak membawa faedah apa pun di masa berkabung nasional seperti sekarang,” ujar Leavitt dalam bertemu pers hari ini.

Senator Schumer diketahui mengirim surat kepada Penjabat Inspektur Jenderal Departemen Perdagangan, Roderick Anderson, untuk meminta penyelidikan atas kekosongan staf di Layanan Cuaca Nasional (NWS). Dalam surat tersebut, dia mempertanyakan apakah kekurangan personel turut berkontribusi pada banyaknya korban jiwa saat banjir terjadi.

Pemangkasan Staf NWS

Pemerintahan Trump sebelumnya memangkas signifikan jumlah staf NWS dan telah mengumumkan rencana untuk menghapuskan Badan Penanggulangan Bencana Federal (FEMA) pada akhir tahun ini.

Trump, Minggu lalu, menyatakan tidak percaya pemangkasan staf NWS menjadi aspek utama dalam besarnya akibat musibah tersebut. Ia juga menyatakan tidak ada rencana untuk merekrut kembali para mahir cuaca nan telah diberhentikan.

Leavitt memihak NWS dan menegaskan lembaga tersebut “telah menjalankan tugasnya” dengan mengeluarkan prakiraan dan peringatan cuaca sejak Kamis lalu.

“Kepada siapa pun nan sengaja menyebarkan ketidakejujuran tentang fakta-fakta seputar musibah ini, Anda semestinya merasa sangat malu,” kata Leavitt. Ia menambahkan, “Ini adalah peristiwa kehendak Tuhan. Bukan kesalahan pemerintah bahwa banjir terjadi pada saat itu.”

Dua instansi NWS di Texas—Austin-San Antonio dan San Angelo—yang bertanggung jawab atas pemantauan Sungai Guadalupe memang mengalami kekurangan staf penting. Meski begitu, keduanya tetap mengeluarkan sejumlah besar peringatan mengenai potensi banjir.

Sementara itu, Pemimpin Minoritas DPR dari Partai Demokrat, Hakeem Jeffries, menyebut musibah ini sebagai “tragedi nan mengerikan dan tak terbayangkan” saat tampil di aktivitas The View pagi tadi.

“Dalam menghadapi musibah alam, krisis iklim, dan cuaca ekstrem, kita tidak boleh menjadikannya arena politik. Tidak saat kebakaran hutan, tidak pula saat banjir seperti ini. nan kudu kita lakukan adalah memastikan rakyat Amerika mendapatkan support nan mereka butuhkan dan layak dapatkan,” ujar Jeffries. (CNN/Z-2)